—Selamat Datang dan Selamat Membaca—
✨✨✨
Setelah Soo-Yeon pergi meninggalkan halaman belakang, tinggalah Yizhou seorang diri di sana. Ia yang masih memikirkan semua ucapan Soo-Yeon hanya duduk termenung memandang langit sore itu.
Pikirannya melayang-layang, terbang ke ingatan di mana rumah ini masih dalam pembangunan. Saat itu, Shun Yi yang baru berusia empat tahun ia ajak melihat-lihat halaman yang masih ditanami oleh rumput liar, masih gersang tanpa pohon maupun bunga, tapi anak itu dengan semangat mengatakan akan membawa bunga dari tempat yang jauh untuk ditanam di halaman ini.
Selang setahun setelahnya, tepatnya pada hari ulang tahun Shun Yi juga kematiannya, ia baru menyadari apa arti 'tempat yang jauh' yang Shun Yi katakan padanya. Tempat yang jauh, tempat di mana akhirnya ia bisa bertemu neneknya kembali.
"Paman, Paman,"
"Ya?"
"Bibi Jiyeon suka bunga tidak?"
"Suka, memangnya kenapa?"
"Soalnya aku mau bawa bunga-bunga indah dari tempat yang jauh untuk ditanam di sini. Mama tidak pintar menanam bunga, jadi biar Bibi Jiyeon saja yang menanamnya. Oh iya, waktu aku tidur Nenek datang ke dalam mimpiku, Nenek bilang Nenek suka dengan rumah barunya, katanya banyak bunga-bunga indah dan wangi ada di mana-mana. Nenek juga bilang kalau semua bunga itu boleh dipetik, jadi nanti aku mau memetiknya dan membawanya ke sini,"
"Bagaimana caranya?"
"Tidak tahu," Shun Yi mengangkat kedua pundaknya. "Tapi harusnya Bibi Jiyeon bisa memetiknya,"
"Kalau kau saja tidak tahu caranya, bagaimana bisa Bibi Jiyeon memetiknya? Ada-ada saja,"
"Huuhh, nanti aku akan cari tahu caranya, pokoknya saat rumah ini jadi bunga-bunga itu sudah berada di sini. Kakek bilang, karena Nenek sudah punya rumah yang jauh lebih bagus dan indah, rumah ini akan menjadi rumah Paman Yizhou dan Bibi Jiyeon. Jadi, kalau Paman Yizhou tidak mau membantuku, aku akan minta pada Bibi Jiyeon saja,"
"Iya, iya, nanti Paman akan membantumu mencarinya,"
"Pokoknya bunga-bunga dari tempat yang jauh,"
"Papa,"
Dirasakannya sebuah kehangatan memeluknya dari belakang. Ketika ia menoleh, dilihatnya Sehun sedang tersenyum padanya sambil tetap melingkarkan kedua lengannya di lehernya. Mungkin, sudah lama Sehun melihatnya di sini, memperhatikannya dari jauh sebelum menghampirinya dan memeluknya.
"Aku tidak tahu apa yang Papa bicarakan dengan Bibi Yeon, tapi kelihatannya Papa tidak baik-baik saja setelahnya,"
"Papa baik-baik saja, Hun,"
"Tidak, Papa tidak baik-baik saja setelah hari itu, aku sudah memperhatikannya. Ada yang menganggu pikiran Papa?"
Yizhou menggeleng, dan Sehun tak lagi memaksa. Jika memang masalah itu sangat mengganggu, pasti ayahnya akan bersedia menceritakannya tanpa perlu dipaksa-paksa. Jadilah ia memilih duduk di samping Yizhou, ikut memperhatikan apa yang sedari tadi Yizhou perhatikan sampai tak beranjak sedikitpun.
"Aku baru tahu Papa suka melihat langit sore,"
"Apakah menurutmu indah?"
Sehun mengangguk. "Sudah beberapa hari terakhir langit yang kulihat selalu kelabu, gelap, kemudian udara akan berubah menjadi sangat dingin. Tampaknya hari ini sedikit lebih cerah,"
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE : "Between Flowers, Hearts and Us"
RomanceAntara bunga, hati dan kita, siapakah sebenarnya yang paling mengerti satu sama lain? Antara bunga yang berguguran dan bersemi, antara hati yang tercerai-berai dan bersatu-padu, antara kita yang saling terluka dan melukai, manakah yang lebih dulu ak...