Bab 4 - Confused

27.3K 2.1K 0
                                    

Saat sedang jam kosong seperti sekarang ini, suasana kelas yang ramai bukanlah rahasia lagi. Banyak siswa yang memilih untuk bermain game, bergosip di pojokan, dan ada juga yang memilih untuk pergi ke kantin. Dan Arhan termasuk ke dalam pilihan terakhir.

Arhan dan Bintang melangkah keluar kelas beriringan, gelak tawa juga sesekali menyelingi langkah mereka. Sampai tiba-tiba Bintang berhenti melangkah, kedua matanya membulat saat melihat pemandangn di depan sana.

“Han, itu kenapa adik lo pegang tangannya Sagara?” tanya Bintang dengan jari menunjuk ke arah depan.

“Maksud lo?” Arhan mengikuti arah yang ditunjuk Bintang. Melihat apa yang terjadi di depan sana, sontak Arhan memelototkan matanya. “Shit!”

Dengan tergesa, Arhan menghampiri Nasya dan ketika sampai di dekat adiknya, ia langsung melepas tautan tangan Nasya dengan lelaki berjaket cokelat itu. Arhan menarik tangan Nasya dengan kuat, membawa adiknya mundur dan menyembunyikan di belakang tubuhnya.

“Apa-apaan lo?!” seru Arhan kepada lelaki berjaket cokelat di depannya.

Alias lelaki berjaket cokelat itu terangkat. “Tanya aja sama cewek di belakang lo,” sahutnya datar. Tak peduli dengan Arhan yang tampak murka, lelaki berjaket cokelat itu memilih untuk melanjutkan langkahnya.

Arhan beralih menatap Nasya yang terdiam di tempat, bahkan tatapannya tampak kosong. Arhan meraih bahu Nasya lantas mengguncangnya. “Na,” panggilnya.

Nasya yang tersadar dari lamunannya lantas mendongak. “Hah?” sahutnya, tampak linglung sesaat.

“Lo nggak apa-apa? Tadi dia nggak macam-macam sama lo kan?” tanya Arhan dengan sorot khawatir.

Nasya menggeleng, gadis itu terdiam selama beberapa detik. “Bang, lo kenal sama cowok tadi?”

“Kenal, dia satu kelas sama gue,” jawab Arhan dengan sorot yang berubah tajam.

Mendengar jawaban kakaknya, sontak Nasya terbelalak. “Lo satu kelas sama dia? Namanya siapa?”

Arhan mengernyit. Mengapa adiknya yang selalu cuek dengan lelaki di sekitarnya kini tiba-tiba tampak ingin tahu? Dan mengapa lelaki yang ingin diketahui adiknya harus Sagara?

“Namanya Sagara.”

“Terus, lo tahu nggak dia—”

“Nasya,” sela Arhan.

“Apa?”

“Jangan dekat-dekat sama dia,” ucap Arhan dengan tegas. “Gue nggak tahu apa yang terjadi barusan, tapi gue minta lo jangan pernah ikut campur sama urusan dia. Ngerti?”

Nasya mengerjap bingung. “Emangnya kenapa?”

“Pokoknya jangan. Gue akan kasih lo izin untuk dekat sama cowok lain, asalkan jangan dia,” ucap Arhan dengan serius. Sepertinya Arhan tahu apa yang baru saja terjadi, karena ia teringat dengan kemampuan aneh adiknya. Ia menebak kalau Nasya pasti melihat sesuatu di dalam masa depan Sagara dan ingin ikut campur. Tidak. Arhan tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Heran dengan tingkah kakaknya yang tiba-tiba serius, Nasya pun mengangkat tangannya lantas menempelkannya di dahi sang kakak. “Nggak panas. Lo waras kan, Bang? Kenapa tiba-tiba jadi serius begini?”

Arhan berdecak. “Gue lagi nggak bercanda, Na,” geramnya.

Nasya terkekeh. “Iya-iya. Tapi gue nggak bisa janji, Bang. Gue harus periksa sesuatu dari cowok tadi.”

His Future (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang