•
•***
Setelah selesai memarkirkan mobilnya di basement apartement, Genza cepat-cepat keluar dari mobilnya. Berlari kecil memutari mobil untuk membukakan pintu sebelah bagian Nayza.
"Ck, ay ih! gak mau ah ulang lagi lahh," decak Genza bete, karena Nayza sudah keluar duluan sebelum dia membukakan pintunya.
"Gak ah gak mau, tangannya bekas di senggol Gisca."
"Ayaaangg ahhh jangan gitulahh."
"Gitu gimanaa," kata Nayza lagi-lagi hanya menahan tawanya, senang menggoda Genza. Nayza berjalan menuju lift dengan Genza di belakangnya yang memegang ujung seragam Nayza.
"Gen malu ih diliatin orang," tegur Nayza.
"Bodo ah."
"Kenapasihh gantengg," tanya Nayza sembari menekan tombol lift.
Genza mengulum senyumnya, karena Nayza memanggilnya dengan sebutan ganteng.
Setelah itu Genza tersadar, kembali memasang muka betenya. "Ayyy."
"Apaaa Genzaa."
"Sayaaanggg."
"Apasih Gen," kaya Nayza mulai memasang wajah datarnya.
Ting
Genza tidak berani memanggil Nayza lagi, ikut mengekori Nayza keluar lift menuju unit apartemen mereka.
Saat Nayza membuka unit apartementnya, Genza langsung berlari menuju ke kamar.
"AY AKU MAU MANDI DULUAN YA!! MAU GOSOKIN MUKA 2 JAM!" teriaknya dari arah kamar membuat Nayza yang masih berdiri di depan pintu itu menggelengkan kepala.
"Gemes banget sih," gumamnya pelan.
***
"Ay sini duluu, gak usah belajar duluu," kata Genza pada Nayza yang sudah duduk anteng di meja belajarnya.
"Bentar, 10 menit lagi."
"Ck, Lama amat 10 menit." decaknya.
"Yaudah 1 jam." balas Nayza datar.
"Ih iya iya 10 menit."
Genza berguling di atas tempat tidurnya, tidak berhenti memperhatikan punggung Nayza yang sedang sibuk pada buku-bukunya itu.
"Udah belom Ayy?" tanyanya memastikan.
Nayza tidak menjawab, terus membolak-balikan bukunya mencueki Genza.
"Ayyy ...."
"Cantikkk ...."
"Kann udah pinterr, masa belajar mulu."
"Dahlah, tidur aja."
Genza merajuk, membanting badannya di atas kasur kemudian menggulung badannya menggunakan selimut.
Tidak sampai 2 menit, Genza kembali membuka selimutnya kasar, "Ayyyyyyyyyy," rengeknya dengan muka cemberut.
Nayza menghela nafasnya, menutup semua buku-buku yang ada di depannya kemudian menghadap ke belakang. "Apa?"
"Sini."
Nayza tersenyum manis, kemudian merentangkan tangannya.
"Gendong dong Gen," katanya masih duduk di kursi meja belajar.Genza tersenyum girang. Melompat dari kasurnya kemudian langsung mengendong Nayza ala koala.
Genza berdiri dengan membawa Nayza duduk ke pinggiran kasur, dengan Nayza yang menempelkan wajahnya pada rahang Genza yang disentuh Gisca tadi.
"Aku kayaknya titisan Jaka Tarub deh ay," kata Genza random.
Nayza menjauhkan wajahnya dari ceruk leher Genza. Menatap Genza bingung, "Ha? maksudnya?"
"Iyaa, kayaknya aku titisannya Jaka Tarub."
"Kok bisa?"
"Soalnya sama-sama bisa nikah sama bidadari." gombalnya berhasil membuat seorang Nayza tersenyum salting.
Nayza terdiam, melebarkan senyumnya. Kemudian memukul dada Genza pelan. "Bisa aja sih Gen," katanya dengan muka cemberut tapi lucu.
"Bisaa dongg," kata Genza kembali menarik Nayza kepelukannya dengan gemas.
"Gak mau jauh-jauh dari kamu ah." kata Nayza.
"Aku juga bakal mati ay kalo jauh-jauh dari kamu." balas Genza serius.
Nayza mendongak, menatap manik mata Genza dalam sembari mengelus puncak kepala Genza lembut.
"Udah ah, bobo yuk." ajak Nayza.
"Bobo yang itu ay?" tanya Genza menaikan sebelah alisnya.
"Bobo yang mejem."
"Yang mejem mejem enak?" kata Genza menahan tawanya.
"Gennnnn," gantian Nayza yang merengek pada Genza.
Genza hanya tertawa, menurunkan Nayza dari gendongannya.
"Becandaaa ayaanng."
Nayza tersenyum manis, "Love you ganteng akuu."
"Lovee you more more more cantikkknya akuu sayangg." balas Genza mencium kening Nayza lama.
TBC.
***
JANTONG AMAN JANTONG??!
jantung gue nih keknya yang udah gak aman😭✌
Maaf yak, pendek. Lagi agak puyeng😭🌡Btw anyway busway, harapan kalian untuk Genza dan Nayza apasihh ges?
Happy ending kah?
San ending kah?
atau gada ending?😭✍
KAMU SEDANG MEMBACA
Genza dan Nayza [on going]
Teen FictionGenza Haki Ardana, yang katanya tidak bisa hidup tanpa sosok Nayza Putri Adeeva. 2 orang yang dikenal "Datar" oleh orang-orang di sekolahnya, dan sama-sama memiliki nasib yang menyedihkan. "I would rather die than let you go, Nay." -Genza