Happy reading!!
o0o
" Cia ya ampun! Kamu kok bisa jatuh sih? Mama khawatir tau liat kamu pulang udah berdarah gini!" Omel Sekar sembari mengobati lutut Cia yang terluka.
" Untung tadi ada cowok yang bawa kamu pulang, kalo gak kamu bakal pingsan di tengah jalan sendirian! Makanya kalo mau keluar itu izin dulu sama mama, liat noh! Kamu gak izin jadi kualat kan!" Lanjut Sekar tetap me-ngomel dengan tatapannya yang masih fokus pada luka di lutut Cia.
Sedangkan Randi yang sedari tadi mendengar omelan istrinya hanya bisa meringis lalu menatap kasihan pada putrinya yang sudah menundukkan kepalanya dengan mata berkaca-kaca.
" Nih udah. Lain kali, kalo mau keluar itu izin dulu biar gak kualat " Ujar Sekar yang kini sudah selesai mengobati Cia.
Cia hanya menganggukkan kepalanya paham, tak berani menatap Sekar yang masih menatap galak padanya.
Randi menghela nafasnya, lalu mengelus bahu istrinya pelan.
" Udah, liat tuh Cia udah mau nangis kamu marahin" Ujar Randi menengahi.
Sekar menoleh dengan tatapan galaknya pada Randi yang duduk di samping kirinya.
" Diem aja kamu mas! "
Randi seketika terdiam patuh mendengar ucapan Sekar.
Kemudian Sekar kembali menoleh pada Cia yang sedari tadi hanya diam.
" Kamu ingatkan apa yang mama bilangin? " Sekar bertanya pada Cia yang hanya menganggukkan kepalanya paham.
" Yaudah sana kamu mandi, bau kamu apek banget" Ujar Sekar yang langsung di patuhi Cia.
o0o
" Kak Farel, tadi kak Farel darimana sih? Cia kesel tau di tinggalin sendiri" Gerutu Cia pada Farel yang sedang tidur di pangkuan Cia.
Farel membuka matanya sedikit, lalu membalikkan kepalanya hingga tenggelam pada perut rata Cia.
" Hm"
Cia mendengus melihat respon Farel yang menyebalkan. Lalu dengan tarik kan pelan, Cia menjambak rambut kakaknya pelan.
" Ish! Kak Farel kok nyebelin banget sih!" Gerutu Cia yang membuat Farel menolehkan wajahnya, menatap Cia dari bawah.
" Maunya apa, hm?" Farel bertanya dengan nada beratnya.
Cia memajukan bibirnya hingga beberapa centi, lalu segera menarik hidung mancung Farel dengan kuat.
" Nggak! Cia nggak mau apa-apa!" Cia kemudian melepaskan tarik-kan nya pada hidung Farel saat melihat wajah kakaknya memerah.
" Kak Farel bangun! Cia mau pergi bobo, " Ujar Cia seraya memindahkan kepala Farel agar berpindah dari pangkuannya.
Sesudahnya, Cia beranjak bangun dari ranjang Farel lalu berjalan menuju pintu, tapi...
Sret!
Mata Cia membulat saat melihat tubuhnya sudah terjatuh di ranjang dengan lengan kekar Farel yang melingkari tubuhnya.