7. would u be proud?

56.4K 7K 97
                                    

HEHE >....<

(~‾▿‾)~ ~(‾▿‾~)

Nayza dan Genza duduk di kursi kayu panjang yang memang terletak di atas rooftop sekolah, keduanya duduk berhadapan dengan Nayza yang mulai membuka kotak bekalnya.

"Tadi ditawarin bawa gak mau."

"Sengaja." jawab Genza

Nayza mengerutkan keningnya, "Ha?"

"Iyaa. Biar bisa makan nya disuapin sama kamu." Genza terkekeh, mengacak rambut Nayza gemas sendiri.

"Tapi kan kalo bawa sendiri juga bisa aku suapin."

Genza menggelengkan kepalanya tanda tak setuju, "Gak mau, maunya satu sendok sama kamu aja."

Nayza memicing, "Lebay." cibirnya

"Emang," jawab Genza menjulurkan lidahnya tak mau kalah.

"Kamu ribet."

Genza langsung menjawab cepat, "Tapi kamu suka."

"Gak."

Genza langsung merubah ekspresinya menjadi datar, "Yaudah gak ribet lagi."

Nayza menahan tawanya melihat Genza yang tiba-tiba saja mudah sekali berubah moodnya, "Gak apa-apa deh, jadi ribet terus aja."

Genza menggeleng cepat, "Gamau, kamu nya gak suka."

"Becanda sayangg." kata Nayza gemas, saking gemasnya melihat ekspresi Genza, Nayza sampai menggerakan tangannya untuk mencubit lengan Genza. "Greget." lanjut Nayza. Genza hanya tersenyum salting, jarang-jarang Nayza mau memanggilnya dengan panggilan sayang.

***

Setelah selesai makan di rooftoop tadi, Genza dan Nayza langsung kembali ke kelasnya masing-masing. Nayza fikir dia sudah terlambat masuk kelas, tapi ternyata saat dia sampaipun belum ada tanda-tanda dari guru mereka yang akan masuk ke kelas.

"Dari mana Nay?" tanya Meisya yang duduk di belakang Nayza dan Tania.

"Rooftop."

"Ngapain?"

"Makan."

"Sendiri?" tanya Meisya memastikan.

"Genza."

Meisya hanya ber-OH ria, dia sudah paham dan khatam dengan kalimat-kalimat singkat yang keluar dari mulut Nayza. Tania yang baru kembali dari rombongan di belakang kelas itu langsung duduk di kursinya. "Nay, besok lo sibuk gak?"

Nayza berfikir sebentar, "Gak."

Tania menghadapkan diri sepenuhnya ke arah Nayza, "NAH! besok jalan yuk Nay?"

"Ke mana?"

Tania langsung menjawab, "Kita nge-mall aja sih, lagian udah lama banget kita gak jalan bareng, ya kan Mei?" tanya Tania pada Meisya meminta persetujuan.

Meisya mengangguk membenarkan, "Iya, Nay. Sekali-kali." Nayza nampak berfikir. Benar, sudah lama dia tidak jalan bersama teman-temannya. "Kapan?"

"Besok aja. Katanya besok kita pulang cepet kok. Guru mau ada rapat soalnya," usul Meisya.

"Pulang sekolah?" tanya Nayza.

"Iya, gakpapa kan? boleh gak kira-kira sama Genza?" tanya Meisya memastikan.

"Nanti gue kabarin."

Tania melompat girang, "Yessss!!! udah lama tau Nay kita gak main bareng!" lanjutnya mencebikkan bibir lucu.

"Iyanih, awas aja kalo gak jadi." lirik Meisya.

"Hm," jawab Nayza menganggukan kepala sekilas bersamaan dengan masuknya guru mata pelajaran selanjutnya.

***

"Besok sekolah pulang cepet, pulangnya aku mau langsung jalan sama Tania-Meisya, boleh?"

Genza diam sejenak, "Ke mana?" tanyanya masih fokus menyetir.

Nayza mengangkat bahunya, "Nonton, mungkin?"

"Pulang sekolah?"

"He em."

Genza melirik Nayza sekilas, kemudian tersenyum, "Boleh. Tapi jangan malem-malem pulangnya."

"Okay." jawab Nayza mengacungkan jempolnya. Nayza menyenderkan kepalanya di bahu Genza, Genza mengelus rambut Nayza sayang. "Capek ya?"

Nayza hanya mengangguk, memeluk badan Genza dari samping menenggelamkan wajahnya di dada bidang Genza. "Kangen papa mama, Kangen bunda," ujarnya tiba-tiba lirih membuat hati Genza ikut teriris mendengarnya. Sebelah tangan Genza terangkat mengelus punggung Nayza lembut menenangkannya.

"Bunda pasti juga kangen banget sama anak cantik kesayangannya ini." kata Genza menghibur Nayza.

Dulu, semenjak Nayza tinggal di rumahnya bunda pasti selalu memanggil Nayza dengan sebutan "Anak cantik" sehingga membuat Genza muak. Itu juga menjadi salah satu faktor mengapa Genza dulu sangat tidak suka dengan Nayza.

"Papa mama kangen gak ya sama Nay?" tanyanya dengan suara kecil.

Tepat di lampu merah, Genza menunduk menatap Nayza yang masih setia memeluknya. Semakin megeratkan pelukan Nayza. "Siapa sih yang gak bakal kangen sama cewek yang cantik ini? udah cantik, pinter, baik, pokoknya semua muanya deh. Bunda, Mama sama Papa pasti bangga punya anak cantik kayak kamu. Mereka juga pasti kangen banget sama kamu."

"Apalagi aku. Bangga banget punya kamu yang sempurnanya kebangetan banget," lanjut Genza sengaja berbisik ditelinga Nayza, membuat tubuh Nayza sedikit meremang.

Nayza hanya diam saja, bersamaan dengan rambu yang sudah hijau, Genza langsung meneruskan perjalanannya. Nayza malah makin memeluk Genza erat dengan menduselkan wajahnya ke dada Genza yang artinya dia sedang salah tingkah dengan kata-kata yang Genza ucapkan tadi.

Genza hanya terkekeh, mencium puncak kepala Nayza sekilas. Dalam hati Genza berkata semakin yakin tidak ingin dan tidak akan bisa pisah dengan Nayza si istri cantiknya ini.

Karna Nayza adalah hidup Genza. Dan Genza adalah hidup Nayza.

***

RILL KH DECK??!

T B C

Genza dan Nayza [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang