05 : Pengakuan

401 222 115
                                    

Halo, selamat Malam semua!

Sebelum membaca, pencet tanda bintang di bagian pojok bawah kiri yok!!
.

Tandai untuk typo ⚡
.
.

Happy and enjoyy🍒
------------------------------

Raka perlahan membuka matanya ketika merasakan ada guncangan kecil di punggungnya. Seperti ada yang menggerakkan Ranjang pasien yang ia jadikan sandaran. Ia tak tahu mulai pukul berapa dirinya terlelap tadi, di sisi nya ada Liam yang tertidur dengan tangannya sendiri menjadi bantalannya.

Ia kembali tersentak saat ranjang itu bergerak menabrak punggungnya dan terdengar suara orang seperti sedang sesak napas.

Ia sontak beranjak dan melihat ke arah Kiara. Nyawanya yang tadi belum terkumpul, kini langsung terkumpul ketika melihat tubuh Kiara yang kejang-kejang.

Raka kalang kabut, ia bingung bagaimana cara menangani ini. Semua keluarganya sudah tertidur dalam ruangan, tak ada yang tahu bahwa Kiara kejang dini hari ini. Ia melihat sebuah tombol tepat di belakang ranjang pasien, segera Raka memencet tombol itu dan keluar mencari pertolongan cepat.

"Bang! Bangun!" Raka membangunkan Liam dengan tangan yang mulai bergetar.

"Bang!"

"Eugh, iya kenapa?"

"Kiara kejang! Gua segera cari Dokter, lo bantu disini Bang, belum ada yang bangun, jangan bikin yang lain kaget atau panik!"

"Iya cepat!" Liam memanggil-manggil nama Kiara dan menahan tubuh gadis itu yang bergerak tak tentu arah.

"Kiara! Kiara sadar! Ini Mas Liam, Kiara!" Liam hanya bisa mengeluarkan suara yang lirih, ia tak ingin membuat yang lain panik dan terkejut.

Ia terus berusaha membuat Kiara sadar. "Kiara, istighfar Kiara! Ini Mas!"

Tubuh Kiara masih terus kejang-kejang, mata Gadis itu terbuka namun sudah terlihat putih semua. Liam terus merapalkan doa dan memanggil Kiara, berusaha untuk menyadarkannya.

Tak lama Raka kembali bersama Dokter Wanita dan bersamaan pula Baskala dan Aryo masuk ke dalam ruangan. Raka melihat Neva, Bundanya dan Lika sudah terbangun.

Neva berada dalam pelukan Safila dan Lika berada di samping Neva, ia ikut menenangkan Neva yang menangis sesegukan.

"Mohon minggir sebentar!" Titah Dokter Ina.

Beberapa menit kemudian kejang Kiara berhenti. Kondisi mulai kembali stabil. Mereka semua mendekat ke arah ranjang pasien Kiara.

"Bagaimana keadaan Anak saya, Dok?"

"Ada beberapa hal yang saya temukan pada kondisi Pasien pasca kecelakaan. Di antaranya yaitu kejang. Saya akan pastikan dahulu hal ini bersama Dokter Heru, karena beliau yang menangani kondisi dalam Pasien. Perwakilan keluarga, bisa ikut saya ke ruangan Dokter Heru!" kata Dokter Ina. Aryo mengangguk.

"Tapi ini sudah aman, Dok?" tanya Neva sangat khawatir.

"Sudah, kalau ada keadaan darurat bisa langsung memencet tombol darurat seperti tadi. Saya permisi."

Raka menghela napasnya lega seraya menyandarkan punggungnya pada tembok ruangan. Perasaan takut masih menyelimutinya, wajahnya sedikit pucat karena panik.

Lika yang menyadari itu membawakan sebotol minuman untuk Raka.

"Minum, Ka!"

"Terima kasih, kak." Lika mengangguk. Gerakannya tentu tak luput dari pandangan Liam yang berdiri tepat di sebelah ranjang.

Just Me (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang