—Selamat datang dan Selamat Membaca—
✨✨✨
Sepagi ini, Yishan yang biasanya agak sulit bangun pagi mendadak sangat bersemangat menyambut hari. Meski semalam sempat merasa sedih karena akan berpisah dengan teman-temannya, tetapi hari ini sedih yang dirasakannya menghilang entah ke mana, mungkin memang akan sangat berat pada awalnya, tapi Lian Hua meyakinkan bahwa nanti ia akan terbiasa oleh suasana baru yang belum pernah dirasakannya di Vancouver.
Toh, di Vancouver nanti Yishan tidak akan tinggal sendiri, ia akan tinggal bersama orangtuanya, pamannya, juga kakeknya. Jadi buat apa juga Yishan merasa takut? Jika ada yang harus ditakutkannya sekarang adalah, bagaimana jika saat ia pulang dari taman kanak-kanak dan tak menemukan Yizhou berada di rumah? Bagaimana jika kakeknya diam-diam pergi tanpa sepengetahuannya?
Yishan tahu ayah dan pamannya akan pergi hari ini, tapi Yizhou, ia tak tahu apakah akan ikut pergi atau tidak.
Saat Yishan datang ke kamar yang Yizhou tempati, ia melihat sang kakek masih tertidur. Ia ingin berpamitan dengan Yizhou sebelum berangkat, karenanya tak peduli dress berwarna pink yang dikenakannya akan kusut akibat ia yang seenaknya bergerak, ia pun naik ke atas tempat tidur. Yishan duduk, memeluk boneka kesayangannya sambil menunggu Yizhou bangun. Dilihat dari dekat, wajah Yizhou yang sedang tidur sama sekali tak menunjukkan bahwa ia tengah sakit, memang masih pucat, tapi pagi ini Yishan bisa melihat ada yang berbeda.
"Yisha—"
Yishan menoleh, menaruh jari telunjuknya di depan bibir. "Mama jangan berisik,"
"Kenapa Yishan ada di sini, sayang? Ayo berangkat, Papa sudah menunggu Yishan di bawah. Jangan ganggu Ji'er, sayang, biarkan Ji'er istirahat supaya Ji'er cepat sembuh," Lian Hua menasihati. "Ayo, sayang,"
"Yishan mau peluk Ji'er dulu, Mama,"
"Mau pamit pada Ji'er, hm?"
Yishan mengangguk. Lantas, apa boleh buat? Lian Hua tak bisa melarang apalagi mencegah saat Yishan dengan sangat berhati-hati memeluk Yizhou agar tidak mengenai tangan kirinya yang patah. Saat gadis kecil itu mendaratkan sebuah ciuman singkat di pipi Yizhou, Lian Hua yang melihatnya sampai dibuat tak bisa berkata-kata.
"Yishan berangkat dulu, ya? Nanti Yishan akan temani Ji'er lagi setelah Yishan pulang. Cepat sembuh, Ji'er,"
Sejak pagi, rumah berlantai dua milik Sehun memang telah ramai oleh orang berlalu lalang, keluar masuk rumah membawa kardus-kardus berukuran besar. Sehun mengambil cuti. Karena rencananya, pada hari ini Sehun dan Chanyeol akan terbang menuju Guangzhou, barulah pada tengah malam nanti mereka akan melanjutkan penerbangan menuju Vancouver. Sedangkan Yizhou, Lian Hua, dan Yishan akan menyusul esok hari.
Pergi secara terpisah memang bukan ide bagus, tapi Sehun dan Chanyeol masih punya hal penting yang harus diurus, dan dengan segala macam pertimbangan yang telah dipikirkan matang-matang, mereka berencana untuk melakukan negosiasi terkait pemindahan perawatan Jiyeon ke Vancouver.
Entah bagaimana proses negosiasi tersebut akan berlangsung, namun intinya mereka tetap akan mengusahakan yang terbaik hingga menemukan titik tengah yang adil untuk kedua belah pihak. Hei, ayolah, mereka tak mungkin meninggalkan Jiyeon sendirian di rumah sakit sementara mereka berbahagia menata hidup baru di Vancouver, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE : "Between Flowers, Hearts and Us"
RomanceAntara bunga, hati dan kita, siapakah sebenarnya yang paling mengerti satu sama lain? Antara bunga yang berguguran dan bersemi, antara hati yang tercerai-berai dan bersatu-padu, antara kita yang saling terluka dan melukai, manakah yang lebih dulu ak...