Takdir tidak ada yang tahu.
Hazel dan Darel yang memang ditakdirkan bersama akan selalu bertemu melalui berbagai kemungkinan yang sebenarnya terlihat sepele. Seperti melihat langit yang mendung semua orang selalu mengira langit itu mendung karena akan turun hujan, tetapi hujan belum tentu turun. Seperti kisah Hazel dan Darel yang selalu dipisahkan berharap selalu dipertemukan kembali tetapi belum tentu akan bertemu dalam kurun waktu yang cepat, mungkin nanti.
Nanti, Tuhan akan mempertemukan mereka lagi. Seperti itulah hujan, langit gelap sudah dari beberapa jam lalu tetapi baru beberapa menit lalu hujan deras itu turun. Yang kita bisa lakukan adalah bersabar dan menunggu keajaiban itu datang.
Hazel tidak tahu siapa laki-laki yang berdiri tepat di depannya saat ini, tetapi paras tampannya, tinggi badannya, tangan lentik kekarnya, bentuk rambutnya, serta suaranya yang besar tetapi selalu lembut ketika berbicara dengan Hazel. Dia, dia adalah laki-laki yang selalu Hazel mimpi kan semenjak dia hilang ingatan.
"Kamu tidak mengingat ku?" Tanyanya dengan mata yang sudah berkaca-kaca, senyuman manis yang tadi ia berikan perlahan pun menghilang bersama dengan rasa kecewa yang dia rasakan sekarang.
Hazel menggelengkan kepalanya sekali lagi menjawab pernyataan yang diajukan dua kali berturut-turut oleh laki-laki ini. "Maaf, aku hilang ingatan dikarenakan kecelakaan sekitar setahun lalu. Apa aku mengenalmu?" Tanya Hazel.
Darel mengangguk lemah menjawab pertanyaan Hazel, air matanya sukses menetes dengan perlahan. Menangis, tetapi masih berusaha tersenyum supaya Hazel tidak khawatir, "Grizelle Hazel Zenovia, itu nama mu" Ujar Darel menyebutkan nama lengkap Hazel.
"Cucu dari Baron Zenovia, pendiri sekaligus pemilik ZIA" Lanjutnya.
"Maaf membuatmu khawatir, aku hanya merindukanmu" Ujar Darel sambil mengusap air matanya yang kian deras seiring menyebutkan nama lengkap Hazel dan menatap wajah Hazel setelah sekian lama tidak bertemu.
"Aku permisi dulu" Ujarnya lagi, setelah itu dia berlari pergi meninggalkan Hazel yang belum mengatakan sepatah katapun setelah dia menyebutkan nama lengkap dirinya serta berasal dari keluarga manakah Hazel.
Sunyi, hanya suara mesin kasir serta karyawan dan pembeli yang sedang mengobrol di depan kasir dengan tawa gembira mereka. Sedangkan Hazel tiba-tiba mengingat sedikit memorinya di masa lalu saat mendengar laki-laki itu menjelaskan asal-usulnya.
Air mata Hazel tiba-tiba menetes saat mengingat memori lamanya secara sekilas. Satu kata yang terlintas, laki-laki itu dan aku dulu hendak menikah tapi karena aku menghilang selama 1 tahun. Hanya itu, hanya itu saja ingatan yang terlintas di kepala Hazel saat ini, saat dia menatap mata laki-laki itu yang telah berlinang mata.
Hazel tergerak untuk mengejar laki-laki misterius tadi. Namun, langkah kakinya memberat saat ia menyadari bahwa laki-laki misterius tadi sudah tidak terlihat oleh pandangannya. Nafasnya terasa pendek karena dia berlari cukup jauh. Dari kejauhan terdengar Anita memanggil namanya, saat itu juga Hazel menyadari bahwa dia meninggalkan Anita di supermarket beserta belanjaan yang belum mereka bayar. Hazel sudah siap mental bahwa sebentar lagi dia akan mendengar omelan dari Anita yang tidak ada ujungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Think I'm In Love || END
ActionNicholas Darel Addison, anak pertama dari keluarga konglomerat Addison Family sekaligus penerus perusahaan Addison Motor Corp. Grizelle Hazel Zenovia, memiliki nama samaran sebagai Sophia Elle. Saat SMA Hazel memiliki nama panggilan "Si Buruk Rupa"...