20 - Menanti Kelahiran Anak Kedua

25 2 0
                                    

—Selamat Datang dan Selamat Membaca—

✨✨✨








"Untuk kejadian di rumah Papa waktu itu, jujur, aku minta maaf. Aku benar-benar tak tahu jika ia sampai senekat itu. Aku juga tak tahu dan tak mengerti buat apa ia mengikutiku sampai ke sini. Ia sedang pergi, karenanya aku bisa menghubungimu,"

"Buat apa kau minta maaf padaku, Soo-Yeon? Apa yang ia lakukan bukanlah kesalahanmu. Lagipula kau sudah meminta maaf setelah hari itu terjadi, jadi buat apa?" Yizhou menanggapi santai, membalas permintaan maaf Soo-Yeon dengan kata-kata yang kurang lebih sama persis seperti ia membalasnya pertama kali. Soo-Yeon tak salah, kakak iparnya itu tak salah sama sekali. "Bebaskanlah dirimu darinya jika kau sudah tak tahan, Soo-Yeon,"

"Aku ingin, tapi aku tak bisa,"

"Kenapa?"

"Tak semudah itu bagiku untuk membebaskan diri darinya, Yizhou, ada banyak hal yang harus kupertimbangkan jika aku ingin berpisah dengannya."

"Kau masih mencintainya?"

"Apakah aku perlu menjawabnya?"

Yizhou tersenyum, menggeleng. "Aku sudah tahu jawabannya."

"Aku masih bisa bertahan asal putriku tetap bersamaku. Aku tak ingin kehilangan dirinya sama seperti aku kehilangan Shun—maaf," Soo-Yeon diam, tetap membiarkan telepon itu terhubung meski baik dirinya dan Yizhou sama sekali tak bersuara. "Aku berharap jika ia bisa berubah sepertimu, Yizhou, aku harap ia masih mau membuka hatinya dan melihat bahwa keluarganya masih peduli padanya,"

"Suaramu terdengar tak yakin,"

"Aku... Yakin,"

"Tidak, Soo-Yeon, kau tak yakin. Kau hanya berusaha menghibur diri saja. Yizhao bukan aku, dan kau bukan Jiyeon, jadi jika kau sudah tak sanggup lagi bertahan dalam hubungan ini, maka lepaskanlah. Lepaskanlah dirimu dari ikatan tersebut karena kuyakin Papa juga takkan mempermasalahkannya,"

"Kata-katamu cukup menguatkanku. Terima kasih," Soo-Yeon terkekeh. "Kau ada di rumah sekarang?"

"Aku ada di rumah,"

"Apakah Sehun dan Lian Hua sudah pergi ke Calgary? Yishan?"

"Mereka akan pergi sore nanti, dan Yishan, ia akan bersamaku dan Chanyeol selama beberapa hari ke depan. Jujur, aku takut, ini kali pertama Yishan akan sepenuhnya berada dalam pengawasanku,"

"Buat apa kau takut? Kau kakeknya, Yizhou, meski ini kali pertama kau akan mengurus Yishan tapi kuyakin kau bisa mengatasinya. Semoga semua akan baik-baik saja, semoga persalinan Lian Hua nanti akan lancar tanpa hambatan, aku hanya bisa bantu mendoakan dari sini," Soo-Yeon ikut senang, ikut berbahagia atas kebahagiaan keluarga adik iparnya. "Dan semoga sebentar lagi kau akan mendapat kabar baik dari Jiyeon, aku berdoa dan selalu berdoa semoga ia segera sadar dari komanya,"

"Soo-Yeon,"

"Jiyeon sudah kuanggap sama seperti adikku sendiri. Jadi ketika ia sadar nanti, tolong kau tepati janjimu untuk berubah, ya?"




—♥—




Menjelang persalinan, tentu ada banyak hal yang harus dipersiapkan, mulai dari perlengkapan bayi, perlengkapan sang ibu, hingga hal-hal seperti keamanan dan kenyamanan rumah sakit juga masuk ke dalam daftar hitungan. Menyambut kelahiran seorang anak tentu menjadi momen yang paling menggembirakan, tak terkecuali bagi Sehun dan Lian Hua, menyambut kelahiran sang anak kedua seolah membuat mereka merasa seperti baru menjadi orangtua.

MIRACLE : "Between Flowers, Hearts and Us"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang