***
"NAYYY!"
"GIMANA NAY KEMAREN??"
Meisya dan Tania yang memang sejak pagi sudah anteng di kursinya untuk menunggu kedatangan Nayza itu, langsung berteriak heboh sembari mencerca pertanyaan kepada Nayza yang baru memasuki pintu kelasnya.
Nayza duduk di bangkunya, menghadap Meisya dan Tania yang sudah tidak sabar mendengar cerita Nayza setelah melabrak Gisca kemarin.
"Gak gimana-gimana." kata Nayza singkat.
"YAH! apa kek gitu Nay yang seru." keluh Tania kecewa.
"Gak ada yang seru."
"Terus gimana Nay mukanya waktu lo ngasih foto kalian?"
Nayza seperti berfikir, "Malu? mungkin?"
"Pasti tu anak langsung kena mental sih," kata Tania.
"Tapi dia gak sampe mau nyakitin lo kan?" tanya Meisya.
Nayza menggeleng, "Gak."
"Bagus deh, gue kira tu anak udah gila."
Nayza terkekeh, "Gak boleh gitu."
"Ya abisnya gimana gak gila coba! masa nyuruh orang buat mata-matain Genza?! serem anjir."
"Iya tuh, iuh aneh." sambung Tania.
Nayza hanya tersenyum penuh arti, sembari mengeluarkan satu persatu buku tulisnya.
"Guru," kata Nayza singkat, memberi tau Meisya dan Tania bahwa guru sudah masuk agar keduanya kembali ke tempat duduk masing-masing.
***
"Mei, kantin yok." ajak Tania pada Meisya yang sedang sibuk mengecek pembukuan bendaharanya.
Meisya berdecak, "Lo gak liat gue lagi sibuk?"
"Aelah, bentaran doang."
"Ajak Nayza sana."
"Aih, gak berani gue Mei. Dia lagi sibuk banget keliatannya," kata Tania menatap Nayza tak enak.
"YA LO PIKIR GUE GAK SIBUK?" teriak Meisya murka.
Tania hanya mengerucutkan bibirnya kesal, "Lo gak laper apa?" tanyanya.
"Gak. Lagi diet." jawab Meisya cuek.
Tania menelisik Meisya dari atas sampai bawah, "Apaan yang mau lo dietin anjrit?" heran Tania.
Meisya mendelik, "Dahlah Tan diem ah, ganggu lo."
"Awas aja lo kalo butuh!" kata Tania merajuk berlalu meninggalkan Meisya.
Tania keluar dari kelasnya, menuju kantin seorang diri.
(((baca : uji nyali)))"HAYOLOH!"
Tania hampir saja terjungkal ke belakang, saking kagetnya karena dikejutkan oleh Aron yang tiba-tiba datang entah dari mana.
Tania mengelus dadanya pelan karena masih kaget. Sambil sesekali beristighfar. Aron hanya terkekeh tidak merasa bersalah.
"Kaget banget Tan?" tanyanya tertawa kecil.
Tania memasang wajah kesalnya, "Ya lo pikir aja sendiri." juteknya.
Aron tertawa, "Maaf atuhh."
Tania hanya berdehem, melanjutkan langkahnya. Dalam hati Tania menyumpah serapah mengapa Aron tiba-tiba datang disaat Tania sedang sendiri. Tania benar-benar kaku dan tidak bisa bergerak jika ada Aron di sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genza dan Nayza [on going]
Teen FictionGenza Haki Ardana, yang katanya tidak bisa hidup tanpa sosok Nayza Putri Adeeva. 2 orang yang dikenal "Datar" oleh orang-orang di sekolahnya, dan sama-sama memiliki nasib yang menyedihkan. "I would rather die than let you go, Nay." -Genza