Alhamdulillah aku update lagi, maaf ya selalu lama menunggu. Tapi dipastikan aku tetap update kok.
Maaf kalau ada typo dan kesalahan diksi.
Selamat Membaca River
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di malam yang dingin, di bawah pancaran sinar bulan purnama, ditengah-tengah halaman belakang rumah, di dalam kesepian ada Rissa si gadis singa tengah duduk manis ditemani secangkir teh manis hangat.
Rambut Rissa di kuncir setengah sehingga anak rambutnya menggantung dengan indah. Anak rambut itu bergerak lihai seirama dengan hembusan angin yang menerpa.
Bila malam, paras Rissa terlihat begitu cantik dan manis. Wajahnya nampak cerah, ceria dan berseri-seri seolah sedang menyalurkan kebahagiaan yang sebenarnya saja dia tidak bahagia.
Di paha Rissa bertengger manis dua buah album foto. Isinya tentu saja memori-memori masa lampau. Bagi Rissa, selain Bunda dan keluarganya yang sekarang, album ini adalah hartanya yang paling berharga. Seperti satu-satunya. Selayaknya kunci semangat hidup Rissa.
Selama lima belas menit, Rissa belum mendiamkan benda persegi panjang itu. Hingga Rissa ada di titik di mana ia kembali membangkitkan niatnya untuk membuka lembar demi lembar kenangan masa lalu. Dihayati sepenuh hati sampai tak sadar bahwa lembaran itu sudah sampai batas akhir.
Semakin jauh Rissa menyelam, maka semakin erat pula Rissa memeluk rindu. Foto-foto ini adalah bukti betapa dekatnya mereka sewaktu dulu.
Rissa tertawa, menangis sekilas, kemudian lanjut cengengesan lagi. Begitulah suasana hatinya selama duduk di halaman belakang rumah.
"Ini sebelum Kakak di ambil ke tempat yang baru. Ini juga sebelum Kakak pergi ninggalin aku." Rissa mulai bermonolog, menunjuk foto-foto mereka.
Baru ini dia buka suara, daritadi Rissa lebih banyak diam mengenang masa lalu. Menyelam rindu sambil menggapai asa. Berharap mereka kembali bertemu bak satu menit saja.
Rissa mengusap rindu kepada dua wajah anak laki-laki menggemaskan. Ditengah-tengah mereka, ada Rissa yang tersenyum lebar sambil memegang permen kapas berwarna merah muda. Saat itu, Rissa kecil sedang menggunakan bando pemberian sang Kakak pertama.
"Sampai sekarang aku nggak pernah tau keberadaan dia. Bunda juga nggak pernah kasih tau aku kemana Kakak pergi," resah Rissa. Sebulir air mata berhasil lolos.
Rissa menutup album foto tersebut. Sudah cukup, Rissa makin sesak dibuatnya. Makin tidak bisa terima kepergian dua orang yang sangat Rissa sayangi. Bisa-bisa, Rissa nangis hebat kalau terus diingat.
Tapi, yang namanya rindu siapa yang bisa larang?
Mata Rissa menerawang jauh ke atas langit gelap tanpa hiasan. Mendung juga masih belum reda sejak sore tadi. Tapi tidak kunjung hujan. Malah, hujan itu sendiri turun dari kelopak mata Rissa yang indah.