5 - Dia Sudah Sadar

35 2 2
                                    

—Selamat Datang dan Selamat Membaca—

✨✨✨








"Kenapa Papa belum pulang? Papa lupa kalau hari ini Hunnie ulang tahun?" Sehun, anak laki-laki berusia empat tahun itu memasang ekspresi sedih, menatap lilin ulang tahunnya yang semakin memendek karena tak kunjung ditiupnya. "Kapan Papa pulang, Mama? Apa Papa bohong lagi kalau Papa akan pulang cepat hari ini?"

"Sebentar lagi Papa pasti pulang. Sabar, ya?" Jiyeon merangkul pundak anak keduanya, menariknya mendekat agar ia bisa menghiburnya selagi menunggu Yizhou pulang. "Mama tahu menunggu sangatlah tidak enak, tapi Hunnie harus sabar, mungkin Papa sedang dalam perjalanan pulang dan terjebak macet. Kalau Hunnie mau, kita bisa tiup lilinnya dulu, kita rayakan ulang tahun Hunnie bertiga dulu bersama Mama dan Hyung. Bagaimana? Hunnie mau, hm?"

"Tidak mau!"

"Ya sudah, kalau begitu Hunnie harus bersabar menunggu, ok?"

"Kenapa Papa sibuk terus?"

"Karena Papa bekerja untuk kalian, sayang,"

"Tapi kalau bekerja terus, kapan Papa libur dan menemani Hunnie? Hunnie sebal. Papa tidak sayang Hunnie!"

"Sehun sayang!"

Terlambat. Sehun kecil yang sedang sangat marah pun menangis sejadi-jadinya sambil berlari ke kamarnya dan membanting pintu begitu keras. Tentu, bagi anak mana pun merayakan hari spesial yang hanya ada sekali dalam setahun bersama orangtuanya adalah sesuatu yang sangat istimewa. Jiyeon tak bisa melakukan apa pun selain memeluk anak pertamanya yang berada di dekatnya. Berturut-turut Yizhou tidak pernah datang ke ulang tahunnya pasti membuat Sehun kecil bertanya-tanya, karena dulu Chanyeol pun selalu menanyakan hal yang sama, hanya saja karena ia sudah lebih besar sedikit ia tak lagi mempertanyakan hal tersebut.

"Mama," Chanyeol kecil menengadahkan kepalanya. Sebagai kakak, ia sebenarnya sedih sekali melihat adik kecilnya menangis sampai wajahnya memerah seperti tadi. "Kenapa Papa tidak pernah datang saat ulang tahunku dan Hunnie? Papa sibuk? Tapi kenapa sibuknya selalu pada hari ulang tahunku dan Hunnie, Mama? Atau sebenarnya Papa memang tidak sayang padaku dan Hunnie, ya?"

"Siapa yang bilang begitu, hm? Kalau Papa tidak menyayangi kalian pasti Papa tidak akan mengajak kalian pergi bersama, membelikan berbagai mainan, menemani kalian bermain saat har—"

"Aku tahu, Mama, tapi aku juga mau tahu kenapa tiap ulang tahunku dan Hunnie Papa tidak pernah datang? Papa sibuk terus sampai tidak punya waktu bersamaku dan Hunnie," kenyataannya, saat ia seusia adiknya dulu ia akan memberikan reaksi yang lebih parah dari Sehun. Ia bisa mogok makan seharian dan hanya mau makan ketika Yizhou sudah pulang. "Kenapa, Ma? Kenapa? Aku juga mau tahu,"

Jiyeon seketika diam seribu bahasa. Ia ingin menjelaskan, namun akankah kedua anaknya dapat memahami dan bisa menerima apa yang sebenarnya terjadi? Mereka masih terlalu kecil untuk tahu bahwa ayahnya punya alasan khusus yang terlalu menyakitkan untuk diceritakan.

"Papa pasti punya alasan, sayang, Chan kan tahu kalau Papa itu sibuk sekali, jadi—"

"Kenapa Mama tidak pernah protes pada Papa? Mama selalu bilang kalau Papa sedang sibuk, sibuk, dan sibuk terus supaya aku dan Hunnie berhenti bertanya. Aku sedih kalau lihat Hunnie menangis, Mama," Chanyeol sangat menyayangi Sehun, ia sangat menyayanginya meski seringkali ia menjadi korban kejahilan adiknya itu. "Aku juga mau Papa ada di sini,"

MIRACLE : "Between Flowers, Hearts and Us"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang