E I G H T T E E N

44K 5.7K 799
                                    

Baik, author ingin mengingatkan, jika cerita author adalah cerita young adult.

Jangan protes jika ada adegan yang mungkin tidak kalian sukai atau pun menjadi risih.
Terimakasih!

Happy reading! 📖

*:..。o○ ○o。..:*

" Satu tambah satu? Oh iya, dua! Jadi hasilnya 202! Yeay! Cia emang pinter! " Monolog Cia seraya tersenyum manis dengan mengibaskan rambut panjangnya.

Saat ini Cia sedang duduk di depan meja belajar nya untuk mengerjakan PR matematika yang diberikan gurunya.

Cia menatap jam di dinding berwarna biru laut yang ada di kamarnya.

" Udah jam setengah sepuluh! Cia harus tidur ya? Oh iya harus! Nanti mama marah kalo Cia tidur kemaleman " Setelah mengatakan hal itu, Cia pun langsung membereskan buku-buku yang di pakainya tadi untuk belajar dan mengerjakan PR.

Kemudian Cia berjalan pelan kearah kamar mandi miliknya yang ada di kamarnya setelah membereskan buku dan memasukkan buku pelajaran yang akan di bawanya besok ke sekolah.

Cia menyikat giginya dengan riang, menggunakan pasta gigi rasa anggur.

Setelah menyikat giginya, Cia pun keluar dari kamar mandi lalu berjalan menuju walk in closet miliknya untuk mengganti bajunya menjadi baju tidur.

Beberapa saat kemudian, dan Cia kini sudah berbaring dengan nyaman di ranjang queen size miliknya.

Cia menatap langit-langit kamarnya, lalu kemudian memejamkan matanya dengan perlahan, berusaha terjun ke alam mimpi dengan cara menghitung domba.

Tak butuh waktu lama, kini Cia sudah memejamkan matanya dengan erat di iringi dengkuran halus yang terdengar.

Satu jam telah berlalu, kini di kamar Cia, terdapat seseorang yang sedang duduk di samping ranjang Cia dengan wajah menghadap kearah Cia.

Sosok tersebut memiliki punggung yang lebar nan tegap, yang menandakan pemilik punggung itu adalah seorang pria.

Setelah beberapa saat, hanya terdengar suara jam yang mengisi keheningan kamar Cia tetapi itu tak lama, saat pria itu mengulurkan tangan kekarnya untuk mengelus kaki jenjang Cia yang putih dan mulus dengan pelan, lalu kemudian elusan lembut itu naik pada perut rata milik Cia, pria itu mengelus perut rata itu dengan gerakan sensual yang memiliki banyak makna tersirat tetapi satu pesan yang bisa di jabarkan jika pria itu menginginkan sebuah kehidupan di perut rata itu.

Kemudian pria misterius itu mendekatkan wajahnya untuk mencium perut Cia dengan lembut, setelahnya pria itu kembali menjauhkan wajahnya dengan elusan tangan kembali naik hingga berhenti pada dua gundukan lembut milik Cia, pria itu terdengar menggeram rendah dengan tangan kekarnya yang masih menyentuh dua gundukan itu, seolah menahan dirinya untuk tidak bertindak lebih.

Lalu tanpa di sangka, pria misterius itu berdiri dari duduknya kemudian berjalan kearah jendela kamar milik Cia yang tak terkunci dan segera melompat dari jendela kamar Cia yang berada di lantai dua tanpa ragu.

Tanpa menyisakan jejak apapun, pria itu terlihat semakin misterius.

*:..。o○ ○o。..:*

Transmigrasi Gadis Polos (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang