HEHE >.<
(~‾▿‾)~ ~(‾▿‾~)
Tidak sampai 15 menit, Genza sudah sampai di lokasi yang dikirim Nayza tadi. Dengan hanya memakai hoodie dan celana cargo, Genza menyusuri mall tersebut seorang diri, banyak perempuan yang menatap kagum pada dirinya, pesona Genza memang tidak main-main.
Genza tersenyum menatap punggung Nayza yang membelakanginya, dia mendekat pelan-pelan berniat ingin mengejutkan Nayza.
"GENZA?"
Genza kaget, dia merasa tidak tau dan tidak kenal dengan perempuan di depan Nayza yang memanggilnya tadi. Karena suara perempuan itu, Tania dan Meisya ikut menoleh ke belakang, setelah tau bahwa ada Genza di sana, mereka refleks menahan tawanya.
Nayza ikut menoleh ke belakang sebentar, kemudian kembali menatap Sarah di depannya yang sudah bergaya sok cantik dan ingin mencari perhatian Genza.
Sarah berdiri, bertanya sok akrab pada Genza, "Bener Genza kan? kok kebetulan banget sih ketemu di sini?"
Genza hanya mengernyitkan dahi tipis, sangat bingung. Siapa wanita jamet ini?
Merasa tidak ada jawaban dari Genza, Sarah kembali bertanya, "Lo gak inget gue ya?"
"Gak." jawab Genza terlewat datar.
Sarah tersenyum manis, "Gue Sarah, temen sekelas lo waktu SMP, inget kan?" tanyanya memaksa Genza untuk mengingat.
"Gak."
"Masa sih?" katanya pelan, kemudian berdehem.
"Kayaknya lo lupa-lupa inget deh sama muka gue, soalnya kalo kata orang-orang gue sekarang tambah cantik. Iya kan Nay?" Dengan percaya dirinya Sarah berkata demikian, dan parahnya lagi malah meminta validasi dari Nayza. Sedangkan Tania dan Meisya sudah memasang ekspresi seolah ingin muntah.
Tetap sama, dengan tidak adanya jawaban dari Nayza, Sarah kembali mengoceh, "Oh,iya! ini," katanya menunjuk Nayza. "Inget gak?"
"Dulu kamu benci banget loh Gen sama dia." lanjutnya memanggil Genza dengan sebutan "kamu".
"Aku inget banget dulu kamu gak suka deket-deket sama dia, aku yakin sih kamu gak bakal inget sama dia." lanjutnya dengan terkekeh. "Kamu juga dulu jijik banget gitu sama dia, sampe gak mau deket-deket."
Nayza hanya diam saja, masih terus melanjutkan makannya, dan terlihat sangat-sangat tidak perduli dengan semua ocehan Sarah itu. Genza sudah sangat muak mendengar ocehan dari mulut wanita bernama Sarah itu, Genza terpaksa membuka suaranya "Gak usah sok kenal anjing."
Sarah terdiam, dari raut wajahnya terlihat dia sangat shock mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Genza.
"Finally," batin Nayza. Nayza mengulum senyumnya, membereskan tas bawaannya dan langsung berdiri.
"Oh, Genza yang lo bilang tadi Genza yang ini?"
Sarah mengernyit bingung, "Y-ya iya."
Genza beralih menatap Nayza meminta penjelasan. Nayza yang mengerti ekspresi tersebut hanya mengangkat bahunya tidak tau dengan bibirnya yang juga mengerucut lucu, "Gak kenal juga sebenernya."
Kemudian Nayza berekpresi seolah berfikir, "Oh, katanya temen SMP sih."
Genza hanya memasang wajah datarnya, "Gak penting. Ayo pulang," Genza menarik sebelah tangan Nayza untuk digenggamnya.
Nayza terkekeh, melihat Tania dan Meisya yang mukanya sudah merah menahan tawa. "Yaudah deh, gue duluan ya Tan, Mei." pamit Nayza.
Meisya mengangguk, "Pff- Iya iya Nay, dadahhh!!" jawab Meisya menahan tawa mati-matian.
"BAHAHAHAHAHAHAHAH, gak kuat anjir sumpah gak kuat!! Yaallah!!!"
Tawa Tania dan Meisya meledak, ditambah melihat muka Sarah yang hanya cengo. Sarah malu bukan main. Pandangannya tetap mengikuti langkah Genza dan Nayza, dengan Genza yang sesekali menciumi puncak kepala Nayza gemas.
Meisya mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Sarah. "Woi! sadar woi!"
"Gue yakin ni anak kena mental Mei," ujar Tania masih menetralkan tawanya.
Meisya masih berusaha memanggil Sarah yang masih melamun, "Astaghfirullah, ngucap gue liatnya."
"Heh! woi!" panggil Meisya lagi.
Sarah tersadar, mengerjapkan matanya linglung. "Kok? kok bisa?"
"Bisa apaan?"
"Genza? sama Nayza?"
"Ya bisalah. Gue kalo jadi lo malunya banget bangetan sihh," lanjut Tania.
Sarah hanya melirik keduanya dengan wajah yang menahan marah plus malu, meraih tasnya di kursi kemudian melangkah keluar restoran dengan perasaan yang sangat kesal. Lebih keperasaan malu tepatnya.
***
KOK GUE YANG MALU YAK???!
T B C
KAMU SEDANG MEMBACA
Genza dan Nayza [on going]
Teen FictionGenza Haki Ardana, yang katanya tidak bisa hidup tanpa sosok Nayza Putri Adeeva. 2 orang yang dikenal "Datar" oleh orang-orang di sekolahnya, dan sama-sama memiliki nasib yang menyedihkan. "I would rather die than let you go, Nay." -Genza