Happy reading!! 📖
Minggu, 5 September 2021
♬♩♪♩ ♩♪♩♬
" Alex? Kamu ngapain di sini? " Cia menatap cowok tegap memakai hoodie hitam di depannya dengan bingung sekaligus kesal.
Alex berdehem sesaat, lalu kemudian menatap Cia dengan lekat.
" Gue... Boleh peluk elo, gak? " Ucap Alex to the point lalu membasahi bibir nya yang terasa kering dengan perasaan gugup yang tiba-tiba mendera nya.
" Hah? " Cia bertanya dengan raut bingung, karena dia masih gagal paham dengan maksud perkataan Alex.
Alex menghela nafas nya sesaat, " Gue boleh peluk lo, gak? " Alex kembali mengulang pertanyaan nya.
Mata Cia mengerjab sesaat, lalu kemudian mengerucutkan bibir nya kesal.
" Gak boleh! Waktu itu Alex bentak Cia, dan Alex belum minta maaf! Jadi Cia gak mau! " Seru Cia dengan nada kesal seraya memalingkan wajah nya ke arah lain.
Alex tergagap saat mendengar ucapan Cia, lalu kemudian menundukkan kepala nya.
" Maaf... A-aku waktu itu gak sengaja, waktu itu---aku di suruh mama jagain Allena di sekolah, jadi waktu tau dia nangis, aku langsung marah karena aku takut mama marah... " Ucap Alex dengan nada lirih seraya menundukkan kepala nya bahkan sampai mengubah kosakata nya terhadap Cia.
Alex mengangkat kepalanya dengan raut memohon yang menurut Cia itu terlihat menggemaskan, karena wajah Alex yang sangar.
Cia pun hanya tersenyum geli sebagai respon dari perkataan Alex.
" Cia maafin Alex kok, karena kata mama, kalo ada orang yang minta maaf, harus di maafin... " Ujar Cia seraya mengangkat tangan nya untuk mengusap rambut tebal Alex yang terasa halus di telapak tangan nya dengan kakinya yang berjinjit.
Alex tertegun sesaat, merasakan usapan lembut di rambutnya dan tanpa di duga Alex melingkarkan tangan kekar nya di pinggang ramping Cia.
Cia terkejut saat merasakan lilitan tangan kekar Alex di pinggangnya,
" Aku boleh peluk kamu kan?.. " Alex bertanya dengan nada lembut nya yang membuat Cia terpana dengan pipi nya yang merona.
Dan tanpa sadar, Cia pun menganggukkan kepala nya, memberi persetujuan.
Alex lantas tersenyum manis, senyum yang jarang di tampilkan seorang Alex, karena membuat lesung yang ada di pipi kanan nya terlihat.
Alex pun segera menarik tubuh mungil Cia ke pelukan nya, dan membenamkan wajah tampan nya di ceruk leher milik Cia seraya menghirup aroma Cia yang terasa candu bagi Alex.
Sedangkan Cia, ikut membalas pelukan Alex dengan erat, seraya mendengarkan detak jantung Alex dengan bibir ranum nya yang tersenyum.
Alex memejamkan mata nya erat sembari menghirup aroma manis Cia dengan rakus.
Bukan tanpa alasan Alex datang ke kamar Cia malam-malam seperti ini di kala semua orang tertidur, hari ini adalah hari yang terasa berat bagi Alex, karena hari ini mengingatkan diri nya dengan hari kematian papa nya, Gabriel.