17. meeting

42.2K 5.3K 423
                                    

HALLO ;)

***

"Lama gak nunggunya?" tanya Genza saat sampai di parkiran sekolah ternyata Nayza sudah menunggu di depan mobilnya.

"Gak."

"Tadi ada bekicot."

"Ha?" tanya Nayza mengerutkan keningnya bingung.

"Ada bekicot ayaaang." katanya menatap Nayza serius.

Nayza berfikir sebentar, mengerutkan keningnya dalam. "O-ooh.. astagaa," kata Nayza kemudian terkekeh pelan.

Genza selalu menyebut wanita-wanita yang selalu ingin mendekatinya itu dengan panggilan bekicot.

"Kok ketawa?" tanya Genza.

Nayza hanya hanya menjawab dengan menggeleng.
Genza hanya menghela nafasnya pelan, "Ayok."

Keduanya memasuki mobil mewah milik Genza, Genza mulai membawa mobilnya mengeluari pekarangan sekolah.

"Gen."

"Hmm?"

"Ayah suruh kamu ke rumah."

"Ngapain?"

"Katanya mau ngomongin kerjaan."

"Kapan?"

"Hari ini."

"Sore aja, mau?"

Nayza hanya mengangguk, menghadapkan badannya ke arah Genza yang sedang menyetir.

"Kenapa?" tanya Genza.

Nayza membuka tasnya, mengeluarkan handphone miliknya kemudian memperlihatkannya ke depan wajah Genza.

"Astagaa ayyyy," kata Genza terkejut melihat handphone Nayza yang sudah sangat memprihatinkan itu.

Nayza hanya nyegir. Genza menatapnya datar, "Sejak kapan udah rusak begitu?" tanyanya.

"Baru 2 bulan yang lalu."

"Baru?" kata Genza melirik Nayza tidak percaya.

"Iyaa."

Genza mengehela nafasnya pelan, "Kenapa gak bilang?"

"Buat?" tanya Nayza mengerutkan kening.

"Ya biar aku beliin yang baru lah," jawab Genza tidak mengerti dengan Nayza.

"Ha?"

"Ay kenapa sih kok jadi lemot banget?" tanya Genza dengan muka lelahnya.

"Aku gak minta beliin hp baru."

"Terus?"

"Mau minta dibenerin aja." kata Nayza dengan muka serius.

"Pake duit yang kamu kasih kemaren, boleh?" lanjutnya bertanya.

"Gak."

Nayza langsung diam. Memasang wajah datarnya kemudian menghadap lagi ke depan tidak mempermasalahkan. "Toh itu memang duit Genza kok. Dia tidak ada hak." batinnya.

Genza jadi merasa bersalah, Nayza pasti salah paham dan berfikir kalau Genza tidak memperbolehkan Nayza untuk memakai uangnya.

Genza melirik Nayza yang mengamati jalan di depannya dengan muka datar. Sialnya Genza tidak mengerti kenapa istrinya ini walau sedang tidak ada ekspresi masih saja cantik.

"Ay?"

Nayza menatap Genza, "Apa?"

"Marah ya?"

"Enggak," kata Nayza menggeleng.

Genza dan Nayza [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang