14. her smile

45.6K 6K 247
                                    

Genza dan Nayza baru saja sampai di sekolahnya. Genza duluan turun dari mobilnya dan terlebih dahulu membukakan pintu untuk Nayza.

"PAKKKK MISUUUUAAA!"

Masih pagi Genza sudah harus memasang wajah datarnya. Dalam hati Genza bertanya kenapa dia harus selalu berpapasan dengan Lio setiap datang ke sekolah.

"Eh ada Nayzaaaa."

Nayza hanya tersenyum kecil, "Aku duluan ya." katanya pada Genza.
Genza mengelus rambut Nayza lembut kemudian mengangguk.

"Kenapa?" tanya Genza pada Lio yang sudah nyengir.

"Kenapa?" tanyanya balik.

Genza hanya mengangguk, kemudian membuka pintu mobilnya.

"Tolong ambilin barang gue." katanya menyuruh Lio.

Lio mengernyit bingung lantaran tak mengerti, "Barang apaan?"

Genza hanya menunjuk basing dengan menggunakan dagunya. Karena Lio anaknya memang nurut-nurut saja alhasil dia masuk ke dalam mobil Genza.

"Barang apaan?"

"Gak ada apa-apa Gen."

"Lo ngibulin gu-"

"HEH! PAK MISUAAA!!!"

Genza menutup pintu mobilnya kemudian mengunci dari luar. Genza berjalan santai, meninggalkan Lio yang terus berteriak.

"WAH WAH GILAA!! WOII PAK MISUAAA!!! BISA MATI INI GUEEE!!"

"AAAAAAA MAMAKKKK!!"

"GAK LUCU KALO DI TV ADA BERITA JUDULNYA "ANAK GANTENG MAMAK PENI MATI KEHABISAN NAFAS DI DALAM MOBIL SEHARGA 2M" AAAA MAMAKKK," raung Lio tidak jelas.

Genza terus berjalan tidak menghiraukan Lio yang bisa saja mati kehabisan nafas di dalam mobilnya tadi, saat memasuki koridor kebetulan Genza berpapasan dengan Aron yang sedang berlawanan arah dengan Genza.

"Ke mana?" tanya Genza pada Aron.

"Parkiran, mau ambil baju olahraga gue."

Genza melempar kunci mobilnya pada Aron, Aron menangkapnya dengan cepat.

"Apeni?" tanyanya bingung.

"Temen lo. Keburu mati," jawab Genza datar kemudian melanjutkan langkahnya ke arah kelas.

Aron berfikir sebentar, kemudian melanjutkan jalannya ke parkiran.

Aron mendekati mobil Genza yang seperti bergerak heboh. Lio yang sadar ada Aron di luar mulai mengetok-ngetok kaca jendela mobil tersebut.

"WOI NGABERS! TOLONG BUKAINN!"

Aron terbahak, pasti Lio pagi-pagi sudah menganggu waktu Genza bersama Nayza makanya Genza mendzoliminya.

Setelah puas tertawa Aron membuka pintu mobil Genza, Lio langsung keluar dengan muka sebalnya.

"Gila banget emang si muka datar, bisa mati gue lama-lama temenan sama dia!"

"Lo sih goblok!" kata Aron masih terus tertawa.

"Dahlah, mau ngadu sama Nay Nay aja nanti." katanya berjalan songong meninggalkan Aron yang masih menetralkan tawanya.

***

"ASTAGAA CAPEK BANGET GUE TUGAS MULU ANJIR GA ADA BERENTINYA!"

"HUAAA IYAAA ANJIR PLS GUE LELAH!!!" sambung Tania mendengarkan teriakan Meisya tadi.

"Sebel banget gue." kata Meisya

"Gue apalagi!"

"Sebel gak sih Nay? dikit dikit tugas, dikit dikit praktek, apaan banget coba?" kompor Meisya pada Nayza. Meisya terus mengomel sembari membuka bekal nya, mereka sudah sepakat tidak ke kantin hari ini.

Nayza hanya mengangkat bahunya.
"AH! LO MAH SALAH NANYA SAMA NAYZA ANJIR!" teriak Tania.
"Nayza mah malah seneng seneng aja kalo banyak tugas, iyakan nay?" lanjutnya.

"Hm." jawab Nayza singkat.

Tania dan Meisya hanya menggeleng tak percaya. Tania berdecak,
"Bisa-bisanya ada orang yang ngaku seneng banyak tugas." gumamnya pelan.

"ASSALAMUALAIKUMMM NAYZAA CANTIKK!!"

Lio berteriak dari depan pintu kelas Nayza, Genza yang sudah berada di belakang Lio langsung mengeplak keras belakang kepala Lio.

Plak

Genza tidak suka Lio meneriaki Nayza seperti itu. "Lagian seluruh alam semesta juga tau kalo bini gue cantik." batin Genza.

"YAALLAH! DASAR MUKA DATAR!" teriak Lio heboh dengan muka sinisnya.

Setelah mendapati Nayza yang duduk di bangkunya Lio tersenyum cerah, mendekati Nayza dengan Genza dan Aron yang mengekorinya di belakang.

"Nayyyy! gue mau ngadu." kadu Lio dengan suaranya di imut-imutkan membuat Genza memutar bola matanya jengah.

Nayza hanya menaikan sebelah alisnya tak mengerti. Lio menunjuk Genza yang tiba-tiba sudah duduk di bangku sebelah Nayza.

"Laki lo tadi ngurung gue di mobil Nay! untung aja oksigen dalam tubuh gue melebihi kapasitas! kalo enggak udah modar gue." kadunya emosi.

Genza tidak mendengari ocehan Lio tersebut, tidak penting. Genza malah sibuk memainkan jari-jari tangan Nayza dari bawah meja, sesekali mengigiti bibir bawahnya sendiri karena gemas.

Nayza tersenyum manis, "Maafin Genza ya Lio." katanya tulus dengan mata yang menatap dalam mata Lio.

Lio membulatkan matanya, dia shock. Aron yang sedari tadi juga memerhatikan Lio yang berceloteh dengan Nayza itu ikut membeku setelah melihat pemandangan indah di depannya tadi.

Lio memegang dadanya tak percaya, "ANJIR ANJIR ANJIR!!!" teriaknya heboh.
"Lo liat kan Ron?? liat gak??!" tanya Lio pada Aron yang masih takjub. Aron hanya mengangguk antusias mengiyakan pertanyaan Lio.

Karena mendengar Lio yang heboh, Genza mendongakan kepalanya.

"Kenapa?"

"SUBHANALLAH WALLAHAMDULILLAH WALLAH ILLAHHAILLAH, ALLAHU AKBARR!"

Genza mengertukan keningnya, semakin bingung. "Apaan?" tanyanya kesal.

"SENYUM BINI LO BIKIN MABOK ANYING!" teriaknya frustasi.

TBC.

***

Guys, i miss u..

Genza dan Nayza [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang