SA #3

232 8 0
                                    

Hai River, jumpa lagi kita.

Komen dong, jam berapa kalian baca chapter ini? ^^

Sorry kalo ada Typo ya.

SELAMAT MEMBACA RIVER

Alpha menghentikan langkahnya tepat di tengah jembatan taman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alpha menghentikan langkahnya tepat di tengah jembatan taman. Dari arah sini dengan jarak sekitar 20 meter, mata Alpha berbinar-binar. Wajahnya tampak berseri-seri melihat seorang perempuan cantik yang sedang berjalan ke arahnya ditemani oleh seorang laki-laki di belakangnya.

Alpha mengangkat tangannya sambil ia lambaikan dengan semangat. Alpha lanjut melangkah sambil berteriak ke arah cewek itu. Seratus persen Alpha yakin! Dialah perempuan yang Alpha cari seharian ini dan terus mengisi otaknya yang penuh dengan materi yang memusingkan.

"Eh kamu! Ini kupingnya!" Alpha berteriak memanggil.

"Jordi! Itu cowoknya!" Dan Amara pun melakukan hal yang sama. Tapi dia lebih heboh daripada Alpha.

"Ya ampun gue kalah ganteng dari dia." gumamnya sedih. Rasa iri menggebu-gebu dalam dirinya.

Kontan Alpha menepuk kasar mulutnya sebab ia sudah salah bicara. Sedangkan Amara dan Jordi menghampiri Alpha yang tengah menahan malu.

Amara berjalan santai ketika jaraknya semakin dekat dengan cowok itu. Dan Alpha memutuskan untuk menatap wajah gadis itu saat jarak mereka sekitar tiga langkah saja.

"Hai. Kamu yang tadi di sebelah aku kan?" Amara menyapa, lanjut bertanya.

Alpha mengangguk samar. "Iya, saya sendiri," jawabnya.

"Eh, kita duduk di taman aja yuk? Gak enak kalau ngobrolnya sambil berdiri kayak gini," tawar Alpha sopan. Amara dan Jordi mengangguk dan tersenyum kaku.

Mereka bertiga berjalan beriringan dimana Amara berada diantara dua cowok tiang itu. Seperti sedang membawa seorang adik perempuan atau terlihat tengah mengawali artis mereka.

Amara duduk di sebelah Jordi. Sedangkan Alpha duduk sendirian. Posisi kursi tamannya saling berhadapan.

Alpha menghela napas untuk mengatur rasa canggungnya.

"Saya minta maaf, tadi saya nggak sengaja nginjek earphone, kamu. Saya nggak tau kalau ternyata benda ini jatuh waktu kamu buru-buru keluar, Bus," Alpha menjeda pengakuannya. Ia menyodorkan kotak putih berisikan earphone baru, "Ini, sebagai gantinya dan sebagai permintaan maaf saya, saya belikan yang baru. Mohon diterima ya, semoga kamu suka sama warnanya." Imbuhnya. Dia berkata jujur atas perbuatannya.

Amara menerima pemberian Alpha, dia tersenyum manis agar Alpha tidak berpikir kalau Amara tidak mau memaafkannya. Itung-itung meminimalisir rasa bersalah Alpha pada dirinya.

SEPUCUK ASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang