29 : Berkenalan

185 105 124
                                    

Kamis, 25 Juli 2024

Welcome back!

Selalu update di malam jumat, jangan sampai ketinggalan ya!
.

Happy And Enjoy♡
——————————

Di istirahat kedua, Aran memutuskan untuk pergi ke perpustakaan bersama Rindu, teman sebangkunya, untuk meminjam beberapa buku. Rindu membantunya mengambil sejumlah buku paket yang ditumpuk di meja depan mereka, total ada delapan buku yang perlu dipinjam.

"Nanti bawanya diikat pakai tali saja, Ran," saran Rindu.

Aran hanya mengangguk. Meski tubuhnya ada di sini, pikirannya melayang kembali pada kejadian sebelumnya, saat ia menolong Kiara yang pingsan.

Ia sudah mengenal Kiara sebelumnya—anak dari atasan ibunya. Mereka pernah bertemu di acara pesta empat tahunan perusahaan keluarga Kiara di Jakarta beberapa minggu lalu. Namun, siapa sangka kini mereka bersekolah di tempat yang sama? Ternyata Kiara adalah murid baru di sekolah ini, mendaftar hanya sehari sebelum Aran juga pindah. Kebetulan yang luar biasa menurutnya.

Dengan keadaan seperti ini, Aran merasa bersemangat untuk menjalin persahabatan yang baik, sama seperti hubungan ibunya dengan keluarga Kiara.

Setelah semua buku yang diperlukan berhasil dikumpulkan, Aran dan Rindu kembali ke kelas sebelum melaksanakan ibadah sholat di masjid sekolah.

Sementara itu, di sisi lain, Kiara, Jihan, Hasna, dan Mita sedang menikmati makanan mereka di UKS. Karena Kiara baru saja merasa lebih baik, ia belum bisa kembali ke kelas atau pergi ke kantin. Alhasil, ketiga temannya pun menemani Kiara makan di UKS. Untungnya, tidak ada pasien lain di sana, sehingga perawat mengizinkan mereka untuk menikmati makan siang.

Kiara menikmati bekal yang dibawanya. Sebelumnya, ia menitipkan pesan kepada Hasna untuk membawa bekalnya ke UKS, dan Hasna pun datang dengan bekal tersebut.

"Siapa yang mau sambal nih?" Mita menyodorkan sambal dari menu ayam bakar yang ia beli di kantin.

"Kamu nggak suka pedas?" tanya Hasna sambil tertawa.

"Mita mana suka pedas!" sahut Hasna dengan sindiran.

"Ooh, sini boleh buat aku?" Kiara meraih sambal itu.

Namun, tangan Jihan menghentikan gerakan Kiara. "Kamu boleh makan pedas?" tanya Jihan dengan hati-hati.

"Boleh kok, tapi jangan berlebihan. Gimana kalau kita bagi saja?" usul Kiara, disetujui oleh Jihan dan Hasna. Ketiganya pun berbagi sambal bawang tersebut.

"Makasih, Mita!" seru ketiganya serentak, lalu melanjutkan makan siang mereka dengan penuh keceriaan.

Di tengah kenikmatan makan siang mereka, pintu ruangan tempat Kiara dan teman-temannya beristirahat tiba-tiba diketuk beberapa kali. Jihan segera berdiri dan membuka pintu.

"Eh, Mas Argi?" sapanya dengan kaget.

Argi tersenyum, lalu menatap ke dalam ruangan, memperhatikan teman-teman Kiara yang lain.

"Lagi pada makan, ya? Maaf, saya jadi ganggu," ucapnya dengan ramah.

"Nggak ganggu kok, Mas. Ada apa ya?" tanya Kiara yang hendak turun dari ranjangnya.

"Jangan turun! Di sana saja. Ini, saya bawakan makan siang dari kantin buat kamu, Ra," Argi menjelaskan sambil mendekati Kiara dan menyodorkan kantung plastik berisi makanan.

Just Me (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang