Halo semuanya ^^
Akhirnya kita ketemu lagi. Sudah siap baca part kali ini? Siap yaaaa....!!!
Jangan lupa vote, komen, dan share ke teman-teman kamu yaaa.
Maaf bila ada typo dan kesalahan tanda baca 🙏
Selamat Membaca River!
Di kelas tadi, Rissa sungguh merasa bersalah kepada Dafi. Meninggalkannya begitu saja ditengah percakapan menyenangkan. Ntah Dafi marah atau tidak selepas Raka mengaku kalau Rissa adalah pacarnya, Rissa tidak ingin memilih salah satu.
Karena menurut Rissa, ada kilat cemburu di wajah Dafi dan ada mata yang mencoba mengerti situasi. Rissa lihat itu dengan jelas sewaktu langkahnya di bawa pergi oleh Raka.
Rissa mencoba berkomunikasi dengan Dafi. Memang pada dasarnya Dafi ini anak baik, jadi mau semarah apapun dia, sapa-menyapa masih ia sempatkan. Seulas senyum masih tercetak. Yang berubah hanyalah nada bicara serta raut muka.
"Dafi, tungguin sebentar!" Rissa teriak lagi, mencoba menahan Dafi yang terus berjalan pergi.
Dari kelas sampai menuju lapangan utama, Rissa kejar-kejaran sama Dafi. Padahal Dafi jalan cepat, bagaimana kalau dia sampai berlari? Sudah pasti langkah Rissa tertinggal jauh.
Bahkan Rissa nggak peduli saat Raka panggil namanya. Rissa sampai tepis tangan Raka dan ngomel sama Raka sewaktu nahan langkahnya buat kejar Dafi.
Bersyukur hari ini isi tas Rissa tidak sebanyak hari biasanya. Karena sekarang para guru sibuk rapat mengenai kelulusan angkatan 23.
"Dafi! Astaga ... " Rissa mulai jengkel.
Orang-orang melihat kejadian itu. Mereka saling berbisik sampai membuat gosip tidak benar. Mereka pikir, Dafi dan Rissa sudah resmi pacaran semenjak peristiwa di kantin pada waktu itu. Dan mereka saling berbagi opini kalau hubungan mereka sedang kacau.
Sampai keluar sekolah, belok ke kiri menuju halte, Rissa masih bersikeras mengejar Dafi meskipun nafasnya sudah sesak.
"Woi jangkung! Anak setan heh! Astaghfirullah, kebiasaan mulut gue!" celoteh Rissa.
"Anjir, ngapain gue nyebut?!" kejut Rissa.
Langkah kaki Rissa terus bergerak mengejar langkah Dafi.
Efek kecerobohannya, kaki kiri Rissa terkilir. Disusul kaki kanannya tersandung batu seukuran buah melon. Mengakibatkan tubuh Rissa terhuyung ke arah kanan dengan kedua lutut menghantam aspal jalan raya.
"Argh!" Rissa merintih kuat.
"Buset gila. Ini nyeri banget ... Tapi lebih nyeri lagi waktu tau idol kesayangan gue udah berangkat wamil." ringis Rissa.
Suara rintihan Rissa sukses membuat Dafi sadar. Padahal bentangan jarak mereka terbilang jauh. Detik itu juga Dafi berhenti berjalan, melihat ke belakang dan matanya langsung melebar lihat Rissa tersungkur ke aspal.
Sejujurnya, posisi Dafi sekarang ada di seberang jalan dari posisi halte bus berada. Sedangkan Rissa tidak jauh dari gerbang sekolah, sekitar 10 meter saja.
Dafi baru benar-benar sadar ketika sebuah truk kontainer melintas cukup cepat ke arah Rissa jatuh. Dafi bergegas menghampiri Rissa, mempercepat larinya sebelum mobil besar itu melewati tubuh Rissa.
"RISSA!" panggil Dafi dengan suara menggelegar. Berlari menembus angin yang bertiup kencang.
Rissa mendesah kesakitan, menoleh ke kiri dengan satu mata terbuka setengah. Sebab satunya lagi terpejam menahan sakit.
![](https://img.wattpad.com/cover/258629969-288-k708550.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPUCUK ASA
General Fiction| Regasia Series | "ᴅɪᴀ ꜱᴜᴅᴀʜ ᴘᴜʟᴀɴɢ ᴛᴀɴᴘᴀ ᴍᴇᴍʙᴇʀɪ ꜱᴀʟᴀᴍ. ꜱᴜɴɢɢᴜʜ ᴍᴇɴʏᴀᴋɪᴛᴋᴀɴ ᴅɪʙᴀɴᴅɪɴɢᴋᴀɴ ᴘᴜʟᴀɴɢ ᴅɪꜱᴇʀᴛᴀɪ ꜱᴀʟᴀᴍ." -Sҽρυƈυƙ Aʂα Setiap orang tentunya memiliki seribu harapan. Cara mereka mewujudkannya sangatlah beragam. Disamping terwujudnya sebuah...