27 🖤

1.9K 134 0
                                    

Semua alasan yang Darel berikan untuk memutuskan hubungan dan berusaha melupakan Hazel adalah nihil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semua alasan yang Darel berikan untuk memutuskan hubungan dan berusaha melupakan Hazel adalah nihil. Di sisi lain dia juga tidak mau kehilangan Jovanka yang telah menemaninya 2 tahun ini, meskipun dia sedikit trouble maker tapi saat dengan Darel. Dia akan berubah menjadi wanita yang penurut dan manja. Darel sangat suka perempuan yang manja seperti Jovanka.

Bukannya Darel bosan dengan Jovanka? Terkadang, tapi itu semua bisa dilalui karena Darel bisa lupa akan kebosanan dirinya dengan Jovanka saat Jovanka lagi mode manja sekali.

Seperti halnya hari ini,
Darel sedang sibuk bekerja. Iya sejak lulus SMA sebenarnya dia sudah bekerja di perusahaan Papa-nya meskipun ya masih magang dan lain-lain. Tidak ada yang tahu dia anak seorang pemilik perusahaan.

Karena Darel ingin belajar semuanya dari bawah dan ingin memperhatikan hal-hal kecil sebelum hal-hal besar di perusahaan ini.

Namun saat dia lulus kuliah, Jerome meresmikan dirinya sebagai penerus perusahaannya. Jerome hanya ingin beristirahat dan menghabiskan waktu dengan Elden. Membantu sedikit-sedikit tidak apa-apa, tapi kalau harus mengurusi perusahaan lagi Jerome mending tidur aja.

11.00 A.M

Ini saatnya jam makan siang, jadi selalu saja Jovanka menjemput Darel hanya untuk mengajaknya makan siang bersama. Meskipun Jovanka lagi sibuk pemotretan dia akan tetap menyempatkan waktunya untuk makan bersama Darel.

"Sayang?"Panggil Jovanka kepada Darel yang sejak tadi tidak mengubris dirinya. Matanya fokus ke komputer tapi pikiran Darel seperti berada di tempat lain.

Setelah memanggilnya berkali-kali, Darel akhirnya sadar akan kehadiran Jovanka.

"Eh iya"Pekiknya terkejut.

Jovanka terkekeh, "Mikirin apa sih?"Tanyanya menghampiri Darel dan memeluknya secara paksa. Dia bahkan duduk di pangkuan Darel.

"Ngapain kok disini?"Tanya Darel terkejut dengan perlakuan Jovanka yang selalu saja seperti ini.

"Ngapain?"Tanyanya sambil terkekeh, "Makan siang lah, lihat jamnya"Jawab Jovanka.

Darel baru saja menyadari bahwa ini sudah jam makan siang, berapa lama dia melamun menatap layar pc itu? Mikirin apa sih dia?

"Ahhh"Jawabnya sambil membalas pelukan dari Jovanka, "Mau makan diluar atau di sini aja?"Tanya Darel kepada wanitanya.

Jovanka terlihat berfikir keras, hanya memilih mau makan dimana aja dia berfikir keras? Kalau mau makan disini, Jovanka ngga bisa pamerin siapa pacarnya kepada dunia luar terlebih lagi kepada wartawan yang selalu menguntitnya. Kalau mau makan di luar, Jovanka takut bertemu dengan seseorang yang akhir-akhir ini mengusik hidupnya.

Siapa yang mengusik hidup Jovanka?

"Di luar ya?"Tanya Jovanka.
Darel menganggukkan kepalanya sebagai jawaban kalau dia setuju dengan kemauan Jovanka.

Mereka pun pergi makan di restoran bintang 5 yang letaknya tidak jauh dari perusahaan. Makan siang aja di restoran bintang 5?

"Sayang kita jadi ke Jepang?"Tanya Jovanka.

"Jepang? Kemarin kan habis dari Australia, masa mau ke Jepang lagi?"Tanya Darel.

"Kan kemarin itu bentar banget lo kita, ke Jepang juga baru sekali"Jawab Jovanka.

Mau berapa kali emang neng? Anda pikir ke Jepang cuman 5 langkah?

"Ya ya? Please?"Mohon Jovanka.

Dari kejauhan terlihat laki-laki tampan mendekat ke arah pasangan ini, "Eh Jovanka?Ketemu lagi kita"Sapanya dengan ramah seperti sudah kenal lama.

"Siapa sayang?"Tanya Darel ikut terkejut sambil menatap Jovanka. Sedangkan Jovanka sudah diam ketakutan menghadapi situasi ini.

"Sayang?HAHAHAHA"Sahut laki-laki itu sambil terkekeh. Dia menjabat tangan Darel secara paksa, "Tony Samuel, mantan pacar Jovanka"

Lagi dan lagi Darel dibuat terkejut, oh ini alasannya Jovanka ngga mau makan siang di luar akhir-akhir ini.

Tony Samuel? Artis juga kan? Pemain film terkenal. Karya film yang dibintanginya banyak mendapatkan penghargaan bergengsi. Dulu seperti nya memang pernah digosipin sama Jovanka.

"Wohh penggantinya beneran konglomerat ya Jov? Keren lu, udah manfaatin gue sekarang manfaatin orang kaya 7 turunan? HAHAHAAHAH"Ujar Tony sambil tertawa keras.

"Darel, Nicholas Darel Addison"Balas Darel menjabat tangan Tony.

"Udah dapet apa Jov dari penerus perusahaan Addison Corp.? Waktu pacaran sama gue sih, dia dapet apartemen juga. Lo udah ngasih apa aja ke dia bro?"Tanya Tony masih tersenyum aneh.

"Jovanka itu jual tubuhnya kan bro ke  lo? Dulu waktu sama gue juga gitu. Dia rela kasih apa aja demi barang branded"Ujar Tony melanjutkan bualannya.

Tiba-tiba roti burger entah dari mana melayang tepat di wajah Tony. Saos sambal yang ada di dalam dan luar roti itu berhasil pindah di wajah Tony.

"BERISIK"Sahut seorang perempuan yang duduk tidak jauh dari keributan itu.

"Lihat peraturan yang tertera di dinding itu"Ujarnya sambil menunjuk peraturan yang ada di dinding restoran itu, "Dilarang membawa hewan peliharaan contohnya anjing, karena dilarang bersuara keras atau berteriak. Kalau mau menggonggong di depan aja jangan disini. Ganggu orang aja"Kesalnya melanjutkan kegiatannya.

Tony yang merasa dikucilkan dan diremehkan mendekat ke meja perempuan itu.

"Lo siapa berani sama gue?"Tanya Tony. Perempuan itu menghiraukan pertanyaan Tony dan asik berkutik dengan laptop dan menulis di buku catatan miliknya.

BRAKK

"Dengar gak sih?! Lo siapa berani ngelempar ke gue kaya tadi?!"Kesal Tony.

Perempuan itu berdiri, dia menatap Tony dengan dingin.
Tony yang merasa sangat kesal hendak menampar perempuan itu. Tapi tangannya berhasil di cengkram erat oleh perempuan itu.

Dia mencengkram tangan Tony kuat-kuat dan menariknya lalu mengangkat tubuh Tony itu dan melemparnya ke lantai keras-keras.

Dia duduk di punggung Tony, dan mengambil dompet Tony secara paksa.

"Gue, Grizelle Hazel Zenovia. Ngga ada duit aja sombongnya minta ampun bang-bang"Jawab perempuan itu sambil membuka dompet milik Tony. Dia berdiri merapikan mejanya dan pergi ke kasir untuk membayar.

Hazel menghiraukan semuanya karena dia sedang memakai headphone kesayangannya. Dia menyetel musik keras-keras, sehingga tidak mendengar keributan disana.

"Hazel?"Gumam Darel yang menyadari bahwa itu Hazel. Dia sudah kembali ke Indonesia?

to be continued



I Think I'm In Love || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang