38 🤍

1.9K 108 7
                                    

Mendengar tawaran yang menggembirakan dari Darel membuat Hazel sangat antusias untuk segera mengetahui dunia yang pernah dia tinggalkan dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendengar tawaran yang menggembirakan dari Darel membuat Hazel sangat antusias untuk segera mengetahui dunia yang pernah dia tinggalkan dulu. Dia sangat penasaran, seperti apakah sosok dirinya yang dulu? Lalu, Hazel juga sangat penasaran dengan laki-laki bernama Darel itu.

Benarkah bahwa mereka hendak menikah? Lalu, apakah yang ia katakan kemarin bahwa ia masih mencintaiku itu fakta? Tadi malam, baru saja tadi malam mereka bertemu dan Hazel sudah merindukan senyuman manis laki-laki itu.

Dia sangat manis, berbicara dengan lembut kepada Hazel, tersenyum, perhatian. Kemarin, sepatu Hazel terkelupas karena memang sering ia pakai dan akhirnya rusak. Dia tidak meminta tolong kepada sekretarisnya untuk membelikan Hazel sepatu lagi, karena sekretarisnya sudah disuruh olehnya untuk pulang. Darel tahu bahwa dia tidak nyaman dengannya.
Kalian tahu apa yang dia katakan saat tahu sepatu Hazel rusak?

Flashback On

"Mau pakai sepatuku?" Tawarnya sambil menatap ke arah sepatu Hazel yang memang benar-benar tidak bisa digunakan lagi.

Hazel masih terdiam terlihat berpikir, "Aku bisa berjalan tanpa alas kaki, sudah terbiasa. Jangan mengkhawatirkan ku" Ujarnya tersenyum menatap Darel sambil sedikit mendongakkan kepalanya karena selisih jarak mereka.

Darel tiba-tiba berbalik dan memunggungi Hazel, dia berjongkok dan menepuk bahunya singkat.
"Naik" Perintahnya dengan suara yang berat.

Hazel kebingungan mencerna maksud Darel, dia menyuruh Hazel untuk naik? Jadi ini dia mau menggendong Hazel sepanjang perjalanan gitu?

"Hazel?" Panggil Darel dengan suara yang lebih lembut dari pada sebelumnya. "Karena di sini jauh dengan toko jadi aku gendong kamu sampai mobil" Ujar Darel.

Detik itu juga Hazel menyadari, dia lupa bahwa laki-laki kaya ini sudah pasti memiliki mobil mengapa dia berpikir bahwa mereka akan berjalan dengan jarak yang cukup jauh itu. Sudah cukup berkhayalnya Hazel.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Hazel memastikan bahwa Darel tidak apa-apa.

"Iya, naik aja. Jarak ke parkiran juga cukup jauh. Jangan hiraukan aku, yang penting kaki mu tidak lecet" Ujar Darel.

Hazel pun naik ke punggung Darel dan membenarkan posisinya supaya nyaman. Hazel merangkulkan tangannya di leher Darel. Bahu laki-laki ini cukup lebar dia juga sangat tinggi, otot lengannya terasa sangat keras dari sini.

Darel pun berjalan, tidak ada hentinya dia tersenyum tipis.
"I never did this for you" Ujar Darel.

"Really?" Tanya Hazel memastikan, "Katanya kita hampir menikah, tapi hal-hal seperti ini kita tidak pernah melakukannya?" Tanya Hazel.

Darel pun terdiam karena dia mengingat masa lalu mereka yang cukup kelam. Hazel yang paham pun hanya mengusap lembut dada bidang Darel karena kebetulan saat merangkulkan tangannya itu ada Di sana.

I Think I'm In Love || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang