37 - Maafkan aku, Ma

18 2 0
                                    

—Selamat Datang dan Selamat Membaca—

✨✨✨






"Saat pertama kali aku melihatnya, rasanya sangat campur aduk, ia begitu manis, begitu menggemaskan dengan wajah bangun tidurnya. Awalnya ia sangat takut padaku, ia terus bersembunyi di belakang kaki Sehun dan hanya sesekali mengintip untuk melihatku. Ketika akhirnya ia memanggilku Ji'er dan memelukku, harus kuakui aku sangat-sangat bahagia. Jujur, meski cukup melelahkan, nyatanya menjadi seorang kakek sangatlah menyenangkan,"

Jiyeon ikut merasa senang mendengar cerita Yizhou tentang Yishan. Suaminya yang ia pikir benar-benar tak menyukai kehadiran gadis kecil itu ternyata hanya berpura-pura, ia berpura-berpura menyembunyikan kebahagiaannya dan bersikap layaknya orang yang tak peduli, bahkan seperti membenci. 

"Kupikir kedekatan kami setelahnya hanya sebatas aku menemaninya bermain dan mengajaknya pergi ke tempat-tempat yang belum pernah ia kunjungi, tapi ternyata ia hampir selalu mengekoriku ke mana pun aku pergi. Selama kau tak ada, ialah yang menggantikanmu menemaniku tiap malamnya. Kadang akulah yang akan pergi ke kamarnya dan menemaninya ketika ia sakit, tapi lebih seringnya ia akan menyelinap masuk ke kamar dan membangunkanku, setelah itu ia akan tidur bersamaku sampai pagi menjelang. Percayalah, Ji, ia anak yang sangat manis dan baik hati. Ia selalu bisa menghiburmu meski hanya lewat perkataan saja,"

"Apakah Yishan masih mau bertemu denganku, Yi?"

"Tentu saja, Ji, tanpa kau bertanya begitu kuyakin anak itu bisa tiba-tiba berada di depan pintu kamar. Meski diminta untuk tidak mendekatimu selama beberapa hari ke depan, Yishan selalu mencuri kesempatan agar bisa melihatmu dari jauh, bahkan kemarin kudengar ia memelukmu sampai kau berhenti menangis. Apakah itu benar?"

Jiyeon mengangguk.

"Apakah kau juga mengelus rambutnya?"

Jiyeon kembali mengangguk. "Ada apa?"

"Dia senang saat kau mengelus rambutnya semalam. Mungkin, setelah berhari-hari ia melihatmu murung dan terus bersedih, ia menjadi senang saat kau tiba-tiba mengelus rambutnya seperti itu,"

"Apakah Yishan selalu senang saat ada orang yang mengelus rambutnya?"

"Yishan suka dengan segala macam bentuk perhatian orang padanya. Apa pun itu. Kau bahkan takkan percaya jika aku sudah beberapa kali menyisir rambutnya dan mengikatnya dengan berbagai macam model,"

"Yi," wajah Jiyeon menyiratkan ketidakpercayaan. "Sejak kapan kau bisa melakukannya?"

"Sejak aku tahu bahwa cucu perempuanku sangat menggemari karakter putri-putri dalam dongeng kerajaan,"

"Yi,"

"Aku bukanlah anak yang baik untuk ayahku, Ji, aku juga masih jauh dari kata baik menjadi seorang suami juga ayah untuk Chanyeol dan Sehun. Tapi, aku ingin menjadi seorang kakek yang sempurna untuknya, aku ingin menebus kesalahanku padanya, aku ingin ia tahu bahwa kehadirannya dalam hidupku adalah salah satu hadiah terindah yang telah Tuhan berikan untukku. Ia adalah keajaiban,"

"Sepertinya ada banyak hal yang telah terjadi selama aku koma. Kau berubah sekali, Yi, sangat berubah," komentar Jiyeon.

Yizhou hanya terkekeh kecil, namun tangannya bergerak cekatan mengikat rambut Jiyeon tanpa menyisakan sehelai rambut pun yang tertinggal. Seumur hidupnya, ia tak pernah sekalipun menata rambut istrinya, jadi bisa dibilang ini adalah kali pertama ia melakukannya. Rambut panjangnya yang halus, rambut panjangnya yang sangat lembut di tangan menjadi salah satu hal yang paling Yizhou rindukan ketika tidak sedang bersama Jiyeon. Ia sering menyisir rambut Jiyeon menggunakan jari jemarinya tiap mereka tidur bersama.

MIRACLE : "Between Flowers, Hearts and Us"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang