12. Aron-Tania

50.9K 6.6K 608
                                    

Halohaa! Jangan lupa vote dan komen ya!!!



(~‾▿‾)~ ~(‾▿‾~

Nayza, Tania dan juga Meisya sedang jalan beriringan ingin menuju ke kantin sekolah mereka. Nayza memang sengaja tidak membawa bekal hari ini jadi dia terpaksa untuk mengikuti teman-temannya ke kantin.

Selama perjalanan ke kantin, Meisya tak hentinya menahan tawa karena melihat Tania yang terus menekuk wajahnya, mood Tania memang sangat buruk sedari tadi pagi.

"Masih ngambek aja anjir, kocak." ucap Meisya menyindir Tania.

"Brisik lo Mei, males gue."

"Yah ngambekan, kayak bocah iuh," Meisya terus menggoda Tania bermaksud agar perempuan itu tidak ngambek lagi, "kiw kiw," lanjutnya mencoel coel lengan Tania jahil.

"Cie Aron cie." goda Meisya lagi.

Tania reflek melotot, "Diem gak lo?!" sinisnya.

Meisya hanya cekikikan, sedangkan Nayza yang hanya menggelengkan kepalanya tak habis fikir melihat tingkah kedua temannya itu, "Udah Mei, berisik," tegur Nayza.

Nayza risih melihat muka Tania yang tidak berhenti berhentinya cemberut. Ditambah dia selalu menghentakan kakinya heboh karena masih terus dijahili oleh Meisya.

"Nih dia nih Nay yang seharusnya lo suruh diem," tunjuk Meisya pada Tania yang sudah duduk duluan dikursi kantin.

"Diem lo!" sewot Tania.

Meisya hanya menyemenye, membuat Nayza memutar bola matanya malas. Nayza dan Meisya ikut duduk disebelah Tania, "Mau apa Nay?" tanya Meisya.

"Bakso."

"Lo?" tanya Meisya pada Tania.

"Sama," jawabnya sok jutek.

"Yeee gue colok pake cabe juga ni mata lo," katanya geregetan dengan muka Tania dan pergi memesan bakso.

Tania hanya mencibir tanpa suara, kemudian menghadap Nayza sepenuhnya.
"Nay Nay."

"Hm?"

"Genza mana Nay?"

Nayza hanya mengangkat bahunya pertanda tidak tau. Tania berdecak.  "Masa gatau sih Nay,"

"Ya gatau."

"Yadeh," kata Tania menghela nafasnya kasar. Melirik kesana kemari seperti sedang mencari seseorang.

Nayza hanya tersenyum kecil kemudian menggelengkan kepalanya pelan, Tania pasti mencari Aron.

Dengan inisiatifnya Nayza mengirimkan pesan pada Genza bertanya laki-laki itu ada dimana.

Genzaa, dimanaa?

Husband aku👄
Ayaanggg, aku di kelass
Gurunya belum keluar-keluar
dari tadi.
kenapaaa?
kangen yaa??

Enggaaa :p

aaa kok gituu :(

bcandaa, ke kantin nggak?

Iyaa nantii

Aron ada kan?

KOK NANYAIN ARON?!

Nanya ajaa

Gak suka ah.
bye bye ayaaang,
Mau nonjok Aron dulu.

Nayza lagi-lagi hanya tertawa kecil membaca balasan dari Genza. Gemas sekali pikirnya.

"Kenapa Nay?" tanya Meisya yang baru datang.

"Nggak. Makasih ya." jawabnya tersenyum mengambil bakso dari tangan Meisya.

"Yoiiii, Nih punya lo," kata Meisya meletakan bakso satu laginya di depan Tania.

Tania hanya melirik sekilas, "Hm." jawabnya singkat.

Meisya cengo, sedikit menepuk meja kantin pelan. "HEH! LO GAK USAH IKUT-IKUTAN NAYZA YA ANJIR! gak cocok!" sembur Meisya murka.

Tania mengibaskan rambutnya sombong. "Suka-suka gue dong,"

"Najong." jawab Meisya sinis.

***

Belum lama Nayza dan kawan-kawan menikmati baksonya, tiba-tiba datang Genza bersama Aron dan juga Lio, ketiganya sama-sama membawa mangkok berisi mie ayam.

Genza langsung duduk mendekati Nayza diikuti oleh Aron dan Lio. Aron memilih duduk di depan Tania yang sekarang sedang serius menyantap baksonya sehingga dia tidak sadar kalau sudah ada Aron di depannya.

Genza langsung mengacak gemas puncak kepala Nayza. "Kenapa nanyain Aron?"

Nayza hanya menggeleng kemudian mengangkat bahunya tidak jelas. Tania yang mendengar ada yang menyebut nama Aron langsung mendongakan matanya pada arah tempat Genza duduk. Benar-benar belum sadar ada Aron di depannya.

"Loh? kok ada Genza?" tanyanya dengan ekspresi plongo membuat Meisya menahan tawa.

Genza hanya menatap Tania datar, Tania menunjuk Genza, "Kalo ada Genza, berati ada ..."

"Ada gue?"

Tania langsung menoleh pada Aron yang berada tepat di depan matanya. Refleks Tania melototkan matanya kaget. Tania gelagapan, kemudian langsung tertawa kecil agar menghilangkan gugupnya.

"Eh? hehe, iya ada lo. Sama .... ini! Lio juga," katanya gelagapan juga menunjuk Lio yang duduk di sebelah Meisya.

"Jiah, salting." kata Meisya menggoda.

Tania tidak menanggapi Meisya, dia pura-pura sibuk dengan baksonya. Padahal dia sudah tidak selera makan karena deg-degan dipandang oleh Aron.

"Huek! sok cakep." sungut Lio geram seolah ingin muntah melihat wajah sok cool Aron.

"Iri bilang bous."

"Dih, ngapain iri? ya gak Mei?" balas Lio dengan menaik-turunkan alisnya ke arah Meisya berbalik malah membuat Meisya ingin muntah melihatnya. 

"Nay, masa tadi Genza mau nonjok gue? gak jelas banget laki lo Nay." kadu Aron pada Nayza.

Genza hanya menatap Aron malas, Lio juga ikut-ikutan membenarkan ucapan Aron dan langsung menegakan duduknya. "Iya Nay! untung aja tadi gue tahan! kalo enggak udah jelek muka ni anak," katanya menunjuk muka Aron.

"Gue ni kan temen yang baik ya Nay ya, jadi pas Genza mau nonjok Aron tadi langsung gue tahan. Tapi apa Nay??! malah gue yang ditonjok sama dia!" lanjutnya heboh dengan nada semangat tapi memasang muka sebal.

Nayza menatap Lio datar, "Siapa?"

"Gueee Nayyy gueee," katanya sedih, mengadu dengan Nayza berharap Nayza memarahi Genza di depan mereka saat itu juga.

"Peduli." kata Nayza datar.

Semuanya terdiam, Genza menampakan smirk tipisnya kemudian mengacak lagi rambut Nayza gemas.

Aron, Tania dan Meisya tersadar dari cengonya. Mereka langsung terbahak kencang, sangat senang melihat Lio terzolimi, apalagi kali ini yang menzolimi Lio bukan Genza melainkan Nayza.

"Laki bini begini amat mulutnya yaallah. Sabar Lio sabar," monolog Lio mengelus dadanya sabar setelah mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Couple muka datar itu.

T B C.

Yang sabar y lio wkwk.

Genza dan Nayza [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang