—Selamat Datang dan Selamat Membaca—
✨✨✨
Dulu, ia pikir ia adalah orang yang paling menderita, paling merasa tersakiti sampai ia lupa bahwa masih ada kedua anaknya yang butuh perhatiannya. Yitian sadar jika ia tak bisa menyayangi anak-anaknya sama rata, ia sadar bahwa ia terlalu menganakemaskan Yue Liang sampai membuat Yizhao dan Yizhou merasa tersisihkan. Kala Yue Liang pergi dengan cara yang amat tragis, jangan tanya betapa hancurnya hatinya, anak perempuannya, kesayangannya, pergi lebih dulu meninggalkannya.
Ia hancur, tetapi ternyata ada hati yang jauh lebih hancur karena tak sungguh-sungguh bermaksud ingin membunuh Yue Liang. Katakanlah apa yang Yizhao lakukan memang untuk mencari perhatian, memang salah, ia juga tak membenarkan, tetapi ia juga ikut andil kenapa anaknya bisa sampai bertindak senekat itu.
"Seandainya aku menyadarinya lebih awal, mungkin kau masih berada di sini, Nak," diusapnya lembut ukiran nama bertuliskan Zhou Yue Liang menggunakan jari jemarinya. "Aku tahu tak ada gunanya untuk menyesali apa yang telah terjadi sekarang, tetapi jika waktu bisa berputar kembali, aku ingin mengucapkan banyak kata maaf dan maaf untukmu, Yizhao, dan Yizhou. Aku menyayangi kalian bertiga, tapi aku juga sadar bahwa aku tak memperhatikan kalian sama rata,"
"Pa, sudah kukatakan jangan terlalu keras pada mereka, semakin Papa keraskan maka mereka akan semakin memberontak,"
"Apanya yang keras, Yue? Hukuman itu tak keras sama sekali,"
"Bagi Papa mungkin tidak, tetapi bagi mereka? Mereka bertengkar sampai saling memukul memang salah, tapi tak seharusnya Papa memberikan mereka hukuman seperti itu. Kuyakin mereka takkan berdamai sekalipun Papa memberi mereka hukuman untuk mengitari lapangan bola sekalipun. Batu tak bisa dibalas dengan batu juga, Pa, begitu pun api yang tak bisa dibalas dengan api. Papa harus bisa menjadi penengah dan mendamaikan mereka berdua, jika tidak entah sampai kapan mereka akan saling mendiamkan,"
"Biarkan saja mereka tetap dalam posisi seperti itu sampai berdamai dengan sendirinya. Mereka sudah dewasa, Yue, sudah seharusnya bisa berpikir mana yang salah dan tidak,"
"Mereka memang sudah dewasa, begitu pun denganku, tetapi apa gunanya Papa di sini sebagai ayah jika tak bisa menjadi penengah dan pendengar yang baik?"
"Aku memang bukan penengah yang baik, Nak, aku juga bukan pendengar yang baik yang akan selalu mendengarkan keluh kesah kalian. Setelah kau pergi, setelah ibumu pergi, bahkan setelah Shun Yi pergi meninggalkanku, aku baru sadar bahwa aku terlalu mencintai kalian hingga aku lupa jika Yizhao dan Yizhou juga sama-sama terluka. Berjam-jam, berhari-hari aku menangisi kepergian kalian. Ketika aku begitu larut dalam sedihku, kemudian mencoba bangkit dan menengok bagaimana sekelilingku, aku justru mendapati kenyataan pahit bahwa Yizhao dan Yizhou sudah pergi terlalu jauh dariku,"
Kini mereka memang tinggal berdekatan, tetapi hati mereka?
"Jia, maaf,"
"Jangan minta maaf padaku, minta maaflah pada mereka yang telah kau sakiti hatinya. Mereka hanya ingin kau memuji sesekali, bukan hal yang sulit untuk dilakukan, kan?"
"Aku akan menemui mereka nanti,"
"Sekarang."
"Jia, pekerjaanku masih banyak,"
"Pekerjaanmu masih bisa menunggu, kau masih bisa mengerjakannya nanti, tapi mereka? Nilai seratus mungkin tak berarti apa-apa untukmu, tetapi bagi mereka nilai itu sangat berarti, mereka berjuang keras untuk mendapatkannya dan hanya ingin kau sekadar mengucapkan selamat atau semacamnya. Apakah itu sulit untukmu, hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE : "Between Flowers, Hearts and Us"
RomanceAntara bunga, hati dan kita, siapakah sebenarnya yang paling mengerti satu sama lain? Antara bunga yang berguguran dan bersemi, antara hati yang tercerai-berai dan bersatu-padu, antara kita yang saling terluka dan melukai, manakah yang lebih dulu ak...