—Selamat Datang dan Selamat Membaca—
✨✨✨
"Apakah Anda ada keluhan?"
Jiyeon menggeleng, tepat setelah Anne Park selesai memeriksanya. Pemeriksaan singkat yang dilakukannya hanyalah sebatas mengukur tekanan darah, gula darah, dan lain sebagainya. Tak banyak pula yang Anne Park katakan sejak ia datang sampai sekarang.
"Semua hasil pemeriksaannya bagus, mulai dari tekanan darah hingga gula darah, semuanya normal. Jika sudah tak ada keluhan apa pun, obat-obatan itu tak perlu diminum lagi, tapi vitamin masih tetap boleh diminum. Saya rasa suasana rumah benar-benar membuat Anda cepat pulih," ujar Anne Park. "Bagaimana perasaan Anda sekarang, Nyonya Zhou?"
"Aku merasa... Jauh lebih sehat,"
"Dibanding saat terakhir kali saya melihat Anda di rumah sakit, wajah Anda hari ini memang terlihat lebih cerah dan segar. Tolong jaga suasana hatinya agar tetap senang, semakin ia merasa senang tiap harinya, kemungkinan ia bisa mengingat semuanya kembali akan lebih cepat," Anne Park lalu berpesan, menatap Xian yang berdiri tak jauh darinya. "Bagaimana dengan perkembangan ingatannya? Apakah ada kemajuan?"
"Sudah ada kemajuan, dokter, walau memang belum seratus persen tapi Nyonya Zhou mulai mengingat hal-hal kecil yang menjadi kebiasaannya dahulu." Jawab Xian sopan.
"Syukurlah. Memang pelan tapi pasti jauh lebih baik dibanding terburu-buru,"
"Saya sudah sering mengingatkan Nyonya Zhou mengenai hal itu, namun adakalanya Nyonya Zhou terlalu memaksakan diri untuk mengingat semuanya sekaligus,"
"Xian," Jiyeon menundukkan kepala. "Kau tak perlu sampai memberitahunya,"
"Saya mengerti perasaan Anda, Nyonya Zhou," Anne Park tersenyum. "Itu hal yang sangat wajar, sudah pasti Anda akan selalu mencoba mencari tahu apa yang hilang dari ingatan Anda, bertanya-tanya kepada diri sendiri tentang satu dan lain hal yang berhubungan dengan hidup Anda. Siapa dia? Kenapa aku tak mengingatnya? Kira-kira hal seperti itulah yang akan terus muncul dalam benak Anda tiap harinya. Tapi, semakin Anda memaksa, maka semakin dalam juga ingatan itu bisa terkubur,"
"Apakah memang tak ada cara yang lebih cepat untuk mengingat semuanya?"
"Semua butuh proses, Nyonya Zhou, tidak ada yang instan. Jadi kuncinya adalah Anda hanya perlu bersabar," sudah belasan kali ia berhadapan dengan pasien yang mengalami amnesia. Sudah belasan kali pulalah ia hafal karakter pasiennya yang berbeda-beda. Ada yang tidak sabar seperti Jiyeon, ada pula yang berubah pendiam dan sensitif. "Baiklah, karena semua sudah selesai, saya pamit kembali ke rumah sakit. Selalu jaga kesehatan, Nyonya Zhou,"
"Terima kasih,"
Setelah berpamitan pada Xian dan Jiyeon, Anne Park berjalan menghampiri Xiao Han yang berdiri menunggu di dekat pintu. Anne Park menghela napas, menggeleng-gelengkan kepala melihat dokter yang seusia dengannya itu tak memberi komentar apa pun sepanjang ia mengecek keadaan Jiyeon.
"Sebenarnya aku masih tak paham kenapa kau ikut datang kemari," ujar Anne Park pelan agar Jiyeon dan Xian tak mendengar percakapan mereka. "Kau sangat memperhatikan Nyonya Zhou, Dokter Zhao, dan itu aneh menurutku,"
"Tak ada yang aneh, Dokter Anne, dia dan suaminya adalah sahabatku. Kami sudah lama saling kenal,"
"Apakah hanya karena itu saja?" Anne Park memandang curiga. "Baiklah, baik, kuanggap apa yang kau katakan memang benar demikian adanya. Kalau begitu aku harus segera kembali ke rumah sakit, aku ada jadwal setelah jam makan siang. Aku pamit,"
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE : "Between Flowers, Hearts and Us"
RomanceAntara bunga, hati dan kita, siapakah sebenarnya yang paling mengerti satu sama lain? Antara bunga yang berguguran dan bersemi, antara hati yang tercerai-berai dan bersatu-padu, antara kita yang saling terluka dan melukai, manakah yang lebih dulu ak...