01 : Ketidakpastian

718 279 262
                                    

Hai, bagaimana kabar kalian semua?
Selamat datang di cerita saya, semoga kalian suka♡
.
.
Jangan sungkan untuk kasih kritik dan saran ya!
.
.
Jangan lupa vote, komen, dan share ke teman kalian, terimakasih atas dukungannya!
.
-------------------------------------------
Cerita ini saya tulis sesuai karangan saya sendiri, bila ada kesamaan pada cerita, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
.
Happy and Enjoy♡
.
----------
.

Suara teriakan meminta tolong dan meminta ampun disertai jeritan isak tangis pilu yang mengerikan, membuat seorang Gadis yang tengah berdiri di suatu tempat yang gelap menutup telinganya yang berdengung sakit.

Gadis itu berjalan dengan sedikit berlari mencari jalan keluar. Kegelapan terus menyertainya dan ia merasakan pengap yang amat terasa membuatnya sesak.

Ia berharap bisa menemukan jalan pulang, yang sebenarnya ia juga tak tahu dirinya sekarang ini dimana. Ia juga tak ingat apa yang sebelumnya terjadi dan mengapa dirinya berada di tempat gelap seperti ini.

Suara itu terkadang terdengar jauh dan terkadang pula terdengar sangat dekat, saat ini ia kembali mendengar suara jeritan entah dari mana asalnya yang suaranya membuat telinganya kembali berdengung.

"Tolong, aku ada dimana ini? Aku ingin pulang ya Tuhan ...."

Seketika suara jerit tangis itu sirna. Suasana sangat hening dan senyap. Seakan gangguan tak kasat mata itu menghilang ketika ia mengingat dan mengucapkan panggilan pada Sang Pencipta.

Gadis itu terus mengusap lengannya yang tak berhenti merinding. Lama kelamaan kepalanya terasa sangat sakit.

"Kiara?"

Gadis itu tersentak dan langsung membalikkan badannya. Matanya berbinar, tanpa terasa air matanya berlinang ketika ia mengetahui sosok yang memanggilnya tadi.

"Mas Eza!"

Gadis bernama Kiara itu berlari ke arah Lelaki yang berdiri di depannya. Namun semakin ia mendekati Lelaki itu, rasanya semakin jauh jarak mereka. Padahal sebelumnya mereka hanya berjarak satu meter saja.

"Mas? Kenapa Mas Eza semakin menjauh? Kiara mau peluk Mas Eza, Kiara takut," ucap Gadis itu dengan suara yang bergetar.

Lelaki itu hanya tersenyum. Senyuman yang hampir selama satu minggu ini tak pernah terlihat lagi.

"Mas bau, Kiara nggak boleh peluk Mas," jawab Lelaki itu diiringi tawa.

"Mas!" Pekik kesal Kiara.

"Hahahaha, sini-sini!"

Kiara kembali berlari mendekati Lelaki itu. Kini, jarak mereka tak kembali jauh, melainkan semakin dekat dan akhirnya Kiara dapat memeluk sosok tersebut.

"Mas Eza, Kiara kangen banget sama Mas Eza. Nggak tahu kenapa, padahal 'kan kita selalu bersama." Sosok itu tersenyum tipis mendengar keluhan sang Adik dalam dekapannya.

"Kan, Mas Eza ngangenin orangnya."

"Ih Mas! Bercanda terus, Kiara lagi serius padahal," rajuk Kiara.

Just Me (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang