SA #14

60 3 0
                                    

Selamat Membaca River

"Gue pastiin hari ini Lo bakalan kalah, Raka!" tantang salah seorang anggota Black Rider

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue pastiin hari ini Lo bakalan kalah, Raka!" tantang salah seorang anggota Black Rider.

Raka menanggapi begitu dingin, "Kita liat aja takdirnya."

Sekejap semua orang terdiam kikuk atas tanggapan Raka. Mereka saling bisik-bisik terhadap manusia patung bernyawa itu. Memang, Raka itu kalau di luar banyak diam, tapi isi otaknya terus bekerja. Mencerna segala kejadian yang siap dia lontarkan apabila orang lain perlu tanggapannya.

Raka kembali menatap ke depan. Pikirannya terus fokus pada balapan hari ini. Tidak memperdulikan dua tugas sekolahnya yang hampir mendekati masa tenggat.

Seorang Pria dengan pakaian selayaknya preman jalanan menoyor kepala belakang Raka. Saking kencangnya, helm depan Raka hampir membentur tanki bensin.

"Lo nggak usah ngaku anak orang kaya kalau Kakak Lo aja nggak mampu menghidupi keluarganya!" sarkasnya. Raka masih diam.

Salah satu peserta menukik senyum remeh. Ia mencela, "Raka emang bego. Diem doang kayak patung. Pantes lah cewek jauh-jauh sama dia, alias pada ogah pacaran sama, Raka."

Perempuan berbaju minim tertawa setuju.

"Jujur sih dia ganteng, tapi hidupnya serasa patung," cibirnya.

Raka mendesis marah. "Gue bisa, tapi gue tahan!"

Pikiran mereka tidak sampai terhadap pernyataan Raka barusan. Jadi mereka kembali tertawa merendahkan Raka, namun tidak dengan salah satu anggota Black Rider yang memilih diam memperhatikan Raka.

Salah seorang pendukung balapan hari ini menyeletuk asal, "Raka, Lo bakalan jadi jomblo terus kalau nggak ada manis-manisnya sama perempuan. Hahahaha, kasian banget gue liatnya ... "

Rahang Raka mengeras. Ia menurunkan standar motornya. Raka terpaksa turun dari atas motor bersamaan dengan kaca helm yang ia buka. Menatap penuh intimidasi kepada semua orang yang menganggap dirinya rendah.

Raka menyindir dengan suaran rendah tapi menusuk ke hati.

"Mulut kalian itu manis. Hati kalian itu lembut. Tapi kenapa otak kalian rusak?"

Semua diam total. Tidak ada satupun orang yang berani menimpali pernyataan Raka. Semuanya bisa seakan terkena sihir penghenti waktu.

Bahkan, orang-orang dengan sifat kasar serta tempramen mampu dibuat diam oleh Raka yang nada bicaranya saja rendah. Santai. Tapi tegas.

SEPUCUK ASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang