—Selamat Datang dan Selamat Membaca—
✨✨✨
Satu hari terlewati bagaikan angin yang membawa daun jatuh di pagi hari, seminggu, satu bulan, rasanya waktu berjalan sangat cepat. Tak terasa pula sudah cukup lama ia hidup mandiri tanpa bantuan siapa-siapa, meski hidupnya berubah drastis dalam sekejap, kabar baiknya kini ia tak perlu bolak balik Shanghai-Seoul tiap bulannya, karena satu bulan yang lalu ia sudah resmi menyandang gelarnya sebagai dokter.
Sehun sangat bersungguh-sungguh menyelesaikan studinya, tak peduli walau beberapa kali kepalanya ingin pecah karena dipaksa bekerja melebihi kapasitas asal ia bisa segera lulus dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.
Lalu, untuk pertama kalinya kemarin ia dan Lian Hua bertengkar, hanya pertengkaran kecil, dan ini bukan tentang Yishan atau keluarga mereka, melainkan tentang Lian Hua yang bekerja diam-diam. Sejujurnya Sehun tak ingin marah, ia juga tidak ingin melarang, namun menurutnya Lian Hua sebagai perempuan yang kasarnya sudah ia sakiti tak perlu ikut turun tangan bekerja demi kehidupan mereka.
Alhasil, dengan sangat terpaksa Lian Hua pun mengalah, ia memutuskan berhenti untuk fokus mengurus Yishan walau di satu sisi ia sangatlah keberatan. Bersyukurnya, Mirae mengerti, karenanya ia tak sampai mempermasalahkan keputusan Lian Hua yang memilih berhenti. Toh, sedari awal ia memang tulus hanya ingin membantu saja.
"Lian, maaf,"
"Tidak apa-apa, Hun,"
"Maaf,"
"Tidak apa,"
"Maafkan aku—"
"Hun, cukup," Lian Hua memotong. Jika terus seperti ini, mau sampai kapan pembicaraan ini akan selesai? Lian Hua sudah kenyang mendengar permintaan maaf Sehun sejak kemarin. "Sudahlah, lupakan saja. Aku memang marah padamu karena kau memintaku berhenti di saat aku mulai jatuh cinta pada pekerjaan ini, tetapi aku juga salah karena aku tak minta izinmu sebelumnya. Tapi kali ini aku serius, Hun, tidak apa-apa, aku sudah tidak marah. Kupikir kau ada benarnya juga, dengan aku berhenti aku bisa fokus mengurus Yishan dan memperhatikannya. Jadi, aku memang tidak marah lagi,"
"Yakin? Tidak marah lagi denganku?"
"Tidak."
"Tapi, aku tahu kau pasti sangat terluka karena pertengkaran kita kemarin, aku memarahimu, dan memintamu untuk berhenti bekerja. Ya, seharusnya aku tak seegois itu, bukan? Kau punya bakat di sana, tapi, ah, sudahlah." Jujur saja, ia itu takut, ia takut dan tak bisa membayangkan akan ada laki-laki lain yang menatap Lian Hua penuh nafsu jika Lian Hua bekerja di luar. "Hmm, Lian,"
"Ya?"
"Kau ingat bukan aku pernah mengirimkan beberapa lamaran kerja ke rumah sakit? Kemarin aku sudah mendapatkan panggilan, aku juga sudah mendatangi rumah sakit tersebut. Jadi, sebentar lagi aku akan masuk masa pelatihan, anggap saja seperti tes apakah aku benar-benar layak dan mampu menjadi seorang dokter atau tidak. Aku optimis jika aku pasti bisa melewati masa pelatihan itu. Jika aku berhasil, secara resmi aku akan diangkat menjadi dokter, dan... Sedikit demi sedikit kehidupan kita, finansial kita akan berubah. Aku akan berusaha, jadi tolong doakan aku,"
Sebagai balasan atas perkataannya, Lian Hua mengangguk, tersenyum manis.
Aw, Sehun suka senyum itu.
"Tapi ada satu hal yang mengganjal hatiku. Karena sebentar lagi aku akan memasuki masa pelatihan, aku harus meninggalkanmu bersama Yishan, aku tak bisa mengajakmu dan putri kita ikut serta. Jadi, Lian Hua sayang, aku ingin bilang selama masa pelatihanku, kau jangan—"
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE : "Between Flowers, Hearts and Us"
RomanceAntara bunga, hati dan kita, siapakah sebenarnya yang paling mengerti satu sama lain? Antara bunga yang berguguran dan bersemi, antara hati yang tercerai-berai dan bersatu-padu, antara kita yang saling terluka dan melukai, manakah yang lebih dulu ak...