—Selamat Datang dan Selamat Membaca—
✨✨✨
"Jadi, apa yang membuat Papa akhirnya mau memeriksakan diri ke dokter setelah dua hari lamanya kita bertengkar mengenai hal tersebut?!"
"Ya... Siapa lagi kalau bukan Yishan?"
Setelah perdebatan dan pertengkaran tiada akhir yang sangat amat menguras emosi, pagi ini, tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba Yizhou berkata akan pergi ke rumah sakit untuk berkonsultasi dan memeriksakan diri. Terkejut? Sudah pasti. Bingung? Apalagi. Namun menyadari Yishanlah alasan kenapa Yizhou akhirnya mau menurut dan berdamai dengan kekeraskepalaannya, Sehun menjadi tak heran. Hati ayahnya memang sangat lemah tiap kali dihadapkan dengan Yishan. Seorang Zhou Yizhou yang terkenal sebagai pemimpin yang galak dan tegas nyatanya bukanlah apa-apa di depan cucunya.
"Buat apa kita berdebat panjang lebar dengan Papa jika pada akhirnya Papa justru luluh karena cucu kesayangannya? Sungguh menguras tenaga dan emosi," Chanyeol mendengus. "Ah, sudahlah, Papa memang tak bisa ditebak. Tapi Yishan hebat juga bisa meluluhkan Papa tanpa melakukan apa pun,"
"Seharusnya sedari awal saja kita meminta Yishan yang membujuk Papa,"
Chanyeol mengangguk-angguk, pertanda setuju. "Omong-omong, hari ini kau libur tidak?"
"Libur,"
"Bagus," Chanyeol tersenyum. Ia lantas menatap Catherine, Lian Hua dan Sehun yang kini tengah sama-sama duduk melingkari meja di ruang keluarga. Mereka baru selesai sarapan bersama. "Hari ini aku ingin mengadakan pesta kecil di rumah sebagai ganti pesta yang batal waktu itu. Rencananya, aku takkan mengundang banyak orang, aku hanya akan mengundang Bibi Yeon, Kakek, Selene, dan Jae saja. Namun, aku butuh bantuan kalian semua untuk menyukseskan acara ini,"
"Pantas saja Jae selalu emosi tiap bekerja denganmu. Kau senang sekali dengan segala sesuatu yang mendadak. Aku tak mau membantu," tolak Sehun tegas. Hari ini ia ingin menghabiskan waktu untuk bersantai, Ya Tuhan.
"Kau harus membantuku karena waktu kita sangat sempit. Sebelum Papa, Mama, dan Yishan pulang nanti semua persiapan sudah harus selesai,"
"Kau gila, hah?"
"Maaf, Chan, tapi kali ini aku satu suara dengan Sehun," Lian Hua bisa saja membantu, namun di sisi lain ia sudah cukup disibukkan dengan tugasnya mengurus Yinxue. "Aku mengerti maksudmu mengadakan pesta ini, tapi segala sesuatu yang mendadak memang sangat tidak bagus, Chan. Meskipun kecil, pesta tetap butuh banyak persiapan, dan dengan waktu yang sangat sempit seperti itu bagaimana kita mempersiapkannya? Papa dan Mama mungkin akan pulang sebentar lagi,"
"Kita belum merayakan ulang tahun Yishan, Hua,"
"Yishan baik-baik saja meski ulang tahunnya tak dirayakan. Ia sudah senang sekali dengan hadiah yang kau berikan kemarin,"
"Hati orang tak ada yang bisa ditebak, Hua, baik-baik dari luar belum tentu baik-baik saja di dalamnya,"
"Bah, siapa kau paling mengerti perasaan putriku? Dibanding mengadakan pesta kecil, kenapa tidak makan bersama saja? Ya, makan malam di salah satu restoran dekat rumah misalnya. Pesta terlalu merepotkan karena bukan hanya makanan saja yang perlu dipersiapkan, melainkan juga dekorasi, pun kalau dihitung-hitung biaya yang dikeluarkan takkan jauh berbeda," usul Sehun. Ia sungguh sedang tak ingin menyulitkan diri. "Jadi makan malam bersama saja, ok?"
"Ide yang sangat bagus, Hun, kalau begitu kita ganti saja pestanya dengan makan malam bersama di rumah,"
"BUKAN BEGITU MAKSUDKU!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE : "Between Flowers, Hearts and Us"
RomanceAntara bunga, hati dan kita, siapakah sebenarnya yang paling mengerti satu sama lain? Antara bunga yang berguguran dan bersemi, antara hati yang tercerai-berai dan bersatu-padu, antara kita yang saling terluka dan melukai, manakah yang lebih dulu ak...