04 : Tipuan dan Tiruan

416 222 128
                                    

Hallo, selamat malam semua!
Gimana kabarnya? Semoga baik-baik saja
.
.
Sebelum baca, jangan lupa Vote, komen, dan kasih tanda ⚡ kalau ada typo ya!
.
.
Happy and Enjoyy🍒
--------------------------

"Identitas jenazah bernama Kara Renjani, apakah Anda dari keluarga jenazah ini?"

Raka terdiam. Itu bukan nama sahabatnya. Melihat respon Raka yang kebingungan, perawat itu membuka wajah jenazah yang mereka bawa. Sontak Raka memanglingkan wajahnya ketika beberapa detik sudah melihat wajah jenazah itu. Itu bukan Kiara.

"Bukan, maaf saya kira itu teman saya yang bernama Kiara Lovenia Sandrina," kata Raka.

Salah satu perawat mengkode untuk kembali melaju. Raka membuang napasnya kasar, ia sudah takut bukan main saat mendengar kabar buruk itu, ditambah perawat keluar bersama jenazah yang ia sempat kira itu adalah Kiara. Dan nama jenazah itu juga sedikit mirip dengan Kiara, untungnya telinganya masih bisa bekerja sama di tengah hatinya yang kalut.

Pintu ruang ICU kembali ditutup, namun sebelum perawat yang menutup pintu itu, menutup pintu dengan sempurna, Raka berseru menghentikan gerakan perawat itu.

"Maaf Bu, bagaimana keadaan pasien bernama Kiara Lovenia Sandrina?"

Perawat yang berusia sudah lumayan tua itu kembali membuka satu pintu ruang ICU lalu keluar dan menutupnya kembali karena ruangan ber-AC.

"Apa benar kondisi teman saya mengalami penurunan?" sambung Raka.

Perawat itu mengangguk pelan. "Pasien bernama Kiara sempat mengalami henti jantung. Namun puji Tuhan, mukjizat datang kepada temanmu itu sehingga kini kondisinya sudah lebih membaik dan ada kemungkinan pasien akan sadar tak lama lagi." Mendengar penjelasan sang perawat, hati Raka sangat lega.

"Pasien juga sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat. Silakan apabila Anda kerabatnya, bisa segera mengurus kepindahan pasien," kata perawat itu. Raka mengangguk paham. Dirasa cukup, perawat itu kembali masuk ke ruang ICU.

"Raka!"

Raka melihat ke arah keluarganya datang, ada juga kedua orang tua Kiara yang mendekatinya.

"Dimana Kiara? Tadi yang lewat bukan Kiara kan?" tanya Neva dengan khawatir, bisa Raka lihat ada bekas air mata yang mengalir di pipi Wanita itu.

Raka menggeleng dan tersenyum. "Syukur bukan Tante, Kiara ada di dalam. Kata perawat tadi, Kiara sempat mengalami henti jantung, tetapi sekarang kondisinya sudah membaik dan bahkan sudah bisa dipindahkan ke rawat, Tan," jelas Raka. Semuanya serempak mengucapkan syukur kepada Tuhan.

"Ya sudah, kalau begitu Om ngurus administrasi kepindahan Kiara dulu." Raka mengangguk.

"Berarti Kiara sudah sadar?" tanya Baskala.

"Belum, Yah. Cuman kondisinya saja yang membaik. Kemungkinan nggak lama lagi bakalan sadar," kata Raka.

Neva dan Safila berpelukan haru. Ada banyak harapan untuk kesembuhan Kiara.

Tak lama kemudian, Aryo kembali bersama salah seorang Dokter, tak lain ialah Dokter Heru. Mereka semua berjabat tangan.

"Selamat malam semuanya, saya ikut berbahagia melihat perkembangan baik kondisi Kiara walau sebelumnya sempat mengalami henti jantung. Jarang ada kondisi penurunan drastis dan setelah itu kondisi malah semakin membaik," kata Dokter Heru.

Just Me (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang