03 : Kabar buruk

455 238 152
                                    

Hallo, selamat Siang!
.
.
Sebelum baca, pencet tanda bintang yuk! Tinggal pencet saja
.
.
Terimakasih!!
.
Happy and Enjoyy🍒
--------------------------------------

Kemacetan tak dapat dihindari oleh semua para pengendara yang melintasi Jalan Bantaran. Para pengendara sudah mendengar dan mengetahui bahwa beberapa meter di depan terjadi kecelakaan hebat. Maka itu, ia dan Liam turut bersabar dan ada beberapa pengendara juga yang turun, melihat proses evakuasi.

Di dalam mobil Liam, ia sudah berkeringat dingin. Mobil Liam berjarak ratusan meter dari lokasi kejadian. Padatnya kendaraan yang tak laju membuat mereka kesulitan untuk segera ke tempat kejadian.

"Nggak ada celah sama sekali ini, Bang?" keluhnya.

"Nggak."

"Ck! Ayo kita turun aja Bang, melipir," usulnya yang sudah tak sabar.

"Gila lo! Nanti yang ada mobil gue kena angkut."

"Lo turun aja dan kesana buru, kayaknya masih lama juga ini laju. Nanti kalau ada tempat pinggiran yang bisa disinggahi, gue taruh mobil disana dan nyusul." Raka mengangguk, bergegas ia keluar dari mobil Liam dan berlari ke arah depan menerobos mobil dan motor.

Suara bising semakin terdengar ketika ia mendekati titik lokasi.

Sampai disana, jantungnya berdebar dua kali lipat. Satu truk dengan muatan bebatuan bangunan terguling ke samping dan satu mobil berwarna putih dengan posisi terbalik sedang dilakukan proses evakuasi.

"Nggak mungkin!" Raka berlari mendekat, menerobos para pengaman proses evakuasi.

"Anda jangan menerobos! Kami sedang melakukan proses evakuasi, jangan menghambat proses ini!"

"Saya kenal dengan korban! S- saya keluarganya!" Raka berteriak menjawab perkataan polisi tadi, tak terasa air matanya mengalir.

"Jika benar kamu keluarganya ikut kami ke-"

"Bang Eza!" Raka mendorong polisi tersebut ketika melihat tubuh seseorang yang ia kenal berhasil keluar dari dalam mobil putih.

"Bang Eza! Ini gue Raka, Bang! Sadar Bang!" Berbanding jauh dari kepribadian Raka biasanya, ia selalu tenang ketika menghadapi masalah. Tetapi malam itu, jiwanya terguncang dan tak bisa ia kendalikan tubuhnya untuk tetap tenang.

Polisi berusaha membuka jalan untuk Ambulance, karena padatnya jalan, memakan banyak waktu untuk Ambulance masuk ke titik TKP.

"Mana Ambulance -nya?!" teriak Raka gelap mata kepada para polisi karena Ambulance yang tak kunjung tiba.

"Saya mohon kepada kamu supaya tenang, demi kelancaran proses evakuasi. Jangan memper-"

"Ini nyawa orang gobl*k!!!" Raka kembali memotong dan membalas perkataan polisi itu dengan marah.

"Rak, tenang." Liam akhirnya datang dan mengusap pelan bahu adiknya itu.

"B- bang .... Bang Eza—"

"Iya, lo minggir sekarang. Biar gue yang ndampingin Eza," ucap Liam berusaha tetap tenang walau sebenarnya ia sama paniknya dengan Raka.

"Kiara?" Raka langsung mencari keberadaan Kiara. Ia kembali mendekat kepada mobil putih yang posisinya terbalik dan kembali langsung dihadang oleh beberapa orang.

Just Me (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang