—Selamat Datang dan Selamat Membaca—
✨✨✨
"Hei, kenapa murung terus sejak tadi, hm?"
Lian Hua menggeleng pelan, tersenyum tipis. "Aku hanya merasa gagal menjadi seorang ibu, aku sudah membahayakan kandunganku, membahayakan nyawa anakku karena tidak berhati-hati, dan sekarang karenaku ia harus terlahir prematur dan berada di ruang NICU," ujarnya pelan sekali. Setelah sadar, hal pertama yang langsung dicarinya adalah sang anak, tapi sampai saat ini dokter masih melarangnya untuk bertemu karena kondisinya belum pulih sepenuhnya.
"Kau tidak gagal,"
Sehun tersenyum, menggenggam erat tangan Lian Hua sambil sesekali mengusapnya untuk memberinya kehangatan.
"Terima kasih karena tetap bertahan sampai detik ini, terima kasih karena kau tetap kuat, dan terima kasih karena kau sudah melahirkan seorang putri kecil yang sangat manis. Jika ada orang yang merasa gagal, maka itu adalah aku, akulah yang sudah membuatmu seperti ini. Aku ini bejat, Lian, aku ini jahat. Aku sudah menghamilimu, aku sudah merampas masa depanmu yang sudah ada di depan mata, dan aku merusaknya karena dikendalikan oleh nafsuku. Tapi sekali lagi terima kasih, terima kasih karena tetap bertahan dan tidak menyerah,"
"Kenapa aku tak boleh bertemu dengannya? Aku ingin melihatnya, aku ingin memeluknya. Kenapa mereka melarangku untuk melihat anakku sendiri?"
"Mereka melarang demi kebaikanmu juga, Lian, kondisimu belumlah pulih. Kau masih harus banyak beristirahat, dan lagi, kau baru saja keluar dari ruang ICU." Sehun sangat mengerti, karena tidak ada ibu di dunia ini yang mau dipisahkan dan terpisahkan dengan anaknya, kan? Tapi ia jugalah yang dulu dengan sengaja memisahkan diri. "Nanti, setelah kondisimu sudah cukup baik, pasti dokter akan mengizinkanmu untuk pergi melihatnya, bersabarlah. Ada yang menjaganya juga di sana, jadi kau tenang saja, ya?"
"Apa dia baik-baik saja?"
Sehun menggangguk, kemudian mencondongkan badannya untuk mendaratkan sebuah kecupan hangat di dahi kekasihnya. "Sekarang dia baik-baik saja, jadi kau tak perlu khawatir. Aku memberinya nama Yishan. Kau suka dengan nama itu? Jika tidak, aku akan menggantinya dan memberinya nama lain, bagaimana menurutmu?"
"Aku suka, tidak perlu diganti,"
"Aku janji, Lian, setelah ini, setelah kau keluar dari rumah sakit aku akan langsung menikahimu. Aku pasti akan menikahimu sesuai dengan janjiku waktu itu, aku akan bertanggung jawab. Memang, aku masih harus kuliah, masih harus sering meninggalkanmu sewaktu-waktu bahkan tiga hari lagi aku juga harus kembali ke Shanghai. Tapi aku janji itu takkan lama. Hanya tinggal sedikit lagi dan setelahnya aku akan lebih sering berada di sini menemanimu dan putri kecil kita. Aku sudah mengutarakan keinginanku pada professor bahwa ketika aku resmi mendapatkan gelarku sebagai dokter, aku akan mengabdikan diri di salah satu rumah sakit yang berada di Korea,"
"Kau ingin bekerja di rumah sakit mana?"
"Aku belum memutuskannya,"
"Kenapa tidak di rumah sakit ini saja? Ada Mirae yang mungkin bisa membantumu,"
"Menggunakan orang dalam begitu?"
"Um,"
"Tapi maaf sekali, Lian, aku menolaknya. Aku akan lebih senang jika diterima karena hasil kerja keras dan usahaku sendiri daripada diterima bekerja karena adanya orang dalam, aku tak ingin begitu. Kalaupun aku tidak bisa masuk ke rumah sakit ini, masih banyak rumah sakit lain yang mungkin saja akan menerimaku, diterima atau tidaknya itu urusan belakangan, yang penting aku sudah berusaha dan mencoba." Jelas Sehun tegas namun lembut. "Ayo cepat sembuh dan keluar dari rumah sakit ini supaya aku bisa segera menikahimu. Sebentar lagi kita akan resmi menjadi keluarga kecil,"
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE : "Between Flowers, Hearts and Us"
RomanceAntara bunga, hati dan kita, siapakah sebenarnya yang paling mengerti satu sama lain? Antara bunga yang berguguran dan bersemi, antara hati yang tercerai-berai dan bersatu-padu, antara kita yang saling terluka dan melukai, manakah yang lebih dulu ak...