5. bicis

69.9K 8.1K 950
                                    

HEHE >.<

(~‾▿‾)~ ~(‾▿‾~)

***

Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 Menit untuk sampai di mall tempat supermarket berada akhirnya kedua pasangan itu sampai juga. Genza langsung turun dari mobilnya dan cepat-cepat membukakan pintu untuk Nayza, Nayza sampai bingung dibuatnya. "Tumben," gumam Nayza pelan tapi masih bisa didengar jelas oleh Genza.

Genza hanya menyegir, mengapai tangan Nayza dan langsung mengenggamnya erat, keduanya memasuki Mall besar tersebut, banyak pasang mata yang menatap mereka kagum. Postur tubuh serta visual keduanya benar-benar menarik perhatian orang-orang yang dilewatinya, pesona keduanya juga sangat dominan sehingga merasa seperti menjadi seorang maincharacter di cerita-cerita fiksi yang sering Nayza baca.

Genza membuka suaranya, "Mau langsung belanja bulanan aja ay?" tanya Genza.

"Boleh belanja yang lain gak?"

"Boleh."

Nayza melirik ke sekitar, "Aku mau ke toko itu sebentar," Nayza menunjuk sebuah toko yang menjual pakaian pria.

Genza mengiyakan, selama berjalan dari awal turun dari mobil sampai sekarang, Genza terus mengandeng tangan Nayza erat. Genza sadar bayak sekali pasang mata yang menatap istrinya dengan tatapan kagum.

Nayza sibuk memilah-milih kaos oversizes yang ingin dia beli. Dia memang sangat senang memakai kaos kebesaran milik Genza, maka dari itu Nayza ingin membelikan banyak t-shirt oversize untuk Genza pakai nantinya.

"Buat kamu ay?" tanya Genza.

Nayza menjawab tanpa menoleh, "Buat kamu." Genza hanya ber O tanpa suara.

"Ambil 2 2 aja ay, kamu 1 aku 1." saran Genza, karena teringat Nayza senang sekali memakai pakaiannya.

Nayza mengangkat pandangannya, "Gak mau ah."

"Lah, kenapa? kan kamu seneng pake baju kayak gitu." ujar Genza bingung,

Nayza menggeleng, "Aku mau pake yang udah dipake sama kamu aja. Mau yang udah ada wangi kamunya." aku Nayza dengan mata mengerjap lucu. Nayza tidak sadar kalau perkataannya itu berhasil membuat jantung orang di depannya bergerak cepat dengan irama dag dig dug ser.

Genza hanya manggut-manggut, melirik ke sana kemari karena sedang sabrut, alias salting brutal.

***

Setelah selesai dengan urusannya di toko pakaian tadi, Nayza langsung mengajak Genza memasuki supermarket yang mana merupakan tujuan utama mereka tadi.

Genza mengambil troli belanjaan seperti yang sering dia lakukan selama ini, dia mendorong troli belanjaannya sedangkan Nayza berjalan di depannya mencari barang-barang apa saja yang harus dibelinya untuk kebutuhan di apartemen mereka.

Saat Genza sedang fokus mendorong trolli dengan sesekali melirik istrinya yang berada di depannya itu, tiba-tiba saja Genza merasa bahunya ditabrak dengan seseorang.

"Aw!" itu suara perempuan yang menabrak bahu Genza tadi. Dia yang menabrak dia yang jatuh. Genza refleks menepuk-nepuk bahunya seperti membersihkan debu. "Buang aja apa y ni baju," batin Genza jijik.

Nayza kaget dan langsung menoleh ke belakang, dia melihat Genza yang dengan ekspresi datarnya hanya melihat wanita yang terjatuh tadi tanpa niat ingin membantu. "Aaa shit, here we go again." batin Nayza.

"Assh, sakit banget," keluh wanita itu meringis.

Nayza mendekati Genza yang hanya berdiri dengan ekspresi datar. "Sayang, kenapa?" tanyanya santai. Genza mengangkat bahunya tak peduli.

Genza dan Nayza [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang