32 - Rahasia Keluarga Catherine

13 1 0
                                    

—Selamat Datang dan Selamat Membaca—

✨✨✨





Pagi itu, meski udara lebih dingin dari biasanya Selene justru dengan sengaja membenamkan sebagian kaki jenjangnya ke dalam air kolam renang. Angin pagi yang terasa segar bercampur dingin menerpa wajah cantiknya. Setelah sekian lama akhirnya mereka bisa mendapatkan ketenangan, mungkin hanya bersifat sementara, namun ketenangan ini sudah lebih dari cukup bagi mereka untuk mengosongkan pikiran sejenak dari segala macam masalah.

"Selene, apa yang sedang kau lakukan?"

Selene menoleh, tersenyum singkat saat menyadari Yitian berdiri di belakangnya. "Hati-hati, Kakek, di sini licin,"

"Tidak apa, aku ingin menemanimu. Kau tak perlu berdiri, Selene, tetaplah di sana," Yitian pun mendudukkan diri di samping Selene, ikut membenamkan sebagian kakinya ke dalam air. Dirasakannya air kolam mulai mendinginkan kakinya, dibiarkannya angin menerbangkan helaian rambutnya yang telah memutih termakan usia, sangat dingin dan menusuk tulang, namun ia tak ingin beranjak pergi. "Sudah sangat lama sejak terakhir kali aku bisa sedekat ini denganmu, sudah berminggu-minggu kau dan ibumu tinggal di sini, tapi kita jarang berkumpul bersama,"

"Kakek sering pergi keluar, pergi ke satu tempat kemudian ke tempat lain. Meski sudah tak menjabat sebagai pemimpin tertinggi lagi, tapi sebenarnya Kakek masih senang bekerja, kan?"

"Aku hanya datang berkunjung, Selene, hanya sesekali saja aku datang mengeceknya."

"Tapi kenyataannya tidak seperti itu,"

Yitian tertawa. "Aku datang bukan tanpa alasan, dengan pengetahuan juga pengalaman yang kupunya, aku mencoba membantu mereka yang masih kesulitan dengan pekerjaannya. Aku senang melakukannya, karena itu aku tak pernah menolak bila ada yang meminta bantuanku,"

"Meski tempat itu jauh sekalipun?"

"Ya."

"Kakek," Selene tak suka ini.

"Aku hanya berusaha mengisi hari-hariku dengan kegiatan yang lebih bermanfaat, Selene, jadi apa salahnya? Kau tentu tahu tak banyak hal yang bisa dilakukan oleh kakek tua sepertiku. Semenjak aku terkena stroke tiga tahun yang lalu, aku tahu kondisi kesehatanku semakin menurun tiap harinya, tapi aku tak ingin menyusahkan kalian semua. Selama aku masih bisa melakukan semuanya sendiri, aku takkan meminta bantuan dari kalian,"

Selene tak suka mendengar kata-kata itu. Meski Yitian bukanlah kakek kandungnya, tetapi ia sangat menyayanginya. Rasa-rasanya Yitian pun tak pernah membeda-bedakan antara ia, Chanyeol, maupun Sehun. Yitian menyayangi mereka dengan cara yang sama.

"Sudahlah, tak perlu memasang wajah sedih begitu. Aku masih kuat, Selene, juga sangat-sangat sehat sekarang," Yitian merangkul pundak Selene, dan kemudian Selene pun menyandarkan kepalanya. "Kau masih muda, perjalanan hidupmu masih sangat panjang. Kau bisa memilih apa yang ingin kau lakukan dan tidak kau lakukan. Kau juga bisa mencoba banyak hal yang belum kau coba sebelumnya. Selalu ingat, Nak, semua orang bisa berubah, Tuhan Maha membolak-balikkan hati seseorang."

"Seperti yang dilakukan Tuhan pada Paman Yizhoukah?"

"Salah satunya,"

"Apa itu artinya masih ada kemungkinan Papa akan berubah?"

Yitian tak langsung menjawab, ia tampak berpikir, kemudian ia mengangguk sambil tersenyum. "Mungkin memang tidak dalam waktu dekat ini, entah kapan itu tapi kuyakin Yizhao akan berubah,"

MIRACLE : "Between Flowers, Hearts and Us"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang