Hallo ;)
***
Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi. Nayza langsung membereskan mejanya kemudian mengambil handphone-nya di tas untuk mengabari Genza.
Sebelum membuka room chatnya dengan Genza, Nayza melihat ada notif pesan dari ayah Genza yang jarang sekali menghubunginya.
Ayah Genza
Nayza, ayah boleh minta tolong?
tolong ajak Genza ke rumah ya.
Hari ini. Ada yang mau ayah bahas,
soal kerjaan.Nayza hanya membacanya, kemudian beralih membuka room chatnya dengan Genza. Saat baru ingin mengetik Genza sudah mengirim pesan duluan.
Husband aku👄
Ayaaang, udah bel kan?Iyaa, aku ke parkiran skg
Sipp, love uu cantikk
Love u more nakall
Nanti dinakalin nangess
😒😒
HEHE😘✌
Nayza hanya menggeleng dengan tersenyum kecil melihat balasan dari Genza itu.
"Udah Nay? ayok." ajak Meisya.
Nayza mengikuti langkah Meisya dan Tania, dengan sesekali Nayza melemparkan senyuman tipisnya kepada orang-orang yang menyapanya.
"Aron sama Lio bolos juga ya Nay?" tanya Meisya.
"Mungkin."
"Bego banget dah Aron sama Lio, bolas bolos bolas bolos. Genza mah enak udah pinter dari sononya," kata Meisya menggibahi Aron dan Lio.
"Aron pinter tau." bantah Tania.
"Iye pinter, pinter ngibul." jawab Meisya sewot.
Tania hanya memutar bola matanya malas, malas berdebat dengan Meisya.
***
Keadaan warcik saat ini sudah sepi, semua anak laki-laki yang sempat bolos pada saat jam pelajaran tadipun sudah pergi menyebar ke rumah masing-masing dan saat ini hanya tersisa Genza, Aron dan Lio di sana.
Ketika ketiga orang yang bolos tadi itu ingin bersiap meninggalkan warcik, tiba-tiba saja datang seorang wanita yang sepertinya berasal dari sekolah lain menyapa Genza.
"Hai, lo cowok yang kemaren di supermarket itu kan? yang nabrak gue?" sapanya sangat ramah.
Genza memasang wajah datarnya tak minat. Genza tidak kenal.
"Siapa Gen?" tanya Aron.
Genza hanya mengangkat bahunya acuh, kemudian bergerak ingin melanjutkan langkahnya. Baru satu langkah Genza berjalan, Perempuan tadi menahan pundak Genza.
Refleks, Genza menghempaskan tangan perempuan itu kasar, "Anjing. Kaos yang dibeliin bini gue ternodai." batinnya kesal.
"Kok lo kasar banget sih," kata perempuan itu kaget dengan perlakuan Genza yang terbilang cukup kasar.
"Bacot," jawab Genza kemudian meninggalkan Aron dan Lio bersama perempuan itu.
Karena Lio kepo, alhasil Lio angkat bicara, "Heh! Siapa lo?" tanyanya tak santai.
Yang tadinya wajah perempuan itu suram seketika langsung tersenyum lebar ke arah Lio yang menanyai dirinya karena merasa diperhatikan.
"Kenalin, Gisca," katanya mengulurkan tangan pada Lio dengan tersenyum manis.
Lio mengernyitkan keningnya, "Anak mana?" tanya Lio dingin.
"Anak SMA Jaya 1. Tadi kebetulan gue lewat sini, terus ngeliat cowo tadi, Pernah ketemu di supermarket soalnya." katanya menjelaskan.
Lio hanya manggut-manggut, Aron sudah tidak memperhatikan keduanya, dia malah asik membuka aplikasi tiktok di handphone-nya.
"Punya nomornya gak?" tanya perempuan yang bernama Gisca tadi pada Lio.
"Nomor siapa?"
"Yang tadi, siapa deh namanya? boleh tau gak?" katanya kepo.
"DAH ADA BINI!" teriak Aron menyambung.
Gisca hanya tertawa, menganggap kata-kata Aron hanya sekedar lelucon belakandan sekedar memanasA-manasi dirinya saja.
"Gue tau sih kalo dia udah punya pacar, waktu itu ketemu soalnya." kata Gisca.
"Terus?" tanya Lio.
"Terus? ya gapapa dong? kan masih pacarnya?" tanya Gisca dengan senyum manisnya yang dibuat-buat.
"Maksud lo?" tanya Lio.
"Gue tertarik sama dia, sebelum janur kuning melengkung, siapapun boleh berkompetisi kan?" lanjutnya percaya diri dengan senyuman yang membuat Aron mual.
Lio yang mendengar tuturan perempuan itu hanya melongo, "Yadeh, serah lo." kata Lio mengalah.
Aron menatap Gisca dari atas sampai bawah, membuat Gisca yang sedang memainkan rambutnya sok cantik itu sedikit kikuk.
"Kenapa?" tanya Gisca karena merasa terintimidasi oleh tatapan Aron.
"Masih kalah jauh," kata Aron singkat kemudian mengambil tasnya dan berjalan meninggalkan warcik dengan satu tangan menarik kerah baju Lio.
Lio yang masih bingung dengan maksud yang di ucap Aron tadi hanyan memasang wajah bloon-nya.
Setelah sedikit jauh dari perempuan yang masih memantau keduanya itu, Lio tersadar. Kemudian berteriak, "IYA ANJIR GUE BARU SADAR! NAYZA YANG SPEK BIDADARI KEK BEGITU MANA BISA LO KALAHIN!" teriaknya heboh.
Gisca mendengus tidak suka, "Oh? Nayza?" gumamnya dengan senyum yang penuh arti.
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Genza dan Nayza [on going]
Teen FictionGenza Haki Ardana, yang katanya tidak bisa hidup tanpa sosok Nayza Putri Adeeva. 2 orang yang dikenal "Datar" oleh orang-orang di sekolahnya, dan sama-sama memiliki nasib yang menyedihkan. "I would rather die than let you go, Nay." -Genza