30 - Cobalah Maafkan Dirimu Sendiri

16 2 0
                                    

—Selamat Datang dan Selamat Membaca—

✨✨✨





Di ruang rawat Jiyeon, Yizhou tidak mengatakan apa-apa, ia hanya diam atau lebih tepatnya ia sedang malas berbicara setelah pikirannya dibuat kacau seharian ini. Ia tidak melakukan apa pun, ia memang berniat datang hanya untuk menemui Jiyeon dan melihatnya saja. Sudah satu jam lebih ia hanya duduk diam, wajahnya yang biasanya selalu terlihat datar tanpa emosi bahkan cenderung dingin kini terlihat begitu lelah. 

Ia sudah ingin menutup mata, ingin memejamkan mata barang lima menit saja, namun ketika ia merasakan ada tangan yang tanpa sengaja menyentuh tangannya, ia kembali membuka mata. Yizhou terkejut, begitu pun dengan Jiyeon.

"Ji,"

Mendengar suara Yizhou, seukir senyum mengembang sempurna di wajah Jiyeon. Ia pikir ada orang asing yang tak dikenalnya masuk ke dalam ruang rawatnya.

"Apa kehadiranku menganggu tidurmu?" tanya Yizhou.

"Tidak, tapi buat apa kau kemari? Apakah hari sudah pagi?"

"Sejujurnya sudah, tapi sekarang masih terlalu pagi, bahkan matahari juga belum terbit," diliriknya sekilas jam tangan yang dikenakannya, masih pukul empat. Berarti ia masih punya cukup waktu untuk beristirahat setelah pulang dari rumah sakit. "Kau tidurlah lagi, aku akan menjagamu,"

"Apakah Yishan sudah ditemukan?"

"Sudah, dan sekarang Yishan sudah berada di rumah. Ia tak lagi dirawat,"

"Syukurlah, aku senang ia sudah sembuh," ia memang sempat mendengar ada suara berisik dari luar ruang rawatnya, tapi karena tak begitu jelas apa yang sedang mereka bicarakan, ia tak tahu jika gadis kecil itu sudah ditemukan. "Sudah berapa lama kau ada di sini?"

"Mungkin satu jam,"

"Dan kau hanya diam saja?"

"Y-ya..."

"Kenapa kau tak membangunkanku?"

"Aku tak ingin mengganggu tidurmu,"

"Kau terdengar gelisah. Apa yang sedang kau pikirkan?"

"Aku baik-baik saja,"

"Apa yang biasanya kulakukan untuk meredakan kegelisahanmu?"

"Apakah kau haus?" Yizhou berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Sejujurnya iya, karena itu pulalah aku terbangun,"

"Kalau begitu bangunlah, aku akan membantumu,"

Dengan lembut ia membantu Jiyeon bangun dari tidurnya, membantunya memegang gelas dan memastikan bahwa gelas itu benar mengenai bibirnya. Tangan Jiyeon agak sedikit gemetar, genggamannya juga tak begitu kuat hingga Yizhou takut melepasnya.

"Kau masih belum menjawab pertanyaanku,"

"Haruskah aku menjawabnya?"

"Tidak, tapi aku hanya sekadar ingin tahu, juga membantu jika aku bisa,"

"Kau selalu memelukku, Ji,"

"Memelukmu?"

"Iya, bahkan ketika aku belum menceritakan apa pun padamu. Biasanya kau akan terus mendesakku, memaksaku untuk berkata jujur, namun kemudian kau akan memelukku tanpa banyak bicara. Entah bakat seperti apa yang kau miliki, tapi pelukanmu sangatlah menenangkan,"

MIRACLE : "Between Flowers, Hearts and Us"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang