S E V E N T E E N

43.5K 5.3K 347
                                    

Hai, maaf ya baru update
Author beberapa hari kemarin, lagi gak fit.
Jadi gak bisa nulis dulu,
Author minta maaf ya🙏
Dan author mutusin buat double update 🍭✨

Happy reading! 📖

Cia terlihat berjalan dengan pelan menuju ruang musik untuk bertemu dengan ketua kelasnya yang katanya sedang berada di ruang musik.

Cia memandang pintu didepannya, kemudian mengetuk pintu besar itu perlahan.

Tok! Tok!

Setelah mengetuk pintu itu, Cia pun segera membuka pintu itu dengan perlahan sembari kepalanya yang terlihat menyembul kedalam, untuk melihat, apakah orang yang dicarinya ada atau tidak.

Tetapi Cia tak mendapatkan satu orang pun yang ada di dalam ruang musik itu, Cia mengerucutkan bibirnya saat matanya tak mendapati orang yang dicarinya.

Tetapi saat Cia akan menutup kembali pintu itu,

" Cari siapa? " Suara itu terdengar sangat datar dan agak serak.

Cia meneguk ludahnya takut saat mendengar suara serak itu, dengan keberanian yang masih tersisa, Cia kembali menyembul-kan kepalanya kearah suara itu datang lalu kemudian masuk perlahan kedalam ruang musik itu.

Dan tatapan Cia pun jatuh pada punggung lebar nan tegap yang terlihat membelakanginya.

" C-cia lagi nyari Raden kak, ketua kelas Cia " Ujar Cia gugup walaupun cowok itu terlihat membelakanginya tetapi aura cowok itu tetap mengintimidasi setiap orang yang menatapnya, entah dari sisi apapun.

Beberapa saat hening, kemudian cowok itu tiba-tiba membalikkan tubuhnya, menghadap Cia.

Cia tertegun saat melihat mata berwarna biru tua itu, Cia meneguk ludahnya dengan perasaan yang makin gugup saja kemudian Cia pun menundukkan kepalanya.

Cia dapat merasakan tatapan mata tajam cowok itu yang menghunus-nya dengan tajam. Cia semakin menundukkan kepalanya seraya menggigit bibirnya antara gugup dan takut.

Cia dapat mendengar cowok itu menghela nafasnya, Cia dapat merasakan punggung nya yang dingin hanya karena helaan nafas cowok itu yang mengantarkan gelenyar aneh pada Cia.

" Gak ada, " Ujar cowok itu dengan suaranya yang agak serak dan datar, yang membuat suara cowok itu terdengar seksi dan mendominasi.

Memberanikan diri, Cia pun akhirnya memundurkan tubuhnya perlahan, berusaha menjauh dari cowok yang mempunyai aura sangat mengerikan bagi Cia.

" K-kalo gitu, C-cia pergi dulu kak, terimakasih! " Ujar Cia dengan cepat kemudian segera melarikan diri dari hadapan cowok bermata biru tua itu.

Didalam ruang musik yang hening itu, terlihat seorang cowok berbadan tegap yang sedang duduk di sebuah kursi seraya memejamkan matanya dengan raut tenang dan tak tersentuh.

Kemudian cowok itu membuka matanya perlahan, yang menampilkan netra cowok itu yang sangat indah, biru tua.

Layaknya lautan yang tak terhingga dalamnya, netra biru tua miliknya pun sangat sulit untuk diketahui apa yang ada didalam tatapan tajam cowok itu.

Transmigrasi Gadis Polos (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang