—Selamat Datang dan Selamat Membaca—
✨✨✨
Perkataan Yishan sebelum masuk ke ruang operasi tadi masihlah segar dalam ingatannya. Saat gadis kecil itu memegang tangannya, memintanya untuk tetap tinggal dan tak pergi ke mana pun, di situlah hati Yizhou benar-benar hancur berkeping-keping. Setelah melewati operasi selama satu jam lebih, Yishan pun dipindahkan ke ruang rawat, keadaanya tak kritis, tapi tak bisa juga dikatakan cukup baik.
Dan tentang menjemput kebahagiaan... Ya, lucu sekali jika sekarang ia justru memikirkannya. Mungkinkah Yishan bahagia tinggal bersamanya? Atau sebenarnya, ialah yang perlahan-lahan justru menyakiti gadis kecil itu?
"Yishan," bisik Yizhou. "Walau menurut beberapa orang suara teriakan anak kecil sangatlah mengganggu, tapi bagi Ji'er, suara Yishan tidak seperti itu. Suara Yishan menjadi suatu kebahagiaan tersendiri untuk Ji'er. Suara Yishan menjadi hal yang paling Ji'er rindukan ketika Ji'er sedang tidak di rumah. Jika Yishan tidak pernah datang dalam hidup Ji'er, tidak pernah ada untuk menemani Ji'er tiap harinya, mungkin saat ini Ji'er masih menjadi orang yang sama, menjadi orang yang sangat-sangat keras. Tapi, apakah Yishan bahagia tinggal bersama Ji'er?"
Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, tak pernah sekalipun hati dan mulutnya berhenti berdoa. Sambil memangku Yishan, memeluknya, ia membisikkan doa-doa tersebut di telinga Yishan dengan harapan gadis kecil itu tetap mendengarnya. Tiap kali ia sadar Yishan mulai menutup mata, maka ia akan selalu membangunkannya, kenangan akan Jiyeon beberapa bulan lalu yang tak sadar dalam pelukannya dan berakhir koma masihlah membekas dalam benaknya. Karena hal itulah ia sangat tidak ingin kejadian yang sama kembali terulang.
"Sama seperti kecelakaan yang menimpa Nana waktu itu, Ji'er sangat khawatir melihat Yishan terluka parah, Ji'er takut Yishan akan sama seperti Nana yang tak kunjung sadar sampai sekarang. Ji'er tidak mau kehilangan Yishan karena Ji'er sangaaaat menyayangi Yishan. Terima kasih, ya? Terima kasih karena Yishan sudah bersedia datang dalam hidup Ji'er, terima kasih karena sudah menjadi hadiah terindah yang pernah Ji'er punya, Ji'er sangat-sangat bersyukur karena diberi kesempatan untuk menjadi kakeknya Yishan. Besok dan seterusnya, dan entah sampai kapan, Ji'er janji akan melindungi Yishan lebih baik dari hari ini,"
Tatapan mata Yizhou sangatlah teduh, mungkin didominasi oleh kekhawatiran yang teramat sangat. Dikecupnya sayang kedua pipi Yishan, dahinya, lalu pucuk kepalanya. Lantas ia kembali berbisik, "Kesayangan Ji'er,"
"Ternyata benar dugaanku," Yizhou menoleh ke arah sumber suara, mengernyit bingung seolah mencoba untuk mengingat sesuatu. "Kau... Zhao Xiao Han?"
"Tepat sekali, ternyata kau masih ingat juga denganku," pria dengan jas dokternya itu terkekeh kecil, lalu berjalan menghampiri Yizhou dan menepuk pundaknya. "Sebenarnya, aku sudah menduga bahwa anak ini masih ada hubungannya denganmu sejak aku berada di ruang operasi. Saat salah satu tim medisku menyebut namanya, aku merasa seperti pernah mendengar nama itu sebelumnya, terdengar cukup familiar. Jadi, dia adalah cucumu?"
Yizhou mengangguk.
"Anak yang manis," pujinya. "Sekilas dia mirip denganmu,"
"Dia baik-baik saja, kan?"
"Dia baik-baik saja, Yizhou, hanya efek dari obat biuslah yang membuatnya belum sadarkan diri. Dia anak yang kuat, dia tetap berusaha mempertahankan kesadarannya walau peluru yang mengenai pundak kirinya cukup dalam, bahkan sejujurnya hampir mengenai jantungnya. Sesaat sebelum operasi dimulai, ia sempat mengucapkan sesuatu, entah apa yang diucapkannya karena aku tak begitu mendengarnya dengan jelas, tapi aku yakin jika ia tengah memanggilmu dan mencarimu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE : "Between Flowers, Hearts and Us"
RomanceAntara bunga, hati dan kita, siapakah sebenarnya yang paling mengerti satu sama lain? Antara bunga yang berguguran dan bersemi, antara hati yang tercerai-berai dan bersatu-padu, antara kita yang saling terluka dan melukai, manakah yang lebih dulu ak...