—Selamat Datang dan Selamat Membaca—
✨✨✨
Hari ini, sebuah pernikahan sederhana sedang dilangsungkan, dan sesuai janjinya Chanyeol datang. Tetapi ia hanya berani memandangi sepasang pengantin baru itu dari jauh, tidak berani menyapa atau memberikan ucapan selamat. Sungguh, ia sedang berusaha menahan sesak di dadanya, menahan air mata yang sebenarnya ingin ia tumpahkan sejak ia menginjakkan kaki di tempat ini.
Menyesakkan.
Sudah tahu akan berakhir seperti ini, kenapa ia tetap datang?
"Bagaimana rasanya, Chan? Sakit?"
Chanyeol yang sedang menyeka ujung matanya lantas menoleh. Mirae, perempuan itu yang baru saja melontarkan pertanyaan padanya. Sebagai jawaban, ia hanya tersenyum masam, sejujurnya memang sakit, sakit sekali, patah hati sendirian memang menyakitkan.
"Aku pikir kau takkan datang, aku pikir saat mendengar kabar jika Lian Hua akan menikah dengan adikmu sendiri, kau akan mengurung dirimu di kamar sambil menangis meraung-raung meratapi nasib," Mirae berujar, setengah menyindir. Hari ini, ia ditugaskan menjaga Yishan selama Lian Hua dan Sehun tengah sibuk menjalani prosesi pernikahan. "Obati patah hatimu dengan minum ini,"
"Aku tidak tahan alkohol, Mirae, aku bisa lepas kendali jika aku mabuk," tolak Chanyeol.
"Ya, tentu saja aku tahu, aku kan hanya menawari," Mirae tersenyum, lantas meneguk segelas wine yang tadi ia tawarkan pada sahabatnya. Cukup untuk menghangatkan tubuhnya di musim dingin seperti ini. "Mereka pintar memilih tempat. Kudengar, tempat ini memang dibuka untuk acara-acara bersifat pribadi, setelah prosesi pernikahan mereka selesai, berfoto dan semacamnya, selanjutnya masih ada pasangan lain yang menunggu. Tempat ini biasanya tidak ramai karena letaknya jauh dari pusat kota, jarang ada orang yang melirik tempat ini, tapi hari ini antrean pasangan yang menikah cukup banyak juga."
Dari mana Mirae tahu? Tadi, ia sempat iseng melihat buku yang berisi daftar pasangan yang akan menikah hari ini, cukup banyak dan cukup membuatnya heran. Kenapa orang di luar sana mudah sekali menemukan jodoh mereka, ya?
"Hanya kita kerabat dekat mereka yang hadir, Chan, selain kita tidak ada lagi, bahkan aku tidak diizinkan Lian Hua untuk mengabari teman sekolah kita dahulu. Aku merasa spesial karena dipercaya olehnya dan diizinkan datang,"
Biasanya Chanyeol banyak bicara, tapi hari ini ia lebih banyak diam, ia tidak tertarik menanggapi perkataan Mirae. Jujur saja, ia memang bahagia atas pernikahan adiknya, tapi saat melihat perempuan yang menjadi pendampingnya adalah orang yang pernah sangat ia sukai tentu ada sedikit keretakan dalam hatinya, dan apalagi namanya kalau bukan patah hati.
"Keluargamu tahu, Chan?"
Chanyeol mengangguk. "Tanpa aku memberitahu apa-apa, pastilah mereka tahu dengan sendirinya. Tidakkah kau lihat orang yang sedang mengenakan kacamata hitam yang berdiri di sudut ruangan? Dia mata-mata ayahku," Chanyeol geli sebenarnya dengan tingkah orang itu. Orang itu pikir ia pasti takkan mengenalinya sebagai suruhan Yizhou, tapi nyatanya, sekalipun orang itu menyamar sebagai tembok ia pasti tetap tahu. "Aku tidak mengerti dengan orang-orang yang ada di keluargaku sendiri, contohnya ayahku itu. Ia bilang, ia tidak peduli dan tidak mau tahu, tapi kenyataannya ia tetap mengirim orang untuk memata-matai adikku,"
"Karena bagaimanapun ayahmu itu tetap seorang ayah, Chan, melepas anak bungsunya yang selama ini hampir tidak pernah berkenalan dengan dunia luar pastilah di dalam hatinya ada rasa-rasa khawatir. Mungkin, ia memang benar-benar peduli,"
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE : "Between Flowers, Hearts and Us"
RomanceAntara bunga, hati dan kita, siapakah sebenarnya yang paling mengerti satu sama lain? Antara bunga yang berguguran dan bersemi, antara hati yang tercerai-berai dan bersatu-padu, antara kita yang saling terluka dan melukai, manakah yang lebih dulu ak...