34 : Semuanya Terungkap

149 83 228
                                    

Kamis, 29 Agustus 2024
.
Selamat bertemu kembali di Malam Jumat!
.
Semoga kalian selalu dalam keadaan baik-baik saja, dan selalu bahagia.
.

Happy And Enjoy♡
——————————

Di sinilah Raka berdiri di samping motornya yang terparkir tepat di depan Kedai Kopi Teh, memperhatikan hiruk-pikuk pengunjung yang kebanyakan adalah pelajar dan mahasiswa dari kampus terdekat. Setelah pulang sekolah tadi, ia langsung ke sini untuk bertemu Liam. Apa yang disampaikan Kiara lewat telepon siang tadi membuatnya tak habis pikir, dan kali ini, Raka merasa ia harus bertindak.

Ia tidak bisa membiarkan sahabatnya terus-terusan merasa sendiri dalam menghadapi masalah rumit ini—khususnya soal Ayah Kiara yang, menurutnya, seolah sengaja menghalangi pemulihan ingatan putrinya. Raka tahu ia membutuhkan bantuan Liam, seseorang yang dapat dia percaya dan punya pandangan dewasa dalam mencari solusi.

Di dalam kedai, ia melihat Liam sibuk melayani pelanggan, membuat minuman di balik meja kasir. Raka enggan mengganggu di jam-jam sibuk seperti ini, namun pembicaraan mereka terlalu penting untuk ditunda. Takut ia lupa atau malah mengganggu waktu istirahat Liam di rumah nanti.

"Raka!" Raka berjalan menghampiri Nathan yang menyapanya tadi.

"Lagi rame ya, Bang?" tanya Raka sembari membantu Nathan menyusun gelas dan piring kotor pada nampan.

"Iya, syukurlah. Akhir-akhir ini kedai rame terus," jawab Nathan.

"Lo ada perlu sama Liam atau cuman mampir aja nih?"

"Tadinya ada perlu sama Bang Liam, cuman kayaknya masih sibuk, jadi gue ikut bantuin kalian aja."

"Lo masih pakai seragam tapi, takutnya kotor. Mending duduk-duduk aja."

"Aman, Bang. Gue bawa ganti kok, gue numpang ganti baju di dalam, ya?"

"Iya, masuk aja."

Raka langsung menuju ruang khusus karyawan dan mengganti seragamnya dengan pakaian yang lebih santai. Sudah kebiasaannya membawa baju ganti karena ia sering latihan basket sepulang sekolah.

Ketika ia kembali, Liam baru saja menyelesaikan pesanan pelanggan terakhir dan berbalik ke arahnya.

"Sendirian aja?" Liam bertanya sambil tersenyum.

"Iya, emangnya mau sama siapa?" tanya Raka balik.

"Ya siapa kek, cewek lo mungkin?" tutur Liam meledek Raka yang memang jomblo akut.

"Sialan, ngeledek gue lo? Padahal gue ke sini mau bantuin lo, sebagai adik yang baik, suka menolong, rajin dan tabah."

"Wah, tumben amat? Tapi gue nggak ada biaya buat gaji lo," Liam menjawab, tertawa.

"Ck, Bang. Ini gue datang ke sini niatnya serius. Ada yang mau gue bahas sama lo, tentang Kiara."

Liam berhenti sejenak. "Oke, tunggu gue. Lo mau order sesuatu nggak?"

"Gratis?" Raka menaikkan alis.

"Bayar lah! Bangkrut yang ada nanti." Keduanya terbahak.

Karena Kedai sedang banyak pembeli, butuh kesabaran untuk mendapatkan waktu luang.

Raka membantu mengumpulkan gelas dan piring kotor di setiap meja yang sudah tidak disinggahi pelanggan sebelumnya. Siapa tahu setelah ini ia diberikan kesempatan untuk mencicipi semua menu di sini dengan cuma-cuma.

Just Me (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang