—Selamat Datang dan Selamat Membaca—
✨✨✨
Melihat Jiyeon sadar memang melegakan hatinya, melegakan ketakutan juga kecemasan yang menghantuinya selama dua bulan terakhir. Tetapi, menyadari bahwa Jiyeon tidak mengingatnya, tidak juga bisa melihatnya kembali memunculkan sebuah ketakutan dalam dirinya. Sampai kapan?
Memikirkan semua itu membuatnya nyaris tidak dapat tidur semalaman. Sudah lelah ia memikirkan bagaimana Yishan yang ia tinggal semalam bersama Chanyeol dan Catherine, esok harinya kabar lain datang menambah beban pikirannya, berharap akan terbangun dengan suasana yang damai dan tenang pun seketika hancur saat ia menerima panggilan dari rumah sakit. Xiao Han menelepon, memberitahu tentang hasil pemeriksaan mata Jiyeon pagi ini.
Setengah kabar baik, juga setengah kabar buruk. Ya, begitulah.
"Ji'er, Yishan sudah boleh bertemu Nana?"
"Hm?"
"Uncle Chan bilang Nana sudah sadar, tapi waktu Yishan bilang mau bertemu Nana tadi malam, Uncle Chan bilang tidak boleh. Memangnya kenapa? Yishan kan hanya mau lihat Nana sebentar,"
"Yishan kan masih sakit, sayang, tidak boleh pergi ke mana-mana dulu,"
"Yishan sudah sembuh, huh,"
"Sudah sembuh? Terus yang tadi bilang kalau pundaknya masih sakit siapa, hm?"
Yishan cemberut, pundaknya memang masih sakit, tapi kakinya masih bisa digunakan untuk berjalan bahkan berlari. Saat ia tahu bahwa neneknya sudah sadar semalam, ia yang mendengarnya tentu saja merasa senang, senang karena sebentar lagi ia bisa menghabiskan waktu bersama Jiyeon. Tapi kenapa setelah Jiyeon sadar ia tidak boleh bertemu?
"Ji'er tahu Yishan sangat ingin bertemu Nana, sangat ingin mengobrol dengan Nana juga ingin memeluk Nana, tapi untuk sekarang Yishan belum boleh melakukannya. Yishan masih sakit, begitu pun dengan Nana, Yishan masih butuh istirahat, dan Nana juga sama. Saat Yishan dan Nana sudah sama-sama sembuh nanti, sudah sama-sama diperbolehkan pulang, baru Yishan boleh bertemu Nana, ok?" entahlah, Yizhou masih bingung menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, rasanya masih terlalu sulit untuk memberitahu Yishan bahwa neneknya tidak ingat siapa pun saat ini. "Hei, jangan cemberut terus, hm,"
"Ji'er sudah bertemu Nana?"
"Hmm... Sudah,"
"Terus Nana bilang sesuatu tentang Yishan tidak?"
Yizhou menggeleng.
"Nana tidak ingat dengan Yishan?"
Yizhou kembali menggeleng, tapi kali ini sambil tersenyum. "Sebenarnya Nana bukannya tidak ingat dengan Yishan, tapi karena Nana bertemu Yishan saat Yishan masih sangat kecil, jadi Nana pasti agak sedikit lupa, sayang," ia rasa jawaban ini cukup untuk menjawab pertanyaan Yishan, walau terkesan berbohong dan tidak apa adanya, tapi ia yakin Yishan mengerti.
"Kalau nanti Nana dan Yishan sudah sama-sama sembuh, berarti Yishan boleh dekat-dekat dengan Nana? Biar nanti Nana bisa ingat Yishan lagi,"
"Tentu saja boleh,"
Memang, sampai saat ini baik ia dan Chanyeol belum menjelaskan apa pun pada Jiyeon tentang siapa mereka, apa hubungan mereka dengannya, mereka sama sekali belum membuka suara tentang itu. Lihat saja tadi, ia dan Jiyeon benar-benar persis seperti orang asing yang baru pertama kali bertemu, tampak canggung, bingung, dan gugup tanpa alasan. Masalahnya, Yizhou tak bisa membuka topik pembicaraan terlalu lebar dan dalam, jadilah ia lebih banyak menjawab jika sesekali wanita itu bertanya, itu pun hanya seputar pertanyaan-pertanyaan ringan dan sederhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE : "Between Flowers, Hearts and Us"
RomanceAntara bunga, hati dan kita, siapakah sebenarnya yang paling mengerti satu sama lain? Antara bunga yang berguguran dan bersemi, antara hati yang tercerai-berai dan bersatu-padu, antara kita yang saling terluka dan melukai, manakah yang lebih dulu ak...