3. Boys Deeptalk..

78.4K 9.1K 397
                                    

HEHE ><

(~‾▿‾)~ ~(‾▿‾~)

***

Nayza membawa Genza ke uks untuk mengobati luka kecil yang ada di pelipisnya. Nayza tau, sebenarnya luka ini tida ada apa-apanya bagi Genza, Dasar Genza saja yang sedang mencari perhatian Nayza. "Nonjok siapa lagi ini?" tanya Nayza, menempelkan plester bergambar Naruto pada pelipis Genza.

Genza menjawab santai, "Gak tau, gak kenal."

Nayza mengerutkan keningnya bingung, "Kebiasaan kamu."

"Kata Aron ada yang mau deketin kamu. Aku gak suka dengernya."

Nayza semakin bingung, "Siapa?"

"Gatau, jelek banget mukanya. Gak kenal." jawab Genza dengan muka sebalnya.

Nayza hanya menggelengkan kepalanya tak habis fikir, "Kebiasaan."

Genza melirik Nayza, mengambil tangan kanan Nayza kemudian mengecup sekilas tangan perempuan itu, "Aku udah kasih tau Aron sama Lio tentang status kita. Gapapa kan?" tanyanya.

"Gapapa." jawab Nayza santai. Malah sebenarnya Nayza akan sangat senang bila semua orang tau kalau dia dan Genza sudah memiliki status lebih dari pacar. Sebab, Nayza sudah terlalu lelah memblock semua nomor-nomor atau bahkan sosial media para pria yang selalu saja mengejarnya.

Nayza berdiri dari kursinya, mengajak Genza beranjak. "Udah ah, ayok kelas."

"Mau bolos aja, boleh gak?" tanya Genza meminta izin pada Nayza.

"Sendiri?"

Genza menggeleng, "Aron sama Lio udah duluan."

"Yaudah boleh, gaada tugas kan?" tanya Nayza memastikan bahwa setidaknya Genza tidak boleh ketinggalan nilai tugasnya.

"Engga sayang."

Nayza hanya mengangguk, bersiap pergi dari ruangan UKS yang sepi itu.

"Love you Nay."

"Love you more." balas Nayza tersenyum manis kemudian melenggang meninggalkan Genza seorang diri.

***

Genza mendatangi sebuah warung kecil di sebelah sekolahnya, tempat biasa di mana dia dan teman-temannya membolos. Genza duduk di kursi panjang tempat di mana Aron juga duduk. Genza membuka rokok bungkus yang ada di sakunya kemudian mengambil pemantik api milik Aron di atas meja. Dengan gaya coolnya Genza menghisap rokok tersebut kemudian menghembuskan asapnya pelan.

"Udah Gen ketemu bu bosnya?" tanya Aron menggoda Genza.

"Hm."
"Lio mana?" tanyanya, karena belum melihat batang hidung cowok cerewet itu.

"Tuh," tunjuk Aron mengerakan dagunya pada Lio yang baru datang dengan membawa mangkok berisi jajanan yang dibelinya.

"EITSSS, CEILAH ADA PAK MISUA," teriak Lio heboh. Semenjak tau kebenaran hubungan Genza dan Nayza, Aron dan Lio semakin gencar untuk menggoda Genza.

Salah memang menanyai keberadaan laki-laki cerewet bin heboh semacam Lio ini, batin Genza. Genza mengambil botol minuman yang ada di depannya kemudian melemparkan ke arah perut Lio. Tepat sasaran.

"Teriak sekali lagi gue bunuh lo detik itu juga." ancam Genza masih dengan muka datar. Sedangkan Lio sudah meringis kesakitan menggosok-gosok perutnya pedih.

Lio cemberut, "Kejam bet dah pak misua," katanya dengan muka melas.

Aron sudah ngakak melihat ketololan Lio. "Goblok tetaplah goblok."

Genza dan Nayza [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang