Genza dan Nayza [on going]

Part 39 (Graduate👣)

Seneng gak? setelah 3 tahun tida update, akhirnya hari ini update😍💘🤗

Btw, kalian kalo baca sukanya suasana yang hening, atau malah suka sambil dengerin lagu gitu?🤔

Sebelum baca, Genza passwordnya dulu donggg
😩💅🤗😍😩✍💞😘💔💖😔💖🖕👅

Jangan lupa Vote, and spam comment di tiap paragraph ya bestie😡✍

Jangan lupa juga buat follow instagram
(Genzanayza_ofc)!

Selamat membaca~

♡

***

"Ay?"

"Hm?"

"Jangan mikir yang aneh-aneh lagi ya," kata Genza yang sudah tiduran di atas kasurnya dengan wajah yang menghadap ke arah Nayza yang juga berada di sampingnya.

Nayza ikut memyampingkan badannya, menelusuri seluruh lekuk wajah Genza sembari tersenyum.

"Maafin aku ya.."

"Ngapain minta maaf?" tanya Genza datar.

"Minta maaf aja."

"Enggak, kamu gak salah ay."

"Aku salah, aku udah bilang kalo aku gak beneran sayang sama kamu," kata Nayza pelan sembari tersenyum miris.

"Kamu cuma lagi kalut aja. Lagian mau kamu secuek apapun, seluruh alam semesta juga tau kalo jauh di dalam hati kamu, kamu beneran sayang dan cinta sama aku." katanya percaya diri.

"Lebay."

"Biarin wle." kata Genza mencibir.

Nayza hanya mengangguk lucu, merentangkan tangannya, "Peluk."

"Aaaa mauuu," kata Genza merengek kemudian menarik Nayza ke dalam pelukannya.

Genza menciumi seluruh wajah Nayza gemas, "Jangan nangis lagi ya, nanti aku tambah cinta."

"Ha?"

"Iyaaa tambah cinta."

"Kok bisa?"

"Soalnya kamu kalo nangis tambah cantik, aneh."

"Masa?"
"Bukan-nya jelek?"

"Istri aku mana pernah jelek."

Nayza mengulum senyumnya, mendongak menatap Genza, "Kalo nanti pas udah tua, terus aku jelek, gimana?"

"Gak papa, lagian gak akan jelek kok."

"Ih nanti aku keriputan, gak cantik lagi." kata Nayza mengerucutkan bibirnya lucu.

"Biarin, tambah tua, tambah keriput, tambah apapun itu pokoknya di mata aku, istrinya aku selalu cantik, titik. Gak pake koma."

"Aaaa makasiihh suami aku yang gantengnya pake banget banget," kata Nayza menciumi pipi Genza kemudian berakhir tertidur di dalam dekapan Genza.

***

"MEISYAAA!!!"

Meisya yang baru saja turun dari angkutan umum itu memutar bola matanya malas mendengar Lio meneriaki namanya.

"Apaan?!" tanya Meisya sewot.

"Wadidaw cuaks, serem banget."

"Cuaks cuaks paansih jamet! bahaso lo gak jelas tau gak!"