1. Genza - Nayza

156K 11.5K 920
                                    

Hallo teman-teman!!!

Maaf sebelumnya, cerita ini sedikit banyaknya mungkin sudah aku rombak, biar semakin enak dibaca dan semakin enak juga buat aku nerusinnya, HEHE!

Untuk sementara kemarin cerita ini aku unpublish dulu... TAPI kalo kalian udah baca ini sih kayaknya berati ceritanya udah aku PUBLISH lagi DONG YAA WKWK

TANPA BA BI BU BE BO LAGI...

SELAMAT MEMBACA KEMBALI~~



                                                                                      ~‾‾)~ ~(‾‾~)

"Genza, pulang." Suara pelan yang terdengar dingin itu mampu menghentikan gerakan seorang laki-laki bernama Genza Haki Ardana. Cowok dingin yang terkenal datar dan tidak pernah peduli dengan sekitarnya. Hal tersebut tidak berlaku untuk seorang perempuan yang saat ini sedang menatap Genza dengan pandangan sama datarnya. Dia, Nayza. Nayza Putri Adeeva.

Nayza berhasil datang tepat waktu ke tempat di mana Genza sedang memukuli seorang laki-laki yang Nayzapun sebenarnya tidak tau siapa orang tersebut. Genza melepaskan kerah seragam yang ternyata adik kelasnya tersebut dengan gerakan kasar. Korban tinju Genza itu sudah terlihat seperti ingin pingsan. Sebelum benar-benar meninggalkan korbannya, Genza sekali lagi menatap mata orang itu tajam, "Jangan coba-coba cari masalah sama gue." katanya datar dengan nada penuh ancaman.

Genza membalas tatapan mata Nayza, keduanya terdiam cukup lama. "Nay?" panggil Genza akhirnya berbicara.

"Pulang, Genza."  tekan Nayza sekali lagi. Setelah menekankan kata "pulang" pada Genza, Nayza pergi mendahului Genza yang diam-diam tersenyum samar, "Gemes."

Nayza berdiri di depan mobil Genza, tak lama kemudian Genza datang dan langsung membuka kunci mobilnya. Nayza langsung masuk ke dalam mobil menghiraukan Genza dengan memasang ekspresi datar, dan tanpa suara. Setelah Genza ikut masuk ke dalam mobilnya, Genza tidak langsung menghidupkan mesin mobilnya. "Maaf, Nay." ucap Genza menghadapkan badannya pada Nayza.

Nayza tidak menoleh sedikit pun, hanya membalas perkataan Genza dengan dehemannya. Karena merasa tidak dihiraukan, Genza mengangkat dagu Nayza agar mau menatapnya. "Liat aku coba," pinta Genza. Nayza berdecak kecil, "Apa?" tanyanya.

Genza tersenyum, senyum yang jarang sekali atau bahkan belum pernah diperlihatkannya di depan orang lain selain Nayza. "Aku gapapa." katanya pelan, sembari mengelus pipi Nayza lembut.

Nayza tertegun, dia langsung menatap mata Genza yang sedang menatapnya dalam. "Kamu tau?" tanya Nayza.

Genza tersenyum lucu, "Apa yang aku ga tau tentang kamu?"

Wajah Nayza yang tadinya hanya berekspresi datar mulai berubah digantikan dengan senyum manisnya. Setelah itu Nayza cemberut lucu,  "Aku gak suka. Bisa-bisanya ngajak orang berantem tapi malah kena juga. Sampe berdarah kayak gitu." katanya dengan menunjuk ujung bibir Genza yang memang sedikit memar dan terdapat sedikit bercak darah karena Genza sedikit oleng tadi waktu menghajar adik kelasnya itu.

Yap, benar. Nayza tidak marah mengenai Genza yang berkelahi di belakang sekolah tadi, Nayza juga tidak peduli jika Genza membatai orang-orang itu. Toh, Nayza tau, paham, dan mengerti apapun yang dilakukan Genza pasti ada sebabnya. Yang membuat Nayza marah adalah saat Nayza melihat ada luka di tubuh Genza, dan Genza tau itu.

"Iya, maaf. Tiupin," kata Genza dengan wajah memelasnya membuat Nayza gemas.

"Gamau." tolak Nayza, mengalihkan pandangannya ke depan.

Genza dan Nayza [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang