08 : Gangguan lain

370 185 97
                                    

Hallo
Bagaimana kabar kalian?
Sebelum baca, mari tekan tanda bintang bagian bawah ya! Dan jangan lupa beri saya kritik dan saran untuk cerita saya.
Tandai seperti ini '⚡' untuk typo ya!
Terimakasih..
.
.

Happy and enjoyy🍒
------------------------------

Liam berjalan dengan santai menuju ruang Teknisi.

Kebetulan hari senin ini, jadwal ia membuka kedai kopinya ialah pukul empat sore nanti. Jadi, ia bisa menjaga Kiara di Rumah Sakit terlebih dahulu.

Kedai kopi yang Liam buka bernama "Kedai Kopi Teh".

Pencetusan nama kedai itu, ketika ia tengah bersama Eza. Kala itu mereka sedang berada di sebuah warung kopi dekat Universitas keduanya. Eza yang memang memiliki kepribadian ceria dan ramah, tepatnya sedikit tak punya rasa malu itu selalu menyapa cewe-cewe yang melewati kedai kopi nuansa Outdoor itu.

"Teh, ngopi atuh!" Dalam bahasa sunda, kata 'Teh' merupakan panggilan untuk seorang gadis. Memang Almarhum sahabatnya itu senang sekali menyapa para cewek-cewek kampusnya seperti itu, namun yang disapa olehnya juga tak tersinggung, justru membalas sapaan Eza.

Dari moment-moment seperti itulah yang membuatnya terpikir memberikan nama Kedai kopinya dengan sebutan 'Teh'. Kata itu juga bukan hanya sekedar nama, tetapi ia juga menyediakan menu kopi yang dicampurkan oleh teh, ataupun jenis minuman teh lainnya.

Kedai kopi miliknya terus berada di masa jaya dari saat mereka lulus hingga satu tahun lulus ini. Itu semua tak akan berjalan apabila tak ada bantuan dari teman-temannya terutama Eza dan Lika.

Ketiganya memang menyatukan pikiran mereka saat masih kuliah untuk membuka suatu usaha, akhirnya saat lulus, Liam yang mengajukan diri sebagai Owner usaha tersebut dan bisa membangun sebuah kedai kopi yang banyak digemari para mahasiswa di kampus maupun remaja lain.

Berkat Eza dan Lika juga, usahanya terus berjaya hingga ketika kabar duka itu datang. Liam menutup usahanya sementara dan berniat akan kembali buka sore nanti. Ia dibantu oleh rekannya bernama Oji dan Nathan. Mereka berdua juga memahami Liam, mengapa tutup kedai selama satu minggu kemarin.

Ketenaran Eza bermula ketika mereka berdua masuk dalam Organisasi yang ada di Universitas itu. Berkat kedekatannya dengan Eza juga, membawa namanya ikut tenar kala itu. Banyak orang yang ingin berteman bersama mereka, jadi tak salah jika pada hari pemakaman sahabatnya itu, banyak sekali orang yang datang. Dari mulai alumni mahasiswa setara, adik tingkat maupun alumni kakak tingkat, dan juga para dosennya dulu. Banyak sekali papan ucapan berduka yang dipenuhi karangan bunga dari mana 'pun.

Kembali pada saat ini, Liam sudah berada di depan ruangan berketerangan Ruang Teknisi.

Ia mengetuk pintu itu tiga kali. Tak lama, pintu terbuka dan menampakkan seorang Pria dengan badan yang berisi serta kumis tebal di atas mulutnya.

"Ada perlu apa, Mas?" tanya Pria itu.

"Saya dari kerabat pasien ruang VIP nomor delapan. Tadi ada laporan bahwa telah terjadi hal yang tidak diinginkan, Pak. Ada yang berbuat tidak baik di ruangan itu ke saudara saya. Jadi, saya ingin melihat CCTV nya dan tadi juga sudah berbincang dengan perawat," jawab Liam. Pak Indro mengangguk, kemudian mengajak Liam masuk ke dalam.

Liam mengikuti langkah pak Indro ke dalam ruangan Teknisi. Ruangan ini terdiri dari dua ruangan yang menjadi satu. Ketika ia masuk ke dalam, ia harus masuk lagi ke dalam, tepatnya ke ruangan yang penuh dengan rekaman layar TV yang menampakkan rekaman tiap CCTV Rumah Sakit.

Just Me (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang