Jangan lupa vote n comment woi😧
***
"Si Genza emang ada aja anjir tingkahnya...." kata Meisya pelan melihat ke arah lapangan basket yang di sana terdapat 2 orang laki-laki sedang berlari dengan wajah yang sudah sangat kelelahan.
Saat ini ketiga gadis itu sedang berada di lapangan sekolah. Menonton Lio dan Aron yang sedang dihukum Genza karena sudah menyaksikan senyum istrinya yang cantik itu sampai sampai menganga lebar.
"GEN! GUE GAK NYAMPE 15 MENIT ANJIR NGELIATIN NAYZA! EH- 15 DETIK MAKSUDNYA." teriak Aron meminta Genza berhenti menyuruhnya berlari mengelilingi lapangan.
"GUE JUGA GUE JUGA!"
PLAK
"Gue juga palalo botak!" sungut Aron pada Lio.
Keduanya berhenti berlari, menetralkan nafasnya, "Hadehh capek banget Yatuhannn."
"Gara-gara lo sih!" sungut Aron kesal pada Lio.
"Lah ngapa jadi gue!" jawab Lio membantah.
"Makanya jangan mancing Nayza buat senyum!"
"Lah mana gue tau kalo senyum Nayza semematikan itu!" balas Lio ragu sedikit memelankan frekuensi suaranya.
Nayza yang sedari tadi juga menonton aksi tersebut hanya menatap datar, memutar bola matanya malas, "Lebay."
"Lanjutin aja Nay, ntar kalo Aron sama Lio ke kelas kita lagi, lo senyum terus aja biar Aron diusir dari kelas kita sama Genza," kata Tania dengan cepat.
Meisya mengernyit, "Ha?" tanyanya tak mengerti.
"Gue gak bisa gerak anjirrr kalo ada Aronnn!!" kata Tania merengek, membuat Meisya ngakak.
Nayza hanya tertawa kecil, kemudian mendekati Genza yang duduk di kursi pinggir lapangan.
"Udah ah." katanya menyuruh Genza berhenti menghukum kedua temannya.
"Enak banget ngeliat senyum ayang aku sampe segitunya." kata Genza datar.
Nayza menahan senyumnya, "Seharusnya kamu marahin aku, kan aku yang senyum."
"Gak lah. Mau kamu senyum kek mau kamu nyegir kek mau kamu pake baju apa kek, aku gak masalah, asal jangan ada yang liatin kamu sampe sebegitu nya banget."
"Kok gitu?"
"Kan aku sayang sama kamu." jawabnya tidak nyambung, masih dengan pandangan yang melototi Aron dan Lio.
Nayza hanya tertawa kecil, "Suruh udah tuh."
Aron dan Lio berhenti di depan Genza dan Nayza, "Udah dong Gen, capek nih!" kata Lio ngos-ngosan sesekali melirik ke arah Nayza.
"Hm."
"Alhamdulillahh, jadi ini ya Nay alasan lo jarang senyum, karena sekalinya senyum bikin kita bisa pingsan."
Refleks Genza menendang betis Lio dengan kuat, membuat Lio memegangi betisnya kesakitan. "Terosss, pukul aja gue pukul. Serasa tinggal sama bapak tiri gue," katanya jengkel.
Aron hanya tertawa, sambil sesekali melirik Tania yang pura-pura tidak melihatnya. Aron hanya menggeleng lucu melihat tingkah malu-malu Tania.
"Aku bolos, gapapa?" tanya Genza pada Nayza.
Nayza melirik jam ditangannya, kemudian mengangguk.
"Tunggu di parkiran aja." kata Genza menyuruh Nayza menunggunya di parkiran sepulang sekolah nanti.
Nayza hanya menjawab dengan mengangguk, kemudian meninggalkan Genza bersama dua temannya tadi.
Genza kembali menghadap Aron dan Lio dengan muka datarnya, "Warcik." katanya singkat.
"Traktir gak nih?" tanya Aron.
"Hm."
"YESSSS!! LETSSGOOO!" teriak Lio heboh berjalan duluan menuju "warung makcik" yang ada di belakang sekolah mereka.
***
"Lo judulnya aja bolos Gen, tapi tetep aja di sini melototin buku." kata Aron karena dari tadi Genza hanya sibuk dengan buku tugasnya, sedangkan Aron dan Lio hanya sibuk makan.
"Ckckck si datar memang beda," decak Lio.
"Bacot."
Lio hanya menye-menye, melanjutkan memakan pizza yang tadi dia pesan melalui aplikasi online di handphone Genza.
"Ujian kapan sih Ron?"
"Gatau gue, beberapa bulan lagi kali ya," jawab Aron asal.
"Oh, masih lama."
"Belajar." sindir Genza sinis kepada kedua temannya yang seperti tidak perduli dengan ujian kelulusan mereka nanti.
"Yaelah santai kali Gen, masih lama ini." sahut Aron tak perduli.
"Serah."
"Bentar," kata Aron membuka handphonenya, dan membuka grup chat kelas kemudian mencari jadwal yang pernah dikirim oleh teman sekelas mereka.
"Gimana?" tanya Lio.
"Wah! kacau!"
"APAAN ANJIR?!" tanya Lio penasaran.
"BESOK UTS SAT!" kata Aron frustasi.
Lio hanya mengangga, "HA? KOK GUE BARU TAU? Hadehh, pusing deh kepala Bright kalo begini ceritanya," lanjut Lio dengan muka melas sambil memegang kepalanya sok pusing.
"Kayak peduli aja." sindir Genza lagi menjawab perkataan Lio tadi, Lio hanya menyemenye mengulurkan lidahnya mengejek Genza.
Genza hanya mengangkat bahunya tak peduli, kembali memusatkan perhatian pada buku-bukunya.
"Kok kita kayak gak peduli sama sekolah banget ya Ron? jadwal ujian aja gak tau.." kata Lio.
Aron mendengus heran, "Emang gak peduli."
"Ckckck iya sih." decak Lio menggelengkan kepalanya heran dengan dirinya sendiri.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genza dan Nayza [on going]
Teen FictionGenza Haki Ardana, yang katanya tidak bisa hidup tanpa sosok Nayza Putri Adeeva. 2 orang yang dikenal "Datar" oleh orang-orang di sekolahnya, dan sama-sama memiliki nasib yang menyedihkan. "I would rather die than let you go, Nay." -Genza