31 : Kemampuan Anjani

155 81 107
                                    

Kamis, 8 Agustus 2024
.
Selamat malam Jumat semua!
.
Semoga hari-hari kalian selalu bahagia di manapun kalian berada.
.
Happy And Enjoy♡
——————————

"Sekarag gimana? Apa yang harus kita lakukan? Aku rasa Kiara mulai mengingat apa yang dia lupakan," kata Neva dengan nada yang cemas.

"Itu semua berawal dari kamu!" balas Aryo, memotong cepat.

"Kenapa jadi salahku?"

"Iya! Semuanya berawal dari kecerobohanmu, Neva!" Aryo membentak tajam.

"Tapi kan, aku sudah bilang aku nggak tahu kalau Kiara sudah pulang dan mendengar aku menelepon—"

"Bukan dari situ masalahnya!" potong Aryo lebih keras.

"Apa lagi maksud kamu?" Hati Neva mencelos, firasatnya mengatakan jawaban Aryo akan lebih rumit dari dugaannya.

"Kiara mulai mengingat saat kamu masak nasi goreng putih minggu lalu! Kamu tahu itu makanan favorit Eza, kan? Kamu sengaja?"

Neva terdiam, terpaku oleh tuduhan Aryo. Hari itu ia memang membuat nasi goreng putih, masakan favorit mendiang Eza, karena merindukan putranya yang tak lagi ada. Tak terpikir olehnya kalau itu akan membangkitkan ingatan Kiara.

"Kenapa Kiara nggak bilang langsung sama aku?"

"Mau bilang apa? Memangnya waktu itu kamu ada di rumah? Tentu saja dia bertanya ke aku, untung saja aku bisa alihkan pembicaraan," balas Aryo, suaranya menahan emosi.

"Ck, aku capek! Aku capek kalau harus seperti ini. Aku nggak sanggup menyembunyikan identitas Eza, aku juga yang tersiksa karena nggak bisa leluasa merindukan dia." Neva menitikkan air matanya. Ia benar-benar tersiksa dengan keputusan ini.

"Bagaimanapun juga kita sudah terlanjur sejauh ini. Kita harus berpikir cara apa supaya ingatan Kiara nggak pulih secepat itu, kalau tidak pasti dia sangat kecewa ke kita."

"Hal itu pasti akan terjadi cepat atau lambat. Kita memang sudah salah langkah dari awal, Mas! Gara-gara kamu! Apa sebenarnya tujuan kamu, hah?!" Neva mendorong Aryo.

"Apa maksud kamu? Sudah jelas kita menyembunyikan identitas Eza demi kebaikan mental Kiara sendiri. Kalau dia tau apa yang sudah terjadi, apa dia nggak akan menyalahkan dirinya sendiri?"

"Dia pasti akan menyalahkan dirinya sendiri dan bagaimana kalau dia nekat? Kamu mau kehilangan anak untuk yang kedua kalinya, Va?"

"Cukup, Mas!" teriak Neva sambil memejamkan matanya erat.

"Aku nggak mau kehilangan lagi, luka kepergian Eza belum sembuh sampai saat ini ...." lirihnya.

Emosi keduanya perlahan meredam. Aryo berusaha supaya Neva tidak mencurigainya lagi.

"Nggak ada yang mau kehilangan untuk yang kedua kalinya, maka itu kita harus jaga Kiara, jaga mental dia. Karena kita yakin, penyebab kecelakaan itu pasti ada karena ulah dia juga. Kita harus ikhlas. Kalau dia tau, pasti mentalnya bakalan down dan dia merasa sangat-sangat bersalah."

"Kalau suatu waktu dia mengingat semuanya, kita utarakan juga maksud kita itu demi kebaikan dia," lanjut Aryo dengan nada pelan. Ia juga mengusap bahu Neva untuk menenangkannya.

── ✦ ── 

"Apa aku sebenarnya bukan anak tunggal? Dan Eza itu kakak kandung aku yang kecelakaan bareng juga?"

Anjani tampak berpikir. Ini masalah yang cukup rumit menurutnya. Kemampuannya belum sehebat itu sampai bisa mengetahui apa yang terjadi dengan keluarga temannya itu. Kecuali jika Tuhan berkehendak untuknya.

Just Me (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang