28 : Kemampuan Banu

183 95 82
                                    

Kamis, 18 Juli 2024
.
Selalu kembali pada Malam Jumat untuk menemani kalian!
.
Selamat membaca semuanya, jangan lupa beri dukungan dengan Votment!
.

Happy and enjoy♡
——————————

Ia menerjapkan matanya perlahan. Netranya tak menangkap satu pun cahaya, hanya bagian tubuhnya saja yang dapat dilihatnya.

Dengan pandangan yang gelap, ia juga merasa sesak dan panas saat ini. Namun yang anehnya, tak ada rasa takut yang ia rasakan.

Ia beranjak dari posisi duduknya yang menyandar pada papan atau apapun itu ia tak bisa melihatnya karena gelapnya suasana di sekitarnya. Tangannya hanya bisa meraba-raba dinding papan itu hingga akhirnya menemukan sebuah tombol seperti saklar lampu. Ia pun menekannya ke bawah dan seketika tempatnya berubah.

Orang-orang berlarian kesana kemari dengan gerakan lambat, ia merasa waktu diperlambat untuknya melihat kejadian mengerikan ini. Bangunan di sekitar orang-orang itu termasuk tempatnya berdiri saat ini diselimuti asap tebal dan menyala berwarna merah. Sang jago merah telah membakar hampir seluruh bangunan dan menjebak orang-orang di dalamnya. Langit berwarna orange pun hampir tertutup oleh tebalnya asap hitam.

Suara-suara teriakan tolong, jeritan dan tangisan yang pilu bercampur menjadi satu. Yang menarik perhatiannya, ia melihat sebuah ruangan yang hampir seluruhnya terbakar dan orang-orang di balik pintu teralis ruangan itu tak bisa keluar. Mereka berteriak meminta pertolongan, namun semua orang di luar abai.

Orang-orang yang mengenakan pakaian dinas kehijauan itu hanya menyelamatkan dirinya sendiri dan rekan-rekan mereka yang hampir tumbang.

Jago merah semakin menyala di atas atap. Menari-nari menghanguskan atap dari kayu sampai berjatuhan ke bawah. Terdengar kembali lebih keras teriakan seseorang yang kesakitan dengan tangisan menjadi satu yang terdengar sangat pilu dari beberapa ruangan tertutup dengan pintu teralis besi.

Ada satu suara yang terdengar jelas dan ia ingat.

"Selamanya tempat ini akan tercium bau mayat kami!"

Kiara memejamkan matanya saat sebuah kayu terbang ke arahnya, tubuhnya gemetar menanti rasa sakit yang mungkin akan tercipta dari hantaman keras kayu. Namun beberapa menit tak terjadi apa-apa ia membuka matanya.

Dengan pejaman mata sekejap pandangan sekitarnya berubah. Tak ada lagi jago merah yang melahap bangunan sekitarnya. Ada banyak mobil pemadam yang telah memadamkan jago merah. Banyak genangan air menggenang bersama abu yang menyatu.

Sirine Ambulance terdengar memekikkan telinga. Banyak kantung jenazah di jalanan depan yang ditangisi oleh banyak warga sekitar yang menutup hidungnya karena bau hangus disertai bau daging yang terbakar tercium pekat.

Kiara tak kuat dengan bau itu. Ia merasa mual membayangkan korban-korban yang terbakar. Akhirnya ia pergi menjauh dari depan sana dan berjalan memasuki bangunan yang hampir runtuh dan gosong.

Banyak petugas mengevakuasi korban-korban dalam ruangan yang tinggal setengah tembok saja. Mereka saling memberi tahu tentang penemuan mereka terkait tubuh para korban yang habis terbakar. Ia juga sempat melihat sebuah tangan gosong tanpa tubuh yang diangkat oleh petugas itu.

Just Me (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang