SA #11

74 3 0
                                    

Selamat Membaca River

Selamat Membaca River

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Play this song :

Paper Cuts -  EXO CBX
Starlight - Chani SF9
This Love - Davichi

Lily menyantap spaghetti carbonara yang masih hangat. Keluarga ini baru saja memulai makan malam. Tumben sekali akhir-akhir ini jam makan malam mereka melewati waktu yang telah ditentukan.

Sebanyak lima kali setiap kali pandangan Lily mengarah ke Alpha pasti yang ia temukan adalah situasi di mana Alpha terus saja memeriksa ponselnya.

Ibu dua anak ini mulai lelah melihat putra semata wayangnya sudah jengah.

"Liatin apa sih, Bang? Daritadi bolak-balik buka hape aja. Makanan kamu dingin nanti." heran Lily, menegur Alpha.

Kontan mata Alpha melirik Bundanya. Ponsel masih digenggam dan layar masih menyala. Jika saja Vira tidak menginjak kaki kanan Alpha sebagai teguran maka Alpha akan terus melakukan kebiasaannya sekarang.

Alpha terpaksa mematikan layar ponsel, ia menjawab, "Begini, Bunda ... Temen aku itu tiap aku telpon gak diangkat-angkat. Di chat juga belum bales. Aku jadi gelisah."

Lily masih dalam posisi mengunyah. Tapi, dia tetap menanggapi jawaban anaknya.

"Cewek atau cowok?"

Spontan Alpha mengusap-usap leher kirinya. Jangan lupakan cengiran itu! Yang artinya Alpha dalam kondisi malu-malu kucing.

"Hehe, cewek, Bun." respons Alpha.

Vira menelan salad sayur buatan Lily secepat mungkin. Akibatnya tenggorokan Vira merasa serat, Vira meminta tolong kepada Alpha untuk mengambilkan es teh manis di dekat Lily. Vira lagi masa menstruasi jadi malas melakukan banyak aktivitas.

Vira berterimakasih kepada Kakaknya. Lily berinisiatif memotong buah apel untuk anak-anak sebagai hidangan penutup nanti. Di samping Alpha, Vira mencolek lengan Kakak nya tanda panggilan. Ia hendak menanggapi jawaban Alpha.

Telapak tangan Vira menutup bagian kanan bibirnya. "Cewek Kakak ya? Hayo ngaku!" bisik Vira menggoda Alpha.

Refleks Alpha menggeser jauh tubuh Vira sampai ingin terjungkal dari kursi. Lily sampai berdiri sebab kaget melihat si cantik hampir mencium lantai rumah.

"Maaf-maaf! Kakak sengaja soalnya." ceplos Alpha.

"Aturan dikit lagi, Al. Greget Bunda liatnya." sambar Lily bermaksud meledek.

Vira langsung memasang muka masam. Bibirnya mengerucut imut. Alpha dan Lily tertawa bersama.

"Dia temen, Kakak, bukan siapa-siapa juga. Kamu sih sukanya ngejekin Kakak terus, mau jatoh kan jadinya." Alpha menyangkal.

SEPUCUK ASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang